MTPJ 23 – 29 Juni 2019

0
941
TEMA BULANAN : “Keluarga Sebagai Pangkalan Misi”
TEMA MINGGUAN : “Maju Bersama Tuhan”

BACAAN ALKITAB : Hakim-Hakim 4:1-24

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Aksi kekerasan dewasa ini sering terjadi di beberapa daerah baik dalam rumah tangga, sekolah, penjara, atau tempat tertentu di masyarakat luas. Ada kekerasan atas nama kelompok, agama, suku, ras, tetapi juga secara pribadi. Kekerasan bukan hanya didengar, tetapi disaksikan langsung secara cepat di televisi, internet dan media lainnya. Seseorang yang mengalami kekerasan, otomatis akan trauma, brutal, bengis, sinis, depresi, dendam, malu, ganguan jiwa, dan lain-lain. Karena itu fenomena krusial yang meresahkan dan memiriskan ini perlu di tangani secara serius oleh pihak pemerintah, organisasi yang berkom-peten tetapi juga oleh semua agama apalagi gereja. Gereja tidak boleh diam melainkan harus menyikapi secara, proaktif, komunikatif dan memberi perlindungan setiap bentuk kekerasan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran anggota rumah tangga telah menjadi perhatian dari lembaga sosial masyarakat, pemerintah dan gereja. Dan dalam rangka Hari Bidan Nasional, Hari Anti Narkoba, Hari Peduli Korban Penyiksaan International dan Hari Keluarga, maka tema minggu adalah “Maju Bersama Tuhan” untuk memerangi kekerasan dengan melibatkan semua komponen masyarakat dan bangsa.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Hakim ditetapkan oleh Tuhan untuk memimpin umat-Nya supaya umat tahu bagaimana seharusnya hidup sesuai perintah-Nya.  Kitab Hakim-hakim menyebutkan ada 17 hakim dan hanya satu orang perempuan yakni Debora (artinya: Lebah), istri Lapidot (“nyala dari kilat”), ia juga seorang nabiah. Israel biasa menjumpainya untuk meminta saran, pertimbangan hukum dan jalan keluar dari suatu persoalan. Kapasitas hakim Debora penting bagi Israel dalam menghadapi penindasan oleh Yabin raja Kanaan karena sudah berlangsung selama duapuluh tahun. Lamanya kekerasan ini memang disadari sebagai bentuk hukuman Tuhan akibat ketidaksetiaan umat. Andalan Yabin ialah panglimanya yang tangguh, kuat, hebat dan loyalis  yakni Sisera, yang memiliki sembilan ratus kereta besi. Israel berseru kepada Tuhan (ayat 3) atas penindasan yang sangat kejam dialami mereka. Israel tidak lagi aman karena dimana-mana terjadi perampokan, mereka tinggal di gua-gua dan di gunung akibat penindasan yang membuat keterpurukan baik secara ekonomi, sosial budaya dan keagamaan maupun hak-hak asasi terpasung dan kebebasanpun terbelenggu.

Lalu Debora menyuruh memanggil Barak (artinya: Suluh, kilat) bin Abinoam dari Kedesh sebagai Panglima Perang. Kata “menyuruh” memiliki makna bahwa wibawa Debora tidak diragukan oleh siapapun termasuk Barak. Kata Debora kepada-nya: Bukankah Tuhan menyuruh engkau maju dengan sepuluh ribu orang dari suku Naftali dan Zebulon ke sungai Kison dan Tuhan akan menggerakkan Sisera dengan keretanya dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu?(ayat 6,7). Tetapi Barak menjawabnya: jika engkau turut maju, maka akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju, maka akupun tidak maju,  (ayat  8). Kata Debora: baik, aku turut! Hanya engkau tidak mendapat kehormatan, sebab Tuhan akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan. Debora berkata lagi kepada Barak: Bersiaplah, inilah harinya Tuhan akan menye-rahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah Tuhan telah maju di depanmu?(ayat  14). Hal ini dimaksudkan bahwa Tuhan  telah maju  terlebih dahulu untuk memerangi kejahatan walaupun peran Debora turut mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan.  Kata “bukankah” dua kali diucapkan Debora sebagai seorang Nabiah, bahwa Tuhan sudah berfirman untuk maju berperang dan kemenangan akan mereka raih, tetapi terkesan Barak segan diberi wewenang dan tangungjawab. Ia terlihat takut dan kurang percaya diri atau skeptis. Keteguhan hati Debora akhirnya menyulut semangat Barak untuk berperang dengan jaminan Tuhan akan menolong Israel dan kemenangan akan mereka raih sehingga penindasan dan kekerasan berakhir. Debora sebagai nabiah turut serta berperang melawan agresi Yabin bersama dengan sepuluh ribu personil pasukan dari dua suku yakni Naftali dan Zebulon yang  memiliki keahlian dan strategi perang yang handal, digambarkan bahwa Naftali seperti rusa betina yang terlepas (Kej. 49:13,21), sedangkan Zebulon seperti pangkalan kapal (Hakim. 5:18).

Sungai Kison menjadi saksi kemenangan Israel terhadap Kanaan, Tuhan mengacaukan Sisera dan tentaranya sehingga membuat tidak  satupun pasukan Sisera yang hidup (bnd. Hakim 5:20,21).  Sisera lari dengan berjalan kaki dan tiba di kemah Yael (artinya: kambing betina), isteri Heber orang Keni itu. Yael menawarkan untuk mampir dan dilayani dengan minuman susu. Karena kelelahan Sisera tertidur, Yael mengambil patok (pasak) kemah dan palu (martil) lalu dilantakkannya di pelipis Sisera sampai ke tanah dan mati. Barak mengejar dan mendapati Sisera  sudah mati di kemah Yael. Apa yang dilakukan Yael dengan membunuh Sisera  sebagai bentuk perlindungan dalam rangka membela sukunya. Nubuatan  Debora terbukti bahwa Sisera mati di tangan seorang perempuan, dan Barak tidak mendapat kehormatan, walaupun ia seorang panglima. Tuhan Allah dimuliakan dalam pertempuran ini karena kuasa-Nya yang hebat dan dahsyat sehingga Yabin raja Kanaan di lenyapkan. Peperangan dalam Perjanjian Lama  bersifat revelatory artinya bukan perang itu sendiri yang menjadi berita utama melainkan kebesaran dan kemuliaan Allah dibanding dengan kuasa-kuasa lainnya. Selanjutnya peperangan adalah pembuktian iman bagi Israel bahwa Allah yang mereka sembah bertindak dalam sejarah untuk menyatakan kebesaran-Nya.

Makna dan Implikasi Firman
  • Sikap kuatir dan ragu-ragu harus dihilangkan dengan percaya dan meyakini bahwa Tuhan dan kuasa-Nya mengalahkan berbagai bentuk persoalan. Dia selalu ada di depan dan maju bersama kita menghadapi berbagai bentuk kejahatan. Tuhan telah maju didepan umat-Nya. Inilah perkataan yang dikatakan Debora pada Barakh, juga yang dikatakan Musa pada bangsa Israel, bahwa: “Tuhan, Allahmu yang berjalan didepanmu…” (lih. Ul.1:30-31).  Dengan iman kepada Tuhan maka musuh-musuh dapat dikalahkan
  • Sehubungan dengan peran Debora, ia setia mendengar firman Allah dan melakukannya. Iapun anti terhadap kejahatan dan Tuhan pun tidak menyukai orang yang melakukan perbuatan dosa. Begitu pula kita sebagai orang percaya, harus menunjukan sikap dengan maju bersama Tuhan dan berjalan bersama dalam menghadapi berbagai bentuk persoalan dan kejahatan yang selalu mengancam kehidupan.
  • Gereja harus maju bersama Tuhan untuk menunjukkan komitmen sebagai organisasi anti kekerasan dengan cara: tegas menolak kekerasan dalam bentuk apapun baik langsung (eksekusi) maupun tidak langsung melalui media (persekusi: pemburuan sewenang-wenang terhadap seseorang atau sejumlah warga dan di sakiti) dengan hoax (berita palsu) berupa ujaran kebencian dan sebagainya. Mengedukasi jemaat dengan firman dalam bentuk penggembalaan dan pembinaan secara kontinyu, di semua aras dan semua kategori, untuk tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap siapapun. Gereja sebagai wadah spiritual dalam pemben-tukan karakter, harus konsisten dengan tugasnya yaitu ber-sekutu, bersaksi dan melayani untuk maju dalam pelayanan bersama Tuhan Yesus sebagai Kepada gereja.

 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:       

  1. Apa pendapat saudara tentang tema Maju Bersama Tuhan sesuai  Hakim-hakim 4:1-24?
  2. Bagaimana peran keluarga, jemaat dan masyarakat dalam mengatasi berbagai persoalan?

NAS PEMBIMBING: 2 Tesalonika 3:1-2

POKOK-POKOK DOA:

  • Gereja harus Maju dan berjalan bersama Tuhan.
  • Mereka yang telah menjadi korban kekerasan dan pelaku kekerasan agar bertobat.
  • Agar gereja mampu mengajarkan tentang damai dan harmonisasi hidup bermasyarakat.
  • Pemerintah diberi hikmat untuk mengatasi setiap penindasan.

 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:

HARI MINGGU BENTUK IV

 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan: KJ No. 5  Tuhan Allah Nama-Mu

Pembukaan: NNBT No. 24  Kuasa-Mu Tuhan Selalu Kurasakan

Pengakuan Dosa: NNBT No. 27  Ya Tuhan Engkaulah

Janji Anugerah Allah: NKB. No. 195  Kendati Hidupku Tentram Dan Tenang

Ses Pemb Alkitab: KJ No. 447  Dalam Rumah Yang Gembira

Persembahan :  NKB. No. 111  Gereja Bagai Bahtera

Penutup :  NNBT No. 28  Ya Tuhan Tolong Aku

 

ATRIBUT:

Warna Dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.