Tema minggu ini adalah “Pemberdayaan Ekonomi”. Ada beberapa pengertian mengenai kata pemberdayaan antara lain, ”memberikan daya untuk mampu memperbaiki ke- hidupan”, “adalah proses, yaitu perubahan dari status yang rendah ke status yang lebih tinggi.” Sedangkan kata ekonomi disini menunjuk pada pemanfaatan sumber daya yang berpotensi memperbaiki kehidupan seperti: tenaga, waktu, uang, lahan dan sebagainya yang berharga. Jadi pember dayaan ekonomi adalah suatu daya upaya yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf perekonomian dengan memanfaatkan berbagai potensi yang ada dan berharga.
Mengapa pemberdayaan ekonomi sangat perlu dilaku kan? Karena tidak sedikit mereka yang menjerit dan bermasalah dengan ekonomi dalam rangka memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan (rumah) yang semakin tinggi nilai dan tingkat pemenuhannya. Pada hal potensi atau sumber daya untuk memenuhi kebutuhan ini sangat tersedia disekitar kehidupan. Tinggal bagaimana memberdayakan atau memanfaatkan potensi-potensi tersebut.
Demikian pula zaman saat ini telah menggiring manusia untuk semakin berkompetisi (berlomba, bersaing) satu dengan lainnya diberbagai sektor kehidupan. Akibatnya adalah indikator seperti ini; siapa yang kuat semakin kuat dan siapa yang lemah semakin lemah, siapa yang kaya semakin kaya dan siapa yang miskin semakin miskin. Dengan mencermati persoalan kemanusiaan seperti ini maka, soal ekonomi yang berkeadilan dengan kompetensi (kekuasaan) demokratis (mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua orang) melalui “Pemberdayaan Ekonomi” sangat penting untuk diper hatikan dan diwujudnyatakan oleh berbagai pihak.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kejadian 27:36-40 adalah ungkapan kepedihan hati dari seorang bernama Esau yang tidak berdaya lagi karena telah kehilangan berkat untuknya. Mengapa hal ini terjadi? Karena memang Esau nampaknya memandang remeh miliknya yang berharga. Semula ia jual hak kesulungannya kepada Ishak hanya untuk merasakan kenikmatan roti dan masakan kacang merah.
Kenyataan kehilangan berkat didapatinya saat ia mengetahui bahwa berkat itu telah diberikan Ishak yang diberikan kepada Yakub tidak bisa diulang. Tak ada yang bisa dilakukan Ishak lagi. Karena itu ketika Esau memohon semacam berkat tertentu, dan walaupun Ishak berusaha menuruti permintaan itu, kata-katanya terasa seperti kepada adiknya. Perlu diketahui pada waktu itu ada kepercayaan bahwa berkat atau kutuk, sekali diucapkan, berlaku seumur hidup, tidak bisa dibatalkan lagi. Berkat kutuk. Namun sepertinya bagi Esau masih memiliki secerca harapan ketika kemudian Ishak berkata, “Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu,” (ay 40b). Kalimat ini semacam motivasi yang hendak menyadarkan Esau bahwa walaupun demikian ia belum kehilangan daya (power). Atau pemberian daya bagaimana Esau dapat memperbaiki kehidupan. Hal ini dapat dipahami dalam kalimat, “ apabila ia berusaha sungguh-sungguh”. Kata “berusaha” mengandung pengertian “bekerja giat”, “berdaya upaya”. Sedangkan kata “sungguh-sungguh” dimengerti, “tidak main-main; dengan segenap hati; dengan tekun; benar-benar; berusaha dengan sekuat-kuatnya.”
Nampaknya hal ini yang diperhatikan Esau karena dalam perkembangan selanjutnya (lih. Psl 33:1-19) didapati bahwa Esau dapat melepaskan “kuk” itu (himpitan, jeritan kemiskinan, ketidak berdayaan, kesusahan dan dendam/duri dalam hati) dari kehidupannya. Ketika terjadi pertemuan, saat Yakub hendak memberikan sebagian berkatnya kepada Esau sebagai upaya untuk menawarkan hati Esau, Esau berkata, “Aku mempunyai banyak, adikku; peganglah apa yang ada padamu,” (Psl 33: 9). Bahkan didapati dalam psl 36:6 dan 7, Esau memiliki harta benda yang tidak sedikit. Membuktikan bawa ia telah dapat memperbaiki kehidupan melalui proses perubahan dari status yang rendah kestatus yang lebih tinggi lewat usahanya sendiri. Tidak meminta belas kasihan kepada adiknya Yakub yang memang memiliki berkat banyak.
