MTPJ 25 September s/d 1 Oktober 2016

1
5782

TEMA BULANAN:“Gereja yang Mengutuhkan”
TEMA MINGGUAN:“Gereja yang Kudus, Am dan Rasuli”
Bahan Alkitab : 1 Petrus 2:1-10
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Perenungan tentang gereja yang Kudus, Am dan Rasuli adalah pokok perenungan yang luas tentang arti kehidupan bergereja. Kudus, Am dan Rasuli sebagai tiga sifat gereja adalah pokok pembahasan penting untuk mengetahui sampai dimana tugas dan pangilan gereja dihayati.  Sampai dimana ke-Am-an gereja dan apakah gereja itu masih benar rasuli, semua itu memerlukan pembahasan dan perenungan yang terus-menerus. Mengapa? Karena gereja berada dalam konteks dan pergumulan yang terus berobah dan bahwa gereja tidak dapat menutup diri terhadap pengaruh luar yang menantang kehidupan bergereja. Dengan kata lain, konsep ke-kudus-an dan ke-rasuli-an GMIM sebagai gereja akan turut ditentukan oleh interaksi gereja dengan konteks dimana gereja itu berada. Bagaimana situasi dan pergumulan GMIM dalam melaksanakan tugas dan pang-gilannya, akan disoroti melalui perikop pembahasan kita yaitu Surat 1 Petrus 2:1-10, salah satu bagian Alkitab yang meletakkan dasar alkitabiah tentang hakekat, tugas dan panggilan gereja. Pokok ini perlu direnungkan untuk memperlengkapi anggota-anggota jemaat GMIM tentang arti gereja, sekaligus dalam rangka merayakan HUT GMIM bersinode. Karena tema pere-nungan ini ialah ‘Gereja Yang Kudus, Am dan Rasuli’.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

         Surat 1 Petrus adalah surat yang tergolong pada surat Am yaitu surat-surat yang dikirim kepada umum, kepada jemaat-jemaat yang tersebar di beberapa tempat dan tidak terbatas pada satu gereja lokal. Surat ini dikirim ke beberapa propinsi yang sangat luas: Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, yaitu jemaat-jemaat yang kehidupan berimannya masih relatif muda. Maksud penulisan surat ini, untuk meneguhkan iman umat yang sedang mengalami hambatan sebagai orang Kristen.

Surat ini memberi nasihat agar jemaat bertahan dalam penderitaan karena penganiayaan dan permusuhan dari masya-rakat sekitar. Jemaat-jemaat dihimbau agar teguh dalam pengha-rapan iman sampai pada kedatangan kembali Yesus Kristus.

Dalam perikop ini jemaat-jemaat disapa sebagai orang-orang pilihan, sebagai bangsa yang kudus yang diminta memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Allah (ayat 9).  Jemaat Tuhan adalah orang-orang yang telah dipanggil keluar dari kegelapan dan menerima terang sebagai tanda kasih Allah. Kepada mereka dinasihati agar selalu mengingini “air susu yang murni dan rohani” (ayat 2). Kata selalu ingin berarti selalu merindukan, karena itu selalu dicari. Itulah firman Allah. Di abad pertama, makanan susu dalam upacara tertentu, dipahami sebagai makanan ilahi yang menguduskan. Murni adalah sifat dari makanan yang sehat, asli dan bukan campuran. Rohani berarti makanan, yaitu firman Allah yang membangun kehidupan rohani menuju pada keselamatan. Dan ini hanya terjadi kalau mereka betul telah merasakan dan mengalami kebaikan dan kemurahan Tuhan (ayat 3). Dalam ayat 4-5 pengarang beralih ke ibarat atau ilustrasi lain yaitu dari “air susu” ke “batu yang hidup”. Batu yang hidup itulah Kristus yang dibuang oleh manusia (ingat penolakan orang Yahudi sampai Ia mati di kayu salib). Umat Tuhan diminta supaya mereka bersedia ‘dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani bagi suatu imamat kudus’ (ayat 5a). Terjemahan sesuai bahasa asli (Yunani) adalah: ‘Biarlah kamu juga menjadi batu-batu yang hidup yang dibangun menjadi sebuah rumah rohani, bagi suatu imamat yang kudus’. Kata kerja “dibangun” (bentuk pasif) berarti bukan manusia yang membangunnya tetapi Allah. Dengan kata lain, rumah yang dibangun itu bukan buatan tangan manusia tetapi Allah. Rumah yang dimaksud ialah jemaat/gereja-Nya sendiri. Ilustrasi ini menggambarkan batu-batu yang dulunya terpisah-pisah kini dihubungkan secara erat menjadi satu persekutuan yang hidup. Ini mau menekankan hakekat gereja sebagai satu persekutuan yang erat dan berkenan kepada Allah. Persekutuan ini menerima jabatan imam-imam yang kudus.  Dalam P.L., hanya keturunan Lewi yang diijinkan berfungsi sebagai imam. Menurut Petrus seluruh umat Tuhan menjadi imam-imam yang kudus. Hak istimewa ini dikaruniakan kepada semua orang yang datang dan menyambut Kristus dalam hidupnya. Kalau dalam PL hanya para imam yang dipanggil untuk mempersembahkan binatang kepada Yahweh, maka 1 Petrus menyebutkan tubuh, yaitu kamu semua, menjadi persembahan rohani.yang berkenan kepada Allah (bdk. Roma 12:1). Dalam ayat 6-8 Petrus memakai istilah yang sama yaitu batu tapi yang dimaksud ialah Batu Dasar yang teguh di Sion. Itulah Kristus, “batu dasar” yang menjadi landasan berdirinya gereja Tuhan. Itulah batu yang terpilih, batu yang mahal. Bagi yang tidak percaya, batu ini menjadi batu sandungan (bdk. Yes.8:14). Bagi umat Tuhan, batu ini manjadi batu penjuru yang mahal. Yang tidak taat dan percaya, Ia menjadi batu penjuru untuk kebinasaan. Ayat 9-10 adalah pernyataan tentang kemu-liaan orang-orang percaya yang taat kepada Kristus. Ada 4 sifat gereja yang disebutkan oleh Petrus: Gereja sebagai bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus dan umat milik Allah. Terpilih, artinya dipilih dan dipanggil dari antara segala bangsa. Imamat yang rajani berarti mereka semua diangkat menjadi imam-imam yang diperbolehkan menghampiri Allah dan membawa persembahan diri. Rajani berarti satu persekutuan imam yang diberi semacam martabat pemerintahan pada waktu yang akan datang (bdk.Kel.19:6, Why 5:10) yang akan memerintah sebagai raja. Sebagai gereja yang kudus, ia disen-dirikan, diasingkan bagi Allah untuk hidup dalam persekutuan dengan Dia. Gelar-gelar seperti: imamat yang rajani, bangsa yang kudus, menimbulkan pertanyaan: Bukankah dengan gelar-gelar itu orang Kristen mudah menjadi sombong secara rohani? Jawabnya adalah bahwa mereka dipilih dan dikuduskan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. Karena itu tidak ada alasan untuk menyombongkan diri. Inilah pilihan Allah tapi pilihan ini harus dijawab. Mereka diangkat dan diutus untuk memasyurkan perbuatan-perbuatan Allah. Injil Allah yaitu mengangkat dan mengutus. Ini memerlukan respons. Injil itu bermakna kalau ada respons manusia yaitu kesediaan memasyurkan perbuatan Allah. Inilah tugas gereja menjawab kasih karunia Allah.

Makna dan Implikasi Firman

GMIM sebagai gereja, diminggu ini akan memperingati HUT ke-82 dengan puncak perayaannya tanggal 30 September. Gereja adalah persekutuan yang menyembah Tuhan, menerima dan mengakui bahwa Kristus Tuhan adalah Kepala gereja. Kepala dari persekutuan umat yang percaya. Dalam kehidupan perse-kutuannya sebagai gereja, GMIM menghadapi tantangan baik dari dalam maupun dari luar. Ini berarti gereja adalah perse-kutuan yang dipanggil untuk terus berjuang menghadapi tan-tangan dan mempertahankan persekutuan jemaat. Dalam kenya-taannya, tantangan dari dalam antara lain kecenderungan untuk memisahkan diri dari jemaat yang sama atau dari kolom tertentu. Berpindahnya beberapa anggota ke gereja lain sebagai salah satu persoalan pelayanan internal GMIM adalah gejala yang tidak boleh disepelekan. Sebagian dari pemekaran kolom umpamanya, terjadi bukan karena alasan pelayanan tapi keinginan untuk memisahkan diri dari sesama anggota kolom. Tantangan dari luar antara lain, kecenderungan mengatur gereja atau jemaat mengikuti pola pemerintahan negara; ada pejabat gereja yang dianggap rendahan dan ada yang merasa diri pejabat atasan, bukan lagi hamba. Kecenderungan lain adalah perasaan sema-cam ingin menjadi pemilik gereja/jemaat karena jasa-jasa dalam membangun jemaat atau gedung gereja. Kristus secara tidak disadari tergencet dari kedudukan-Nya sebagai Pemilik dan Kepala gereja. Selanjutnya tentang gereja yang kudus. Dikuduskan berarti disendirikan untuk dipercayakan tugas ter-tentu. Jadi, bukan disendirikan supaya kita menyendiri dan menjauhkan diri dari persoalan dunia dan masyarakat tetapi menghadapinya dengan iman. Ke dalam dunia itulah kita dipanggil memasyurkan perbuatan Allah.

Disendirikan berarti bahwa gereja punya sifat dan cara berpikir yang harus berbeda dengan kecenderungan duniawi. Gereja harus hidup berdasarkan kasih dan keadilan terhadap sesama. Berjuang untuk kepentingan bersama di atas kepentingan dan keuntungan diri sendiri. Gereja dipanggil memerangi kejahatan dunia dengan pelayanan kata dan perbuatan. Itulah arti hidup sebagai bangsa yang kudus. Pergumulan-pergumulan yang dihadapi oleh gereja menandakan bahwa Kristus masih terus memikul salibnya karena kita. Karena itu kita diminta untuk ikut Yesus dengan jalan bersama Dia memikul salib. Sebagaimana Kristus menang atas salib dan kematian, demikian juga kita akan menang kalau kita bersama Dia melayani, menjadi hamba dan memuliakan nama-Nya. 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:       

  1. Apa pemahaman saudara tentang gereja menurut 1 Petrus 2:1-10?
  2. Bagaiman saudara menanggulangi masalah-masalah gereja seperti yang disebutkan dalam makna dan implikasi di atas? 

NAS PEMBIMBING: Kolose 2:6-7 

POKOK-POKOK DOA:

  • Untuk pimpinan gereja di semua aras pelayanan GMIM.
  • Untuk para pelayan khusus GMIM.
  • Untuk penanggulangan masalah-masalah dalam semua aras.   

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK IV 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan:  NNBT No. 1 Pujilah Dia, Pujilah Dia.

Sesudah Doa Pembukaan:  NKB No. 3 Terpujilah Allah

Sesudah Pengakuan dan Pengampunan:  KJ No.370 ‘Kumau Berjalan Dengan Jurus’lamatku.

Persembahan:  NKB No. 133 Syukur Pada-Mu ya Allah.

Nyanyian Penutup:  NNBT No. 21 Pergilah Kamu

ATRIBUT:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.