MTPJ 25 – 31 Desember 2016 Hari Natal 1

0
2453

TEMA BULANAN : “Yesus Datang Menghadirkan Kedamaian, Keadilan dan Keutuhan Ciptaan”
TEMA MINGGUAN : “Yesus Sang Imanuel”
Bahan Alkitab : Matius 1:18-25
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Perayaan Natal Yesus Kristus begitu mempengaruhi dunia. Di mana natal memberi warna kehidupan keberimanan yang berbeda. Karena natal dirayakan oleh sebagian besar penduduk dunia, dengan nuansa religius (keagamaan) yang menyejukkan dan membahagiakan. Sebab pesan natal intinya berisikan tentang Yesus Datang Menghadirkan Kedamaian, Keadilan Dan Keutuhan Ciptaan”

Namun demikian perayaan natal juga mengalami suatu per-geseran nilai. Faham-faham duniawi begitu menggoda dan merongrong umat  Kristen  dalam merayakan natal. Seperti pengaruh hedonisme (kenikmatan diri) dan konsumerisme (kepuasan materi) dalam perayaan natal terlihat ketika pera-yaan terarah pada pemuasan keinginan daging manusia. Se-hingga natal tidak lagi berorientasi dan berpusat pada pe-nyembahan dan pemuliaan akan Tuhan, melainkan hanya memuaskan diri manusia semata. Itu nyata dalam bentuk-ben-tuk perayaan natal yang bersifat pesta pora, mabuk-mabukan, perjudian, perkelahian bahkan ada panah wayer, dll.

Kondisi seperti itu sangat jauh dari makna natal yang sesungguhnya. Natal Yesus Kristus pada prinsipnya menya-takan tentang kelahiran Yesus yang adalah Imanuel, Allah beserta dengan kita. Dengan demikian perayaan natal harus menyaksikan tentang kehadiran Allah di tengah-tengah manusia. Konsep ini yang mengantar kita pada tema: Yesus Sang Imanuel. Yang dikaji lebih lanjut dalam Matius 1:18-25.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Peristiwa kelahiran Yesus dalam Injil Matius memperjelas korelasi yang utuh dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kelahiran Yesus sebagai penggenapan nubuat para nabi. Seperti berita yang disampaikan nabi Mikha, bahwa Mesias akan lahir dari keturunan Daud (Mikah 5:1, bnd. Yoh. 7:42); dan juga nabi Yesaya menubuatkan tentang seorang perempuan muda akan mengandung dan melahirkan seorang anak yang dinamakan Imanuel (Yes. 7:14, bnd. Matius 1:23).

Kelahiran Yesus Kristus adalah peristiwa kudus. Di mana Allah Yang Mahakudus menyatakan diri-Nya menjadi manusia dalam kandungan Maria sebagai seorang bayi kudus (inkarnasi Allah). Maria dikatakan dalam Matius 1:18, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus. Roh Kudus dalam teks Yunani, ἁγίου πνεύματος (Agiou Pneumatos = by the Holy Spirit). Roh Kudus dimaksud menunjuk pada Roh Allah yang disaksikan dalam Kejadian 1:2, dalam bahasa Ibrani אֱלֹהִ֔ים  וְר֣וּחַ (ve·ru·ach e·lo·him = the Spirit of God) yang berperan dalam penciptaan alam semesta dan seluruh isinya termasuk manusia di dalamnya.

Kehamilan Maria pada saat ia telah bertunangan dengan Yusuf. Bertunangan dalam teks Yunani,  μνηστευθείσης (mnēsteutheisēs = had been betrothed), menjelaskan tentang suatu hubungan khusus yang sudah diikat dalam perjanjian formal untuk menikah, yang memberikan suatu perlindungan normatif bagi hubungan Maria dengan Yusuf. itu memung-kinkan bayi Yesus mendapat pengakuan dan diterima dengan baik dalam lingkungan sosial.

Masalah kehamilan Maria membawa Yusuf dalam situasi sulit. Namun Yusuf sebagai pribadi yang “tulus hati” (δίκαιος / dikaios = a righteous man), memiliki visi yang jelas bahwa ia tidak mau mencemarkan nama baik isterinya di muka umum. Makanya ia berencana untuk menceraikan Maria dengan diam-diam (λάθρᾳ / lathra = secretly).

Saat Yusuf ‘mempertimbangkan’ dalam teks Yunani, ἐνθυμηθέντος (enthumēthentos = considered) rencananya untuk menceraikan Maria dengan diam-diam. Pada saat itu Tuhan berinisiatif menjumpai Yusuf dalam mimpi. Mimpi telah menjadi sebuah sarana Allah untuk menyatakan maksud-Nya. Seperti cerita tentang mimpi Yakub dan Yusuf dalam Perjanjian Lama.