Mengenai berusaha dan memberdayakan inilah yang hendak ditegaskan dalam pembacaan Kisah Para Rasul 20:33-36. Rasul Paulus dalam pekerjaan pemberitaan Injil, memenuhi segala keperluannya dengan memberdayakan apa yang dimilikinya. Keperluannya tidak dipenuhi dari milik orang lain, tetapi melalui pekerjaan tangannya sendiri, bahkan dengan ini ia dapat menjadi berkat untuk kebutuhan teman-temannya.
Makna dan Implikasi Firman
Tidak sedikit kita mendapati bahwa ketika ada ajakan mari mengadakan “Pemberdayaan Ekonomi”, spontanitas memberi tanggapan dari mana modalku, berapa juta rupiah yang harus disediakan, didapat dari mana modal sebesar itu. Tanggapan-tanggapan seperti ini adalah cerminan orang-orang yang cenderung kehilangan daya dan menganggap dirinya tidak dapat berbuat apa-apa. Pada hal berbicara pemberdayaan ekonomi semestinya tidak didahului dengan tanggapan seperti ini. Karena harus disadari sesungguhnya bagi setiap insan yang hidup pasti mempunyai sumber daya dasariah untuk dapat mengadakan pemberdayaan ekonomi. Sumber daya dasariah itu sama bagi setiap orang yaitu waktu, tenaga, kesempatan, pikiran, uang (walaupun kecil jumlah nya) dan terutama doa.
Sebab itu tidak semestinya kepedihan karena ketidakberdayaan terdengar dan didapati dalam kehidupan orang percaya, manakala setiap insan menyadari ke- mampuannya dan memberdayakan potensi-potensi tersebut dengan berusaha sungguh-sungguh. Ingatlah perumpamaan tentang talenta, ketika talenta-talenta itu diberdayakan pasti berkembang. Namun kalau hanya didiamkan memang tidak mustahil jeritan dan kepedihan hidup akan dirasakan. Demikian juga kita mengingat ketika Tuhan Yesus akan memberi makan banyak orang yang mengikuti-Nya. Murid-murid-Nya berkata bahwa modal yang dimiliki tak cukup untuk memberi makan orang sebanyak ini. Tapi Tuhan Yesus berkata cobalah cari diluar sana dan mereka mendapatkan pada seorang anak kecil lima roti dan dua ikan. Perumpamaan ini sesungguhnya memberikan pengajaran bahwa jika berusaha dengan sungguh-sungguh pasti akan dapat keluar dari berbagai kekurangan, kesengsaraan dan himpitan hidup.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Apa kata teks Alkitab tentang Pemberdayaan Ekonomi?
2. Menurut anda, secara konkrit apa yang harus dilakukan oleh gereja (sinode, wilayah dan jemaat) menyangkut pemberdayaan ekonomi?
3. Apa sajakah yang dapat menjadi kendala (hambatan) jika akan mengadakan pemberdayaan ekonomi? Dan bagai mana solusinya?
NAS PEMBIMBING : Pengkhotbah 11:6
POKOK-POKOK DOA
· Agar warga gereja dapat mengadakan pemberdayaan ekonomi
· Agar warga gereja dapat melepaskan diri dari jeratan ketidakberdayaan ekonomi
· Agar warga gereja dapat membangun kekuatan keber samaan dengan menjadi saluran berkat bagi sesama.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Mari Menghadap HadiratNya: KJ No. 13:1,4
Sesudah Nas Pembimbing: NKB No. 208
Persekutuan Yang Mengaku Dosa: NNBT No. 11
Jaminan-Nya Menguatkan: NNBT No. 27
Sesudah Pembacaan Firman: KJ No. 52
Berilah Yang Baik: NKB 197
Tembang Tekad: Selaku Orang Pengetam
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.