MTPJ 23 – 29 Nov 2014 HUT ke-79 W/KI GMIM

1
4136

TEMA BULANAN : “Keadilan Yang Gerejawi”
TEMA MINGGUAN : “Citra Wanita/Kaum Ibu GMIM”
Bahan Alkitab: Hosea 2:19-20; 1 Petrus 3:1-6

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Dewasa ini, gereja-gereja bergumul dengan masalah-masalah gender (peran) perempuan baik di negara-negara maju maupun di negara berkembang. Bahwa peranan perempuan tidak hanya di seputar rumah tangga dan gereja, tetapi tuntutan hidup modern memberi peluang kepada kaum perempuan untuk memasuki setiap segi kehidupan.

Berabad-abad lamanya. Keberadaan perempuan dipahami hanya sebagai penyebab jatuhnya manusia ke dalam dosa, bahwa perempuan hanya sebagai penolong laki-laki sebagaimana layaknya seorang pembantu rumah tangga.

Di negara kita hampir setiap hari media cetak dan elektronik  memberitakan tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), trafficking (perdagangan manusia), pelecehan dan kekerasan seksual serta masalah seks sejenis.

Persoalan-persoalan di atas, merusak citra perempuan sebagai gambar Allah, maka gereja harus bersikap dan berperan serta bertanggungjawab atas perlakuan ketidak adilan dan kesewenang-wenangan yang dialami kaum perempuan.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Hosea 2:19-20

Hosea berada dalam sebuah masa dimana bangsa Israel sedang mengalami kekacauan akibat tidak mengandalkan Tuhan. Ketika zaman kemakmuran di masa raja Yerobeam mulai hancur, Israel bukan mengandalkan Tuhan tetapi mengandalkan kekuatan bangsa lain yaitu Asyur. Hal ini dimulai dengan kemakmuran dan kemenangan dibawa pemerintahan raja Yerobeam II yang memerintah selama 41 tahun. Namun, dibalik itu terdapat korupsi dan kemerosotan spiritual marajalela. Inilah yang menyebabkan keadaan ekonomi dan moral bangsa Israel memburuk, dan membuka jalan pada kejatuhan Israel.

            Allah dapat menggunakan berbagai macam cara untuk menyampaikan Firman-Nya kepada umat-Nya. Salah satu cara yang Allah pakai sebagai ilustrasi penyampaian pasangan adalah melalui rumah tangga keluarga Nabi Hosea. Nama Hosea berarti “Tuhan telah menyelamatkan”. Allah memerintahkan Hosea untuk menikahi seorang perempuan sundal yang bernama Gomer binti Diblaim. Keadaan perkawinan dan keluarga Hosea inilah yang dijadikan Allah sebagai gambaran perzinahan rohani (penyembahan allah lain) bangsa Israel dan pelanggaran terhadap perjanjian dengan Allah.

            Hosea 2:19-20, menunjuk pada prakarsa Allah yang hendak memulihkan citra Israel sebagai pengantin perempuan. Di sini Allah berjanji memulihkan Israel dalam hubungan perjanjian oleh kasih-Nya yang menebus dan menjadikan mereka mengenal Dia secara nyata dan pribadi. Sebagai balasan Allah mengharapkan kebenaran, keadilan, kasih setia, kebaikan dan kesetiaan dari umat-Nya. Demikian pula Allah menginginkan agar kita menunjukkan kesetiaan kepada Dia serta kasih dan belas kasihan yang sungguh-sungguh.

Kata Tuhan: Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan… ini menjelaskan tentang kasih Tuhan yang menyelamatkan. Kesetiaan Tuhan yang tanpa batas pada Israel karena Tuhan memahami keterbatasan mereka (ay.19). Kasih dan kesetiaan Tuhan yang dinyatakan pada umat digambarkan seperti langit yang mendengar bumi. Artinya hendak menjelaskan tentang perjanjian pertunanganan antara Allah dengan umat Israel. Langit menunjuk pada perjanjian dan bumi menunjuk pada umat pilihan yaitu bangsa Israel yang diikat oleh Allah dalam perjanjian.

Kitab I Petrus 3:1-6

            Dalam kitab I Petrus 3:1-6, Rasul Petrus memberi nasehat tentang kehidupan suami-isteri Kristen di dalam rumah tangga, di tengah-tengah kondisi zaman yang “bengkok dan terbalik” yang juga mencerminkan keadaan kita pada zaman modern ini. Rasul Petrus menekankan tentang karakter dan kelakuan yang harus dimiliki seorang istri, yaitu: 1). Murni dan saleh. Firman Tuhan sebagai pemurni hati dan pikiran yang takut akan Tuhan. 2). Hidup sederhana dan indah. Kehidupan yang pantas diteladani lebih khusus dalam kesederhanaan dan tidak berlebihan. 3.) Lemah lembut dan tentram. Tidak menyukai pertentangan.

Makna dan Implikasi Firman

Citra Wanita Kaum Ibu (W/KI) GMIM, di tengah-tengah kehidupan harus memiliki kebenaran, kehormatan dan kekuatan untuk melakukan  perannya.  Memiliki kecakapan, memiliki karakter, dapat dipercaya, rajin, murah hati, berhikmat dan takut akan Tuhan.

Ada dua faktor yang menyebabkan kurangnya kesadaran terhadap pentingnya peran perempuan dalam keluarga, masyarakat dan gereja dan penyebab perempuan tidak maksimal menjalani panggilannya, yaitu: pertama faktor kultur (budaya); perempuan dianggap hanya pelengkap. Kedua faktor, struktural. perempuan dianggap warga kelas dua. Dominasi laki-laki atas perempuan secara struktural semakin berkembang dan menyebabkan kaum perempuan, baik secara sadar maupun tidak sadar menerima dan menyetujui kekuasaan laki-laki sebagai sesuatu yang wajar.Dalam rangka pemulihan citra perempuan, gereja harus mengambil peran dengan mewujudkan kasih, kesetiaan, dan ketaatan. Inilah yang Allah lakukan terhadap Israel dengan menerima mereka kembali.

Setiap wanita harus membekali dirinya dengan kecerdasan spiritual, intelektual, emosi dan sosial agar tidak diperlakukan dengan sewenang-wenang. Dengan demikian perempuan diharapkan dapat memberi pengaruh positif di lingkungan dimana dia ada. 

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa yang saudara pahami tentang kalimat “Aku akan menjadikan engkau istri-Ku” menurut Hosea 2:19 ?
  2. Apa Citra Perempuan menurut I Perus 3:1-6 ?
  3. Menurut saudara, mengapa citra perempuan dalam masyarakat, menjadi hal yang penting untuk dilakoni ?

NAS PEMBIMBING: Amsal 31:10-12 

POKOK-POKOK DOA

  • Mendoakan supaya setiap perempuan Kristen dimampukan untuk menjaga citra
  • Kepedulian gereja terhadap masalah-masalah kaum perempuan seperti, KDRT.
  • Supaya kaum Perempuan dapat menunjukan identitas diri sebagai pribadi yang cerdas iman

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN :  HARI MINGGU BENTUK IV 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan:   NKB No. 3

Pembukaan: NNBT No. 4

Pengakuan dosa & Pengampunan: NNBT No. 11

Ses Pembacaan Alkitab: KJ No. 49

Persembahan: KJ No. 367

Penutup: KJ No. 424

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.