MTPJ 30 Agust – 5 Sept 2015

0
4684

TEMA BULANAN:“ Membangun Solidaritas Kebangsaan”
TEMA MINGGUAN: “Keteguhan Hati Seorang Pemimpin”
Bahan Alkitab: Yosua 1 : 1 – 9

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Menurut rumusannya secara terminologi asal kata, pe-mimpin adalah  pribadi  yang  memiliki  kecakapan dan  kele-bihan dalam satu bidang, sehingga ia mampu mempengaruhi orang  lain untuk bersama  melakukan  aktifitas tertentu,  demi  pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin (Inggris = leader), mempunyai tugas untuk me-“lead(mengerakkan, menuntun, mengarahkan) orang-orang yang dipimpinnya. Maju mundurnya sebuah organisasi/lembaga sangat ditentu-kan oleh sang pemimpin.

          Memimpin  bukanlah  pekerjaan  yang  mudah. Orang harus  siap  menghadapi  segala  resiko, misalnya; kritikan, fit-nah dan penolakan. Sadar akan resiko ini, banyak orang tidak siap atau menolak menjadi  pemimpin. Di lain pihak ada banyak orang berambisi menjadi pemimpin. Jabatan ini diperebutkan sedemikian rupa, bahkan dengan menghalalkan segala cara, walaupun motivasinya sering tidak tulus. Padahal mungkin dia tidak memiliki kemampuan.

       Memimpin adalah sebuah tanggung jawab yang sangat strategis. Alangkah berbahayanya bila memilih pemimpin yang tidak kredibel. Ibarat membiarkan seorang menjadi pilot tanpa tahu apakah dia mampu mengemudikan pesawat atau tidak. Oleh karena itu dibutuhkan seorang yang memiliki semua prasyarat yang memadai untuk dapat menjadi pemimpin yang handal. Antara lain syarat seorang pemimpin adalah dia harus memiliki spiritualitas, mental, karakter yang teguh, kokoh dan siap menghadapi resiko apapun yang ada di depan. Alasan di atas menjadi dasar dari tema kita minggu ini “Keteguhan Hati  Seorang  Pemimpin”.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (“Exegese”)

Musa memimpin orang Israel  di padang  gurun selama  empat  puluh  tahun,  setelah mereka keluar dari  perbudakan di Mesir. Ketika mereka berkemah di dataran Moab, di  sebelah Timur sungai  Yordan, Musa meninggal dunia.  Yosua  menjadi  pemimpin  baru  yang menggantikan Musa.

        Janji  Tuhan  kepada  Abram  500 tahun sebelumnya (Kejadian 12:1-2,15:7-21) dan  diulangi  lagi  kepada  Yosua (Yosua 1 : 1-8), sepertinya akan segera dipenuhi. Keturunan  Abraham yaitu orang Israel siap mengambil alih negeri Kanaan. Namun hal ini bukanlah suatu perkara yang  mudah. Ada bangsa-bangsa lain yang menempati tanah Kanaan. Mereka  sudah  mengelola tanah dan membangun kota-kota  berbenteng di sana. Tentunya mereka tidak akan mau mem-berikan begitu  saja tanah  mereka  kepada orang  Israel. Me-reka melawan dengan sekuat tenaga, bahkan berbalik meme-rangi orang Israel. Orang Kanaan, adalah bangsa-bangsa yang kuat secara militer dan sumber daya, karena mereka lebih modern dari pada orang-orang Israel yang masih bersifat nomaden (berpindah-pindah). Apakah pemimpin Israel sang-gup untuk merebut tanah Kanaan dengan segala resiko dan tantangan yang begitu besar?

          Yosua bin Nun telah dipersiapkan jauh sebelumnya  untuk  menggantikan Musa. Ia adalah cucu Elisama kepala suku Efraim. Oleh saudara-saudaranya ia disebut Hosea, artinya “Keselamatan” (Bilangan 13:8). Musa mempersiapkan Yosua untuk menjadi pemimpin. Yosua menerima panggilan  Ilahi untuk  tugas selaku penerus  Musa.

          Sekalipun Musa  telah  meninggal, tetapi rencana Allah harus berjalan terus. Kepada Yosua Tuhan memberikan kesanggupan Ilahi, bahwa “haruslah engkau  kuat, berani dan jangan gentar, taat kepada Allah”. Yosua harus menjadi seorang pemimpin yang memiliki keteguhan dan ketaatan yang bersifat total kepada Tuhan. Yosua tidak boleh takut, sebaliknya harus berani, bertindak  hati-hati, jangan ceroboh dan jangan terburu-buru mengambil keputusan. Jangan me-nyimpang  ke kanan  atau  ke kiri agar  tidak  terpengaruh  dengan  kebiasaan  orang  yang  suka  melakukan kejahatan. Selanjutnya yang wajib dilakukan Yosua adalah hidup sesuai Firman Tuhan. Memberlakukan firman Tuhan sebagai bagian dari kelengkapannya sebagai seorang pemimpin. Merenung-kan secara terus menerus dan memberlakukan dengan setia firman Tuhan itu dalam segenap aspek kehidupannya. Sebagai jaminannya Tuhan tetap tinggal dan menyertai.

Makna dan Implikasi Firman

Allah  memiliki otoritas untuk  menentukan siapa  yang  akan  dipilih dan dipercayakan menjadi seorang pemimpin. Jika  kepercayaan itu  diberikan  kepada  kita, hendaknya  disadari  bahwa keterpilihan kita adalah anugerah yang harus  disyu-kuri, sambil kemudian mengemban tugas dan tanggung jawab tersebut dengan sungguh-sungguh serta selalu berserah  kepada  Dia. Sangat  disayangkan banyak orang yang setelah diberi kepercayaan menganggap diri hebat dan tidak meng-hargai tanggungjawab yang diamanatkan oleh Tuhan. Banyak pemimpin melakukan tugasnya bukan  berdasarkan  Firman. Itu sebabnya banyak yang mudah terpengaruh, bertindak tidak hati-hati dan ceroboh. Cara kerja seperti ini adalah tanda kegagalan dan bukan  keberhasilan. Memang tidak ada satupun tugas kepemimpinan dilaksanakan tanpa harus menanggung resiko dan ancaman.

          Adalah suatu kebanggaan apabila kita bisa dipercaya-kan menjadi seorang pemimpin. Entah di instansi pemerintah, organisasi sosial atau di jemaat/gereja. Alangkah sukacitanya jika bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan tuntas dan berhasil apalagi bila kita melaksanakan itu sebagai wujud pengabdian kita kepada Tuhan.

Yosua adalah gambaran seorang pemimpin yang berhasil karena Tuhan. Yosua dipercayakan menggantikan Musa un-tuk mengantar umat Israel memasuki tanah Kanaan. Tan-tangan terberat Yosua adalah mengatur umat yang berjumlah sekitar 2-3 juta orang. Di satu pihak orang Israel terkenal memiliki karakter orang yang keras kepala. Di pihak lain, Yosua harus menghadapi orang Kanaan yang jumlahnya jauh lebih besar dan  lebih  kuat Allah  menghendaki mereka  yang  dipercayakan sebagai pemimpin, agar memiliki karakter se-perti Musa  dan  Yosua yang  selalu taat mendengar perkataan Firman Tuhan. Janji-Nya berlaku bagi orang yang setia pada  firman-Nya. Seorang pemimpin harus berani tanpa  takut dan  gentar, tidak mudah terpengaruh serta tetap berpegang teguh pada kebenaran firman, juga harus mampu memberikan pengajaran firman Tuhan kepada mereka yang dipimpinnya.

  Dalam dunia modern seorang pemimpin harus memiliki ketrampilan untuk tugas dan kerja demi menggapai keber-hasilan, sambil memperlengkapi diri untuk memiliki IQ (kecerdasan Intelektual), EQ (Kecerdasan Emosional) dan  SQ (Kecerdasan Spiritual), sehingga bisa menjadi pemimpin yang  ideal yakni hidup dalam kejujuran, memiliki kemampuan  dan  bertanggung  jawab.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

  1. 1. Apa pemahaman saudara tentang seorang pemimpin menurut pembacaan Alkitab Yosua 1:1-9 ?
  2. Sebutkan kriteria untuk menjadi  seorang  pemimpin yang  baik  dan  benar ?
  3. Apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin agar  berhasil memimpin?

NAS PEMBIMBING: Ibrani 13:7 

POKOK-POKOK DOA     :

  • Tugas para pemimpin baik di keluarga, jemaat dan
  • Agar para  pemimpin  mampu  bekerja  dengan  jujur  dan  bertanggung jawab.
  • Agar Alkitab dijadikan  sebagai  pedoman dalam berpikir, bertutur kata dan  mengambil

TATA CARA IBADAH YANG DIUSULKANHARI MINGGU BENTUK V

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan:   NNBT No.3 Mari Kita Puji Allah”

Pembukaan:  NNBT No.4  Naikan Doa  Pada  Allah

Pengakuan Dosa dan Pengampunan:  PKJ No. 129 Kau Perkasa ‘Ku Lemah.

Ses Pembacaan Alkitab:KJ No 413 Tuhan Pimpin Anak-Mu

Persembahan: NKB No.126  Tuhan  Memanggilmu

Penutup:  NNBT No. 28  Ya  Tuhan Tolong  Aku

ATRIBUT : Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.