TEMA BULANAN : “Pendidikan Sebagai Misi Gereja Dalam Pembentukan Karakter”
TEMA MINGGUAN : “Allah Mendidik Umat-Nya”
Bacaan Alkitab : Ayub 5:17-27
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Allah menciptakan manusia yang segambar dengan-Nya dan menempatkannya dalam Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara dunia ini (Kejadian 2:15). Dalam mengusahakan dan memelihara dunia ini maka terjadilah pengajaran kepada umat-Nya. Hal ini juga ditekankan oleh Allah bagi umat-Nya untuk mengajar, mendidik dengan berulang-ulang dalam setiap kea-daan (Ulangan 6), yang oleh umat Israel meyakini dan memper-cayai Allah sebagai pendidik yang Agung. Allah mendidik umat-Nya dengan cara-Nya sendiri untuk mendatangkan kebaikan bagi anak-anak-Nya supaya memiliki hidup yang berkenan kepada-nya. Allah menpercayakan gereja untuk melanjutkan misi Allah dalam proses pendidikan dan pengajaran (bnd. Mat. 28:19-20).
Untuk itu di tengah tantangan dunia zaman ini kita tidak dapat mengandalkan pengetahuan manusia yang memiliki keter-batasan. Oleh karena itu Tema: “Allah Mendidik Umat-Nya” merupakan pernyataan yang hendak memberi pandangan ten-tang penderitaan kristen sebagai cara Allah untuk menjadikan kita tetap bertumbuh secara rohani dan berbuah di dalam Dia.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Ayub sebagai salah satu kitab hikmat dan syair. Yang berdasarkan pada suatu peristiwa sejarah yang nyata dari seo-rang tokoh yang bernama Ayub. Dan terjadinya peristiwa ini di “tanah Us”. Ayub dalam kitab ini ditulis sebagai yang saleh, jujur, takut akan Tuhan, menjauhi yang jahat dan terkaya dari semua orang di sebelah Timur. Namun keyakinan dan kesalehan Ayub diuji lewat tuduhan Iblis. Si Iblis menuduh bahwa Ayub hanya saleh ketika dia terus menikmati berkat yang ia peroleh dari Allah. Allah membiarkan Ayub diuji melalui penderitaan. Dan akhirnya hidup Ayub mendadak berubah oleh musibah besar yang memusnahkan semua harta miliknya, anak-anak dan kese-hatannya. Di tengah penderitaan Ayub, ia memiliki sahabat-sahabat yakni Elifas, Bildad dan Zofar.
Ayub 5:17-27 ini merupakan percakapan Elifas dengan Ayub. Elifas mengira bahwa penderitaan Ayub adalah karena dosa-dosanya. Nasehat Elifas adalah bahwa Ayub menderita karena teguran dan didikan Allah atas dosa-dosanya (ayat 17). Elifas melihat hajaran sebagai salah satu penyebab adanya penderitaan dan dia menganggap hajaran diberikan sesuai de-ngan dosa yang dilakukan. Saat itu paham “sebab-akibat” sangat dihargai dalam hikmat tradisional. Pada umumnya dikatakan tindakan jahat akan mempunyai akibat yang buruk dan orang diperingatkan untuk jangan berbuat kejahatan karena akan men-dapat kesusahan. Jikalau Allah menegur dan ia menanggapinya dengan benar maka Allah membebaskannya dari malapetaka. Tetapi sesungguhnya Tuhan sendirilah yang berinisiatif untuk menguji iman Ayub dengan mengizinkan Iblis mencobainya. Tuhan mengizinkan Ayub menderita dilukai tetapi tangan Tuhan yang membebat dan menyembuhkan Ayub. (ayat 18). Elifas ber-pendapat bahwa Jikalau Allah menegur dan ia menanggapinya dengan benar maka Allah membebaskannya dari malapetaka. Dimana Ia akan menikmati kepastian kemakmuran bagi ladang, hewan, keluarga dan menikmati usia lanjut hingga tua (ayat 19-26). Elifas bersikap seperti orang yang telah mengadakan penye-lidikan yang tepat mengenai penderitaan Ayub (ayat 27). Elifas tidak memahami setiap keputusan Allah dan ia tidak mempelajari tentang kerendahan hati bahwa ada keterbatasan-keterbatasan tentang pengetahuan manusia.
