Tema Mingguan: Komitmen dalam pelayanan
Tema Bulanan: Spiritualitas dalam berdemokrasi
Bahan Alkitab:
- 2 Tawarikh 31-20-21
- 2 Timotius 4:1-5
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Ketika calon sidi jemaat, para syamas dan penatua, guru agama, pendeta, panitia, tim kerja, urusan pelayanan kolom, badan, komisi kerja dan pelayanan kategorial, calon suami-istri diteguhkan, selalu disertai pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab: … ya. Artinya yang diteguhkan siap melaksanakan tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan Allah melalui gerejaNya.
Kenyataannya mereka yang telah mengaku, tidak maksimal mewujudkan pengakuan itu. Sebab dari antara mereka ada yang mengingkari janji dan pengakuannya, bahkan murtad. Janji yang diucapkan kepada Allah diingkari. Komitmen atau perjanjian yang mengikat untuk melakukan sesuatu diingkari. Hal ini bila dibiarkan akan menimbulkan kekacauan, tidak ada damai sejahtera. Oleh sebab itu perlu diselesaikan agar spiritualitas demokrasi, semangat kebersamaan tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Sebuah komitmen perlu direnungkan dalam terang Firman sebelum dilakukan.
Orang yang melaksanakan komitmennya dalam melayani dengan penuh kesungguhan hati diberkati Tuhan. Berdasarkan pengakuan yang dilandasi dengan motivasi melayani dengan kesungguhan hati maka dipilihlah tema mingguan “Komitmen dalam Pelayanan”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
2 Tawarikh 31:20-21 berkaitan erat dengan ayat-ayat sebelumnya (31:1-19) yang menceritakan usaha raja Hizkia dalam mengatur kegiatan beribadah di Bait Allah agar dapat berlangsung baik. Yang diatur Hizkia pertama, tentang tugas dan sumbangan bagi para imam dari orang Lewi (ayat 2-8). Kedua, penanganan berbagai jenis persembahan (ayat 9-21). Kisah ini diangkat untuk memberikan contoh kepada mereka yang baru kembali dari pembuangan tentang bagaimana mengatur peribadatan di bait Allah dengan baik.
Di sini memperlihatkan Hizkia sebagai seoarang raja terus mencari Allah dengan segenap hati, ketika memimpin umat Israel. Akhirnya Tuhan memberkati segala tindakannya (ayat 20-21). Hizkia tetap memegang komitmennya yaitu ia tidak akan pernah meninggalkan Allah dalam melaksanakan tugas.
Semangat yang sama diperlihatkan Rasul Paulus dalam memberi dorongan, nasihat kepada Timotius agar bersungguh-sungguh melakukan tugasnya, mengingat situasi yang akan dihadapi jemaat sampai kedatangan Kristus kembali yaitu akan ada orang yang tidak mau mendengar ajaran sehat. Nasihat itu adalah:
Beritakanlah Injil setiap waktu. Tugas utama dari pemimpin jemaat dan pemberita Injil adalah memberitakan Injil (1Tim.2:7; 2Tim.1:11), kabar baik. Kabar baik itu adalah keselamatan yang diberikan Allah melalui Yesus Kristus kepada manusia. Pemberitaan Injil ini adalah kewajiban seluruh orang percaya (1Pet.2:9). Paulus memperingatkan bahwa suatu ketika Injil tidak dapat diberitakan lagi. Jadi selagi Tuhan memberi kesempatan, beritakanlah Injil setiap waktu kepada segala makhluk.
Nyatakanlah apa yang salah. Ketika Injil diberitakan maka sekaligus juga berjalan pemeliharan rohani melalui keberanian untuk menyatakan yang salah dan mengatur perbuatan yang tidak benar. Mengingat telah muncul berbagai ajaran sesat, maka mereka harus diperingatkan. Memang tidaklah mudah untuk menyatakan kesalahan sebab ukurannya adalah Firman Tuhan (baca 2Tim.3:16). Orang Kristen harus berani mengatakan yang benar, jika ya, katakan: ya, jika tidak, katakan: tidak, yang lain dari pada itu berasal dari si jahat (Mat.5:37).
Menyampaikan teguran dan nasihat. Paulus melihat keadaan jemaat ke depan akan menghadapi masalah ajaran sesat yang memuaskan telinga dengan dongen-dongen para tua-tua (bnd 1Tim.4:7). Ajaran ini sungguh dasyat sebab dapat menutup ajaran yang benar dan dapat memalingkan telinga dari kebenaran. Timotius harus berani menegur dan menasihati mereka agar tetap dijalan yang benar. Apapun alasannya teguran dan nasihat harus disampaikan dengan penuh kesabaran.
Kuasailah dirimu dalam segala hal, kalimat ini membuktikan bahwa ajaran sesat itu telah membius manusia, namun orang percaya harus tetap siuman, tidak terpengaruh dengan ajaran tersebut. Orang yang menguasai diri adalah orang yang memiliki hati yang jernih dan mampu menilai segala sesuatu secara obyektif, tidak gegabah melakukan segala sesuatu.
Sabarlah menderita. Pemberitaan Injil Kristus pasti akan berlawanan dengan para pengajar sesat dan pengikut-pengikutnya. Banyak pemberita Injil yang harus martir (=mati karena Kristus) karena Injil Kristus. Jika harus menanggung penderitaan karena Firman Tuhan orang Kristen harus sabar, sebab penderitaan karena Injil adalah merupakan kebahagiaan (Mat.5:10, 1Pet.3:14).
Makna dan Implikasi Firman
Ada orang Kristus yang tergoda dalam melakukan panggilan pelayanan dari Tuhan dengan caranya sendiri tanpa memperhatikan kehendak Allah. Apa yang diinginkan itu yang dibuat tanpa mau melibatkan pemikiran atau pendapat orang lain karena merasa lebih pinter, berpengalaman, tinggi status sosial dalam masyarakat, dan lain sebagainya. Semangat seperti itu sangat dibutuhkan dalam pelayanan, tetapi jangan sampai mengabaikan kerja sama dengan orang lain. Kalau pengabaian itu terjadi, ini namanya tidak mau berjalan bersama. Melalui pengalaman iman raja Hizkia kita diberi teladan untuk tetap berkomitmen melayani Allah dalam segala segi kehidupan dengan tetap memperhatikan kehendak Allah. Untuk itu diperlukan kebersamaan.
Dalam melayani Allah, Paulus memberikan nasihat kepada Timotius juga pelayan-pelayan agar mereka memberitakan Injil setiap waktu, menyatakan apa yang salah, menegur dan menasihati, menguasai diri dalam segala hal, bersabar dalam penderitaan. Memperhatikan nasihat tersebut, itu menuntut suatu komitmen yang kuat dalam melayani. Kita memerlukan komitmen bahwa pelayanan itu adalah demi hormat dan kemuliaan Tuhan.
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa komitmen pelayanan raja Hizkia dalam memimpin umat Israel dan komitmen pelayanan Timotius berdasarkan kedua bacaan Alkitab?
- Bagaimana pengamatan saudara tentang komitmen pelayan dalam melayani Tuhan sekarang ini dibandingkan dengan komitmen Hizkia dan Paulus dalam melayani.
- Apa saran saudara dalam rangka membangun komitmen pelayanan yang relevan dan berdasar firman Allah.
NAS PEMBIMBING: Roma 12:11
POKOK-POKOK DOA
- Komitmen Para Pelayan Tuhan untuk melayani yang baik.
- Memanfaatkan waktu yang diberikan Tuhan untuk melayani dengan sungguh-sungguh.
- Menjaga kebersamaan dalam pelayanan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: NNBT No.4
Sesudah Ungkapan Sembah: KJ No.249
Pengakuan Dosa: NNBT No.2
Jaminannya Menguatkan: NNBT No.1
Sambutan Pemberitaan Firman: KJ No.257
Persembahan: NKB No.72
Penutup: NKB No.211
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.