MTPJ 26 Agustus – 1 September 2012

0
1610

Berdoa dan Bekerja Mendatangkan Kesejahteraan

Tema Bulanan: EKONOMI YANG INJILI
Bahan Alkitab: 2 Tesalonika 3:1-15

ALASAN PEMILIHAN TEMA
Pada prinsipnya semua orang menghendaki hidup sejahtera; terpenuhi kebutuhan primer dan sekunder secara memadai. Sebab dengan sejahtera manusia dapat merasakan hidup sesungguhnya (sekalipun ukuran sejahtera bagi setiap orang relatif). Namun dewasa ini banyak orang cenderung memenuhi keinginan tersebut dengan jalan yang instan dan tidak terpuji seperti korupsi/mencuri, menipu, menindas dan sebagainya. Hal ini sangat marak dewasa ini dan di dalamnya banyak orang “Kristen” yang terlibat. Di sisi lain ada yang memahami bahwa apa yang dimiliki (materi) adalah semata-mata hasil perjuangannya sendiri tanpa campur tangan Tuhan. Hal ini menjadikan orang “Kristen” jarang berdoa (cuma sewaktu-waktu; jika ada maunya), juga ada yang berat sebelah yaitu terlalu mengutamakan doa namun kurang bekerja sehingga kurang menikmati kesejahteraan.

     Kenyataan seperti inilah yang menghambat ternikmatinya keadaan sejahtera yang sesungguhnya. Dalam konteks inilah bacaan Alkitab 2 Tesalonika 3:1-15, hendak mengarahkan setiap orang percaya untuk mengerti dan memahami bagian dari cara Kristiani untuk mewujudkan harapan tersebut.

PEMBAHASAN TEMATIS
•  Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus dan teman-temannya mendapat tantangan dari orang-orang Yahudi. Mereka bukan hanya menolak untuk percaya, tapi juga mengancam semua orang yang percaya, Paulus menyebut mereka sebagai orang pengacau dan jahat. Sebab itu Paulus meminta jemaat di Tesalonika untuk menopangnya dalam doa sehingga penyebaran Injil dapat berjalan cepat dan lancar. Permintaan untuk didoakan ini menandakan bahwa Paulus adalah orang yang rendah hati dan membutuhkan orang lain. Di samping itu Paulus hendak mengajarkan kepada jemaat bahwa adalah kewajiban bagi setiap orang percaya untuk saling menopang dalam doa. Ia meyakini doat jemaat Tesalonika besar kasiatnya bagi setiap keberhasilan pekerjaannya. Ditegaskan juga bahwa Kristus akan terus menguatkan dan memelihara jemaat dari hal yang jahat. Karena itu Paulus juga terus mendoakan mereka dan berharap agar kiranya Kristus membersihkan rintangan itu bagi mereka serta mengarahkan hati mereka pada Kasih Allah yang adalah sumber kemantapan dan kesejahteraan yang menakjubkan.

     Dilain pihak, Paulus menegur orang malas dan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Hal ini terjadi karena ada salah pengertian jemaat terhadap pemahaman Parousia (kedatangan Kristus kembali) yaitu ada orang yang telah meninggalkan pekerjaan dan tuntutan hidup sehari-hari demi menantikan kedatangan Kristus sambil berleha-leha dan menjadi “benalu” bagi orang lain. Mereka dicapnya sebagai orang yang tidak tertib dan menolak melaksanakan ajaran yang telah disampaikannya. Tidak bekerja (malas) yang dimaksudkan Paulus ialah sengaja tidak mau bekerja dengan tangannya sendiri. Kemalasan adalah cikal bakal kemiskinan dan kemiskinan dapat merusak nilai-nilai syaloom.