Makna dan Implikasi Firman
- Penderitaan tidak diberikan setara dengan dosa dan tidak selalu karena dosa. Demikian pula kemakmuran tidak diberi-kan setara dengan kesalehan. Semuanya tergantung pada perkenanan Allah. Dari kisah Ayub, sebagai gereja belajar memahami tentang penderitaan orang kristen dengan benar. Bahwa tidak melihat penderitaan dari satu sudut pandang manusia saja. Dan selama berada di dunia ini manusia tidak luput dari penderitaan. Dalam penderitaan kita harus menye-rahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Tuhan mengizinkan orang percaya mengalami penderitaan untuk menunjukkan ke-maha kuasaan-Nya. Penderitaan orang percaya sebagai ke-sempatan mendapat didikan untuk bertumbuh dewasa dalam iman kepada Tuhan. Setiap penderitaan harus menumbuh-kan iman, membuahkan kebaikan, membawa kemenangan dan pengenalan yang lebih dalam akan Allah. Keberimanan dan keteladanan Ayub memberi inspirasi dan motivasi bagi kehidupan beriman orang percaya masa kini. Gereja telah melewati berbagai penderitaan sebagai ujian Iman. Gereja terus ada untuk menghayati dan menggumuli setiap per-gumulan dan tantangan yang dihadapi. Bahwa dengan memi-liki iman Tuhan senantiasa membawa gereja kepada keme-nangan dan pengenalan yang lebih dalam akan Allah. Sehingga dimana pun gereja berada khususnya GMIM sebagai gereja yang mengglobal, gereja yang ada di mana-mana.
- Manusia memiliki keterbatasan daya pikir dalam menghadapi penderitaan. Menghadapi penderitaan haruslah dengan keren-dahan hati dan tetap percaya Allah sebagai sumber jawaban dari penderitaan. Ayub menjadi teladan bagi orang yang me-nyembah Allah dengan ketulusan hati dan bergantung kepada Allah dalam mengalami suka dan duka. Demikianlah sebagai gereja dipanggil untuk mengandalkan kekuatan dan hikmat Tuhan serta menjadi teladan dalam suka-duka. Gereja di-panggil tetap menjalankan Pemberitaan Injil dan Pendidikan Kristen sekalipun melewati berbagai ujian iman baik yang da-tang dari luar maupun dari dalam. Gereja berperan membawa kabar sukacita (Evanglion). Keyakinan gereja bahwa hanya Tuhan yang mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhan Gereja dalam pelayanan.
- Allah mendidik umat-Nya dengan cara-Nya sendiri, sewaktu-waktu bisa berbentuk hajaran yang melukai dan berbagai ke-sulitan hidup lainnya. Tetapi ajaran Allah bukan untuk mere-mukkan tetapi memulihkan dan menyempurnakan. Allah menginginkan anak-anak-Nya mengandalkan Dia, berhikmat, tidak bertindak bodoh dan supaya memiliki hidup yang ber-kenan kepada-Nya. Gereja diajar untuk memahami bahwa pendidikan Tuhan dan pendidikan manusia berbeda. Manusia melihat penderitaan sebagai dosa tetapi Allah menjadikan penderitaan untuk mendidik dan membentuk iman umat-Nya. Tanggung jawab warga gereja dalam proses pemberdayaan dunia pendidikan GMIM sepatutnya menjadi perhatian yang serius dari jemaat, wilayah, sinode baik pikiran maupun dana agar tercipta generasi baru yang siap berkompetisi di era persaingan ini menuju semakin hebat. Gereja terpanggil untuk setia dan mampu membawa perubahan hidup, sikap dan karakter setiap orang kepada takut akan Tuhan. Gereja harus hadir membawa umat Tuhan kepada pemulihan dan kehi-dupan yang kudus. Warga gereja terpanggil juga dalam meng-hadapi Pesta demokrasi di berbagai tempat baik Nasional maupun Regional dengan harapan sebagai anak-anak-Nya kita tetap mengandalkan Tuhan, berhikmat dan tidak bertin-dak bodoh.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang kita pahami tentang didikan Allah menurut perikop ini?
- Bagaimana model pendidikan sekarang dihubungkan dengan pendidikan Allah yang utuh?
NAS PEMBIMBING: Roma 8:28
POKOK-POKOK DOA:
- Warga gereja dalam menghadapi setiap penderitaan hidup untuk tetap kuat dalam Tuhan.
- Pekabar Injil, Para Tenaga Utusan Gereja, Pelayan Khusus yang dipanggil untuk melayani semakin memahami panggilan dan tanggung jawabnya dalam amanat Agung Gereja bahwa tidak lepas dari berbagai penderitaan.
- Gereja yang bersyukur dan tetap berbuah karena Injil dan pendidikan kristen di GMIM.
- Pemerintah diberikan hikmat dalam menjalankan semua pro-gram pemerintah. Dan warga masyarakat yang tetap menjaga dan mendukung setiap program pemerintah.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: KJ.No. 21 Hari Minggu, Hari Yang Mulia
Ses. Nas Pembimbing: NNBT No. 24 Kuasa-Mu Tuhan S’lalu Kurasakan
Ses. Pengakuan Dosa: NNBT No. 11 Ya Allahku, Kami Mengaku Dosa
Ses Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT No. 20 Kami Bersyukur Pada-Mu Tuhan
Ses. Pengakuan Iman: KJ No.413 Tuhan Pimpin Anak-Mu
Ses Hukum Tuhan: NKB No. 129 Indah Mulia, Bahagia Penuh
Persembahan: KJ No. 407 Tuhan Kau Gembala Kami
Penutup: KJ. No. 408 Di jalanku Ku Diiring.
ATRIBUT
Warna Dasar Hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.