Tuhan melalui malaikat menyapa Yusuf, sebagai keturunan raja Daud. Artinya bahwa penggenapan nubuatan tentang kedatangan Mesias melalui keturunan atau keluarga Daud harus disadari oleh Yusuf. Sehingga dia harus menerima kehamilan Maria adalah bagian dari kehendak Allah dalam keluarganya. Disampaikan kepadanya oleh malaikat Tuhan, bahwa, “Anak yang di dalam kandungan Maria adalah dari Roh Kudus.” Yang harus diberi nama Yesus dalam teks Yunani Ἰησοῦν ( iēsoun = Jesus, Yehoshua / Yosua  yang berarti ” Yahweh menyelamatkan ” (Yahweh adalah keselamatan) nama untuk Mesias.

Arti nama Yesus menunjuk pada misi kedatangan Allah ke dalam dunia ini. Misi Allah dalam Yesus adalah “menyelamatkan,” dalam teks Yunani, σώσει (sōsei = to save). Maksudnya untuk menyelamatkan manusia dari dosa (Yunani: ἁμαρτιῶν (amartiōn = sins). Dosa ialah kejahatan dalam segala bentuk. Seperti kegagalan, kekeliruan, kesa-lahan, pelanggaran, tidak mentaati hukum, kelaliman, atau ketidakadilan. Dosa adalah semua kehendak dan aktifitas hidup manusia yang bertentangan dengan kehendak Allah. Dosa membuat manusia diusir Allah keluar dari taman Eden. Itu menjadi awal penderitaan, yang nyata dalam sikap buruk manusia yang membawa kemiskinan, ketidakadilan dan juga perlakuan manusia atas alam ini.

Yesus disebut juga dengan nama Imanuel. Artinya Allah menyertai kita.  Memproklamasikan tentang Allah yang Maha Kuasa di tempat Yang Maha Tinggi, Allah dalam Roh Kudus menjadi manusia. Dengan demikian mempertegas bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia dan hidup bersama dengan manusia. Allah yang hadir dalam Yesus sebagai pernyataan solidaritas kasih Allah bagi manusia. Bentuk solidaritas Yesus adalah rela menderita dan mati untuk membebaskan manusia dari dosa.

Akhirnya, setelah bangun dari tidurnya, Yusuf mela-kukan apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Sikap itu mencermin- kan pribadi Yusuf yang taat kepada Allah. Allah juga membarui pandangan dan sikap Yusuf yang ingin menceraikan Maria, sehingga ia mengambil Maria menjadi isterinya. Yusuf tidak bersetubuh dengan Maria sampai melahirkan, dan hal ini menunjukkan betapa dia menjunjung tinggi kekudusan Allah.

Makna dan Implikasi Firman

Yesus Sang Imanuel. Allah beserta kita, memberi makna dan implikasi:

  • Mempertegas kepada gereja bahwa Allah menyertai gereja untuk misi Allah untuk penyelamatan manusia dari dosa.
  • Memberikan inspirasi bagi gereja (Jemaat, Wilayah dan Sinode GMIM) untuk menyatakan penyertaan Allah bagi manusia. Dengan mengembangkan bentuk program pela-yanan yang membebaskan jemaat dari belenggu kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme dan pengrusakan lingkungan.
  • Menjadi motivasi bagi warga gereja (GMIM) untuk merayakan natal yang menyaksikan bahwa Allah beserta kita. Natal yang dirayakan dalam nuansa kesederhanaan, dan lebih menekankan pelayanan solidaritas bagi kaum miskin. Sehingga ada pelayaan nyata bagi, anak yatim piatu, janda miskin, kaum marjinal (yang terpinggirkan).
  • Perayaan natal menjadi gerakan cinta damai dengan mengembangkan persahabatan yang menolak pertikaian dan kekerasan (panah wajer, geng motor, perkelahian antara kampung dan tindakan anarkis lainnya.)
  • Natal mendorong umat Kristen untuk menjaga keutuhan ciptaan Tuhan. Dengan mengembangkan sikap ramah pada lingkungan, pola hidup bersih, tidak membuang sampah sembarangan, melestarikan hutan.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:       

  1. Mengapa Yesus disebut Imanuel dalam Matius 1:18-25?
  2. Apa maksud kedatangan Yesus Kristus dalam dunia ini?
  3. Bagaimana seharusnya warga gereja merayakan Natal? 

NAS PEMBIMBING : Yohanes 3:16 

POKOK-POKOK DOA :

  • Permohonan agar gereja-gereja sedunia dapat merayakan Natal Yesus Kristus dengan damai.
  • Kiranya GMIM dengan perayaan Natal Yesus Kristus semakin maju dalam pelayanan penanggulangan kemis-kinan, radikalisme dan kerusakan lingkungan. 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI NATAL 1                

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan: KJ. No 109 Hai Mari Berhimpun

Ses Nas Pembimbing: KJ. No 123 S’lamat S’lamat Datang

Ses Pengakuan Dosa: KJ.No 96:3 Di Malam Sunyi Bergema

Ses Berita Anugerah Allah: KJ.No 102, Di Dalam Palungan

Sesudah Puji-pujian: KJ.No.101 Alam Raya Berkumandang

Nyanyian Persembahan: NNBT.No. 44 Selamat Hari Natal

Nyanyian Penutup KJ. No.120 Hai Siarkan Di Gunung.

ATRIBUT:

Warna dasar putih dengan simbol lilin dan palungan.