     Dalam upaya menyadarkan mereka, jemaat diminta tetap tenang dan rajin untuk bekerja. Ia mengingatkan tentang kerajinannya menjadi teladan bagi jemaat, sebab sepanjang hidupnya ia menjunjung tinggi pekerjaanya, seperti semboyan Yahudi: “Orang yang tidak mengajar anaknya untuk berdagang sesungguhnya mereka mengajarkannya mencuri”. Paulus mempunyai pekerjaan sendiri untuk mencukupkan kebutuhan sehari-hari sekalipun ia mempunyai hak untuk menerima bantuan dari jemaat. Sebab itu ia menegaskan diberlakukan disiplin yang tegas “orang yang tidak bekerja jangan ia diberi makan” dan melakukan “pengucilan”, meskipun tidak dengan maksud mengasingkan tetapi untuk mendidik supaya mereka menjadi malu dan memperbaiki hidupnya.

     Paulus meminta dengan sangat untuk terus melakukan hal-hal yang baik serta menegaskan supaya mereka yang mengabaikan pesan-pesannya ditindak oleh jemaat (tandailah dia). Bukan berarti Paulus tidak mengasihi atau membenci mereka yang malas, tapi sebaliknya ia menghendaki terjadinya suatu perobahan kearah yang lebih baik (Ia mengasihi orang yang malas tapi membenci kemalasan). Mereka harus diperlakukan bukan sebagai musuh melainkan sebagai saudara. Sebab ketika disiplin Kristen diperlukan, disiplin itu harus diberikan bagaikan dari seorang saudara kepada saudara, bukan dalam amarah apalagi penghinaan melainkan selalu dalam kasih.


•  Makna dan Implikasi Firman

  • Allah menghendaki umat taat kepada-Nya sebagai jawaban atas kasih Karunia-Nya yang telah lebih dahulu dinyatakan bagi manusia. Salah satu cara kerja. Orang percaya tidak boleh hanya menekankan satu sisi saja yaitu doa saja ataupun kerja melulu. Doa dan kerja adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan; haruslah berimbang, meminta dalam doa, mengusahakannya dalam kerja dan Tuhan-lah yang membuat berhasil serta memberi berbagai kemujuran dan kesejahteraan.
  • Doa dan kerja besar kasiatnya dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Sebab itu doa harus dimengerti sebagai suatu yang sentral dalam hidup orang percaya, dapat mengkomunikasikan harapannya sekaligus sebagai sarana untuk berhubungan dengan Tuhan dan sarana untuk saling menolong, menguatkan dan menghibur sesama manusia. Itulah ciri khas kehidupan Kristen yang selalu mengandalkan dan menaati Tuhan serta selalu mau menjalin hubungan yang indah dan mesra dengan sesama.
  • Menantikan Parousia (kedatangan Kristus kembali) adalah pengharapan orang percaya. Masa penantian tersebut harus dipahami dengan benar sehingga orang percaya tidak menjadi malas. Dipihak lain, kebutuhan hidup terus berjalan dan orang Kristen seharusnya mandiri/tidak boleh menjadi beban bagi orang lain. Allah tidak menghendaki umat-Nya tidak bekerja sebab Allah sampai saat ini terus bekerja bagi seluruh ciptaan-Nya.

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Masalah apakah yang sedang dihadapi jemaat Tesalonika dalam bacaan ini?
  2. Jelaskanlah ajaran Paulus berkenaan dengan masalah jemaat Tesalonika.
  3. Apakah ada kesejajaran masalah jemaat Tesalonika dengan jemaat sekarang ini? Jika ada apakah langkah-langkah yang dapat diambil/dilakukan oleh Gereja.

NAS PEMBIMBING: Amsal 6:6-11

POKOK-POKOK DOA

  • Bagi Pemerintah dan Gereja dalam upaya pemberdayaan untuk menanggulangi masalah kemiskinan.
  • Bagi masyarakat/jemaat yang suka berleha-leha dan malas bekerja agar sadar dari kemalasan.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK IV

NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Pembukaan: KJ No.322
Pengakuan Dosa dan Pengampunan: KJ No.29
Ses. Pembacaan Alkitab: NKB No.119
Persembahan: KJ No.289
Penutup: KJ No.246

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.