TEMA BULANAN:“ Membangun Solidaritas Kebangsaan”
TEMA MINGGUAN: “Keteguhan Hati Seorang Pemimpin”
Bahan Alkitab: Yosua 1 : 1 – 9
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Menurut rumusannya secara terminologi asal kata, pe-mimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan dan kele-bihan dalam satu bidang, sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama melakukan aktifitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin (Inggris = ”leader”), mempunyai tugas untuk me-“lead” (mengerakkan, menuntun, mengarahkan) orang-orang yang dipimpinnya. Maju mundurnya sebuah organisasi/lembaga sangat ditentu-kan oleh sang pemimpin.
Memimpin bukanlah pekerjaan yang mudah. Orang harus siap menghadapi segala resiko, misalnya; kritikan, fit-nah dan penolakan. Sadar akan resiko ini, banyak orang tidak siap atau menolak menjadi pemimpin. Di lain pihak ada banyak orang berambisi menjadi pemimpin. Jabatan ini diperebutkan sedemikian rupa, bahkan dengan menghalalkan segala cara, walaupun motivasinya sering tidak tulus. Padahal mungkin dia tidak memiliki kemampuan.
Memimpin adalah sebuah tanggung jawab yang sangat strategis. Alangkah berbahayanya bila memilih pemimpin yang tidak kredibel. Ibarat membiarkan seorang menjadi pilot tanpa tahu apakah dia mampu mengemudikan pesawat atau tidak. Oleh karena itu dibutuhkan seorang yang memiliki semua prasyarat yang memadai untuk dapat menjadi pemimpin yang handal. Antara lain syarat seorang pemimpin adalah dia harus memiliki spiritualitas, mental, karakter yang teguh, kokoh dan siap menghadapi resiko apapun yang ada di depan. Alasan di atas menjadi dasar dari tema kita minggu ini “Keteguhan Hati Seorang Pemimpin”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (“Exegese”)
Musa memimpin orang Israel di padang gurun selama empat puluh tahun, setelah mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Ketika mereka berkemah di dataran Moab, di sebelah Timur sungai Yordan, Musa meninggal dunia. Yosua menjadi pemimpin baru yang menggantikan Musa.
Janji Tuhan kepada Abram 500 tahun sebelumnya (Kejadian 12:1-2,15:7-21) dan diulangi lagi kepada Yosua (Yosua 1 : 1-8), sepertinya akan segera dipenuhi. Keturunan Abraham yaitu orang Israel siap mengambil alih negeri Kanaan. Namun hal ini bukanlah suatu perkara yang mudah. Ada bangsa-bangsa lain yang menempati tanah Kanaan. Mereka sudah mengelola tanah dan membangun kota-kota berbenteng di sana. Tentunya mereka tidak akan mau mem-berikan begitu saja tanah mereka kepada orang Israel. Me-reka melawan dengan sekuat tenaga, bahkan berbalik meme-rangi orang Israel. Orang Kanaan, adalah bangsa-bangsa yang kuat secara militer dan sumber daya, karena mereka lebih modern dari pada orang-orang Israel yang masih bersifat nomaden (berpindah-pindah). Apakah pemimpin Israel sang-gup untuk merebut tanah Kanaan dengan segala resiko dan tantangan yang begitu besar?
Yosua bin Nun telah dipersiapkan jauh sebelumnya untuk menggantikan Musa. Ia adalah cucu Elisama kepala suku Efraim. Oleh saudara-saudaranya ia disebut Hosea, artinya “Keselamatan” (Bilangan 13:8). Musa mempersiapkan Yosua untuk menjadi pemimpin. Yosua menerima panggilan Ilahi untuk tugas selaku penerus Musa.
Sekalipun Musa telah meninggal, tetapi rencana Allah harus berjalan terus. Kepada Yosua Tuhan memberikan kesanggupan Ilahi, bahwa “haruslah engkau kuat, berani dan jangan gentar, taat kepada Allah”. Yosua harus menjadi seorang pemimpin yang memiliki keteguhan dan ketaatan yang bersifat total kepada Tuhan. Yosua tidak boleh takut, sebaliknya harus berani, bertindak hati-hati, jangan ceroboh dan jangan terburu-buru mengambil keputusan. Jangan me-nyimpang ke kanan atau ke kiri agar tidak terpengaruh dengan kebiasaan orang yang suka melakukan kejahatan. Selanjutnya yang wajib dilakukan Yosua adalah hidup sesuai Firman Tuhan. Memberlakukan firman Tuhan sebagai bagian dari kelengkapannya sebagai seorang pemimpin. Merenung-kan secara terus menerus dan memberlakukan dengan setia firman Tuhan itu dalam segenap aspek kehidupannya. Sebagai jaminannya Tuhan tetap tinggal dan menyertai.
Makna dan Implikasi Firman
Allah memiliki otoritas untuk menentukan siapa yang akan dipilih dan dipercayakan menjadi seorang pemimpin. Jika kepercayaan itu diberikan kepada kita, hendaknya disadari bahwa keterpilihan kita adalah anugerah yang harus disyu-kuri, sambil kemudian mengemban tugas dan tanggung jawab tersebut dengan sungguh-sungguh serta selalu berserah kepada Dia. Sangat disayangkan banyak orang yang setelah diberi kepercayaan menganggap diri hebat dan tidak meng-hargai tanggungjawab yang diamanatkan oleh Tuhan. Banyak pemimpin melakukan tugasnya bukan berdasarkan Firman. Itu sebabnya banyak yang mudah terpengaruh, bertindak tidak hati-hati dan ceroboh. Cara kerja seperti ini adalah tanda kegagalan dan bukan keberhasilan. Memang tidak ada satupun tugas kepemimpinan dilaksanakan tanpa harus menanggung resiko dan ancaman.
Adalah suatu kebanggaan apabila kita bisa dipercaya-kan menjadi seorang pemimpin. Entah di instansi pemerintah, organisasi sosial atau di jemaat/gereja. Alangkah sukacitanya jika bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan tuntas dan berhasil apalagi bila kita melaksanakan itu sebagai wujud pengabdian kita kepada Tuhan.
Yosua adalah gambaran seorang pemimpin yang berhasil karena Tuhan. Yosua dipercayakan menggantikan Musa un-tuk mengantar umat Israel memasuki tanah Kanaan. Tan-tangan terberat Yosua adalah mengatur umat yang berjumlah sekitar 2-3 juta orang. Di satu pihak orang Israel terkenal memiliki karakter orang yang keras kepala. Di pihak lain, Yosua harus menghadapi orang Kanaan yang jumlahnya jauh lebih besar dan lebih kuat Allah menghendaki mereka yang dipercayakan sebagai pemimpin, agar memiliki karakter se-perti Musa dan Yosua yang selalu taat mendengar perkataan Firman Tuhan. Janji-Nya berlaku bagi orang yang setia pada firman-Nya. Seorang pemimpin harus berani tanpa takut dan gentar, tidak mudah terpengaruh serta tetap berpegang teguh pada kebenaran firman, juga harus mampu memberikan pengajaran firman Tuhan kepada mereka yang dipimpinnya.
Dalam dunia modern seorang pemimpin harus memiliki ketrampilan untuk tugas dan kerja demi menggapai keber-hasilan, sambil memperlengkapi diri untuk memiliki IQ (kecerdasan Intelektual), EQ (Kecerdasan Emosional) dan SQ (Kecerdasan Spiritual), sehingga bisa menjadi pemimpin yang ideal yakni hidup dalam kejujuran, memiliki kemampuan dan bertanggung jawab.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- 1. Apa pemahaman saudara tentang seorang pemimpin menurut pembacaan Alkitab Yosua 1:1-9 ?
- Sebutkan kriteria untuk menjadi seorang pemimpin yang baik dan benar ?
- Apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin agar berhasil memimpin?
NAS PEMBIMBING: Ibrani 13:7
POKOK-POKOK DOA :
- Tugas para pemimpin baik di keluarga, jemaat dan
- Agar para pemimpin mampu bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab.
- Agar Alkitab dijadikan sebagai pedoman dalam berpikir, bertutur kata dan mengambil
TATA CARA IBADAH YANG DIUSULKAN : HARI MINGGU BENTUK V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: NNBT No.3 Mari Kita Puji Allah”
Pembukaan: NNBT No.4 Naikan Doa Pada Allah
Pengakuan Dosa dan Pengampunan: PKJ No. 129 Kau Perkasa ‘Ku Lemah.
Ses Pembacaan Alkitab:KJ No 413 Tuhan Pimpin Anak-Mu
Persembahan: NKB No.126 Tuhan Memanggilmu
Penutup: NNBT No. 28 Ya Tuhan Tolong Aku
ATRIBUT : Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.