TEMA BULANAN: “Solidaritas Kristiani dalam Kebangkitan dan Kemenangan Kristus”
TEMA MINGGUAN: “Pentakosta dan Pancasila”
Bahan Alkitab: Kisah Para Rasul 2:1-13;
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Dalam kehidupan berjemaat, perayaan hari Pentakosta sering terkesan hanya dimeriahkan oleh mereka yang beraliran gereja Pentakosta. Sementara yang lain kelihatannya biasa-biasa saja. Oleh sebab itu jangan heran kalau ada ungkapan yang sering diperdengarkan: “Gereja kami memiliki Roh Kudus”. Hal ini berhubungan erat dengan peristiwa yang terjadi di hari Pentakosta yaitu: adanya pencurahan Roh Kudus kepada para rasul. Peristiwa ini terjadi 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus.
Pernyataan bahwa hanya gereja tertentu yang memiliki Roh Kudus, membuat gereja lainnya merasa tidak nyaman dan mulai bereaksi. Akibatnya kerukunan antar gereja yang selama ini dipelihara dengan baik mulai terganggu. Pemberitaan tentang Roh Kudus yang harusnya membuat orang mengenal Tuhan berubah menjadi bahan perdebatan. Hari Pentakosta yang seharusnya menjadi kesempatan indah yang memper satukan umat di dalam Tuhan malah sebaliknya cenderung memecah belah persekutuan gereja.
Hal yang hampir sama terjadi juga dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia, ada begitu banyak paham selain Pancasila yang ditawarkan oleh berbagai pihak. Ada kelompok-kelompok radikal dengan mengatas namakan agama, organinasi tertentu sering memprovokasi masyarakat agar tertarik dan mengikuti tawaran mereka. Malahan tawaran-tawaran seperti ini datangnya bukan hanya dari dalam, tetapi juga ada yang dari luar bangsa Indonesia. Misalnya tawaran dari kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang di tolak oleh bangsa Indonesia karena bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Tawaran-tawaran tersebut perlu diantisipasi dengan cara memantapkan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasaila yang sesuai dengan kondisi kebangsaan dalam menghadapi tantangan tersebut. Pancasila sebagai dasar bangsa Indonesia dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan prasyarat bagi bangsa ini untuk dapat berdiri kukuh meraih kemajuan yang mempersatukan, harus dijiwai bersama. Pancasila adalah sumber nilai dalam mengisi pembangunan bangsa Indonesia di segala bidang, perlu terus disosialisasikan.
Pentakosta dan Pancasila sangat berperan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dalam organisasi gereja dan berjemaat karya Roh Kudus dan Pancasila merupakan kebutuhan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kisah Para Rasul Pasal 2 : 1-13.
Pencurahan Roh Kudus:
- Peristiwa ini terjadi pada hari Pentakosta (ayat 1). Kata Pentakosta yang juga sering dilafalkan Pantekosta, berasal dari Yunani: Πεντηκοστή [ἡμέρα], Pentēkostē [hēmera], “[hari] kelima-puluh”) adalah hari raya Kristiani yang memperingati terjadinya pencurahkan Roh Kudus kepada para rasul di Yerusalem, tepatnya terjadi 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus. Sebelumnya hari raya Pentakosta adalah hari raya orang Yahudi yaitu hari raya tujuh minggu (Imamat 23:15-22) dimana umat Yahudi merayakan akhir masa panen. Hari raya ini disebut juga sebagai Hari Raya Pertemuan Kudus yang dalam merayakannya umat tidak boleh melakukan pekerjaan berat dan semua laki-laki Israel harus hadir di tempat kudus. Ketika orang percaya yang jumlahnya sekitar 120 orang (Kisah Para Rasul1:15) berkumpul di Yerusalem pada waktu itu, para murid Yesus berada di sebuah rumah (yang dikenal sebagai rumah Petrus). Di rumah tersebut mereka bertekun, dan berdoa menanti janji Yesus tentang pencurahan Roh Kudus (Kisah Para rasul 1:8,13-14,).
- Tanda-tanda kehadiran Roh Kudus pada waktu itu:
- Ada bunyi seperti tiupan angin keras (ayat 2). Pneuma, dapat berarti angin, dapat juga berarti Roh. Angin merupakan lambang dari kuasa Roh dan dari keberadaan-Nya yang tidak kelihatan (bandingkan Yohanes 3:8).
- Kelihatan adanya lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada para Rasul (ayat 3). Hal ini mau menunjukan bahwa hal berbicara dan bersaksi itu merupakan tugas para murid dan untuk menjalankan tugas itu Roh Kudus akan memberikan kesanggupan kepada mereka.
- Para murid dapat berkata-kata dalam berbagai bahasa lain (ayat 4). Bahasa itu adalah bahasa yang diberikan Roh itu kepada mereka untuk dikatakan, sehingga orang-orang yang men dengar dapat memahami apa yang dikata kan para murid Yesus sesuai bahasa bangsa mereka masing-masing (ayat 9-11). Ada pendapat lain dari para ahli yang mengatakan bahwa sesungguhnya yang terjadi waktu itu bukan hanya mujizat berkata-kata tetapi juga mujizat mendengar sehingga orang-orang dari berbagai bangsa boleh mengerti apa yang dikatakan para rasul.
- Tanda-tanda itu memberikan gambaran dan penjelasan tentang apa yang terjadi, yaitu adanya kekuatan, keagungan, dan kekudusan Roh Allah. Roh Allah memberi terang, kehangatan dan membakar semangat pemberitaan Injil.
- Roh Kudus dalam Kisah Para Rasul dan Injil Lukas (Lukas 1:35, 4:1, 14, Kisah Para Rasul 2:1-13; 8:29, 39; 9:31; 16:6-8, 20:22), berperan mengaruniakan karunia khusus bagi para murid-Nya seperti karunia berkhotbah dan bagi para pendengar sehingga mereka dapat memahami apa yang disampaikan dalam berbagai bahasa.
- Pencurahan Roh Kudus ini merupakan penggenapan dari janji Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya dengan maksud untuk memberi mereka kuasa dan keberanian dalam menyampaikan Firman-Nya.
- Di Yerusalem berdiam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa (ayat 5). Hal tersebut dapat dimaklumi, sebab Yerusalem menjadi pusat keagamaan Yahudi yang penting. Juga karena waktu itu ada perayaan hari raya Pentakosta. Menurut tradisi para rabi hari raya Pentakosta atau tujuh minggu adalah ulang tahun pemberian HukumTaurat di gunung Sinai di mana suara Allah didengar oleh setiap bangsa di seluruh bumi. Orang Yahudi yang saleh adalah orang-orang Yahudi yang sejak pembuangan di Babel (tahun 722 dan 597 sebelum.Kristus), terpencar di berbagai negeri orang (diaspora), merekalah yang kembali ke kota dan tinggal di Yerusalem untuk menghabiskan sisa hidup mereka.
- Orang banyak bingung dan tercengang-cengang menyaksikan perbuatan-perbuatan yang dilakukan Allah melalui para rasul yang dapat berkata-kata dalam berbagai bahasa (15 macam bahasa) sesuai dengan bahasa orang-orang yang ada waktu itu. Orang banyak juga berkata: “apa artinya ini”. (ayat 6-12). Bahasa yang dipakai oleh para rasul diterjemahkan langsung oleh Roh Kudus ke dalam berbagai bahasa sehingga mudah dimengerti.
Makna dan Implikasi Firman
Dari penguraian teks Alkitab tersebut di atas, dapatlah dikatakan bahwa: Pentakosta atau hari Pentakosta membuat banyak orang mengenal Tuhan Allah dan kekuasaan-Nya yang menyelamatkan. Demikian juga halnya dengan Pancasila, khususnya sila pertama mau menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang mengakui adanya Tuhan yang Maha Esa yang berkuasa di atas segalanya; Tuhan adalah sebab pertama dari segala sesuatu dan segala sesuatu bergantung pada-Nya. Oleh sebab itu kerukunan beragama itu perlu dikembangkan terus. Bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang sekuler dan bukan negara agama yang berdasarkan pada agama tertentu.
Roh Kudus yang berkarya melalui para murid Yesus di hari raya Pentakosta, mampu mempersatukan manusia dari berbagai suku bangsa. Hal mempersatukan ini juga merupakan nilai dasar yang terdapat dalam Pancasila khususnya dalam sila ketiga: “Persatuan Indonesia” artinya adanya suatu pengakuan terhadap hakikat satu tanah air, bangsa, bahasa dan negara Indonesia, yang seluruhnya merupakan suatu keutuhan. Juga terkandung didalamnya cinta tanah air, tidak membeda-bedakan sesama warga negara Indonesia, cinta perdamaian dan persatuan, tidak mengagung-agungkan suku, daerah tertentu.
Melalui hari Pentakosta, para murid dan gereja Tuhan diajak untuk bersaksi tentang Yesus yang menyelamatkan. Artinya Allah dengan Roh-Nya yang Kudus membakar semangat orang percaya agar dengan penuh keberanian mau menyampai-nyampaikan kuasa-Nya yang menyelamatkan itu kepada semua manusia. Berita Pentakosta tidak boleh didiamkan, berita itu harus di jemaatkan agar semua orang menjadi percaya kepada Tuhan Allah dan mempertaruhkan kehidupan hanya pada-Nya. Kita juga diajak supaya dalam solidaritas sesama anak bangsa, tetap mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan dari waktu kewaktu, dari generasi ke generasi bagi semua anak bangsa Indonesia.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- Apa yang saudara pahami tentang Pentakosta berdasarkan Kisah Para Rasul 2:1-13?
- Menurut saudara apa hubungan antara Pentakosta dan Pancasila?
- Bagaimana sikap kita sebagai warga gereja yang adalah warga negara dalam merayakan hari raya Pentakosta dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila?
NAS PEMBIMBING: Yohanes 4:23-24
POKOK-POKOK DOA:
- Para pelayan Tuhan dan pemimpin masyarakat mampu menjadi pemersatu umat baik dalam gereja maupun masyarakat dalam situasi tidak menentu sekalipun.
- Warga jemaat yang adalah juga warga masyarakat senantiasa mengutamakan Tuhan dalam segala hal.
- Sebagai anak bangsa terpanggil untuk menjalin kerukunan antar umat beragama.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN : HARI RAYA PENTAKOSTA I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan :NNBT No. 4 Naikkan Doa Pada Allah
Ses Nas Pembimbing: KJ No.237 Roh Kudus Tetap Teguh
Sesudah Pengakuan Dosa & Pengampunan: NNBT. No. 10.
Sesudah ajakan untuk Hidup Menurut Roh: KJ. No. 240a Datanglah Ya Sumber Rahmat
Persembahan: NKB. No. 100 Rindukah Engkau Mendapat Berkat Tuhan
Nyanyian Penutup: KJ. No. 257 Aku Gereja Kaupun Gereja
ATRIBUT :
Warna dasar merah dengan simbol salib dan lidah api
Terimakasih untuk postingan MTPJ nya,sangat membantu untuk kami yg kdang mndapat renungan.
Tuhan Yesus Memberkati..
#pemuda SION Tounelet Sonder