Tema Mingguan: “Teknologi sebagai media pelayanan”
Tema Bulanan: “Gereja yang misioner dan transformasi sosial”
Bahan Alkitab:
- 1 Samuel 6 : 1 – 9
- Kisah Para Rasul 18 : 1 – 4
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Teknologi adalah hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan; sebagai bukti bahwa manusia mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini telah mengantar manusia menemukan dan membuat beragam hal yang dapat membantu kelancaran kerja; juga dalam rangka membantu memperlancar kerja pelayanan Gereja.
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sekarang telah mengakibatkan banyak orang Kristen melupakan panggilannya sebagai garam dan terang dunia. Banyak orang Kristen yang tidak hadir lagi sebagai pembawa sukacita dalam kehidupan keluarga, jemaat dan masyarakat.
Padahal, sebenarnya teknologi adalah karunia dan berkat Tuhan, karena Allah adalah sumber ilmu pengetahuan dan hikmat itu sendiri. Sehingga sudah selayaknya jika teknologi harus dipergunakan/ dimanfaatkan sebagai sarana pelayanan di mana Tuhan dipermuliakan dan sesama manusia diberkati.
Inilah alasan kita merenungkan tema “Teknologi sebagai media pelayanan.”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Tuhan Allah memerintahkan Musa untuk membuat Tabut. Tabut dipakai untuk menyimpan dua loh batu bertuliskan kesepuluh Firman. Tabut Tuhan adalah merupakan lambang kehadiran Allah di tengah umat Israel. Biasanya disimpan di ruang Mahakudus di Kemah Suci Israel; hanya para Imam dan suku Lewi yang dapat masuk dan mengusung tabut di bahunya (Ul.10:8); orang lain yang menyentuhnya akan mati (2Sam.6:6-7).
Pada zaman Samuel, tabut diambil/dirampas dari tempat suci di Silo oleh orang Filistin (1Sam4). Akan tetapi selamat Tabut Perjanjian ada di tanah Filistin, penyakit borok dan kematian tidak henti-hentinya terjadi di tempat di mana Tabut Perjanjian diletakkan. Tujuh bulan lamanya Tabut Allah di tanah orang Filistin (ay.1), dan karena berbagai penyakit dan kematian yang mereka alami, maka berundinglah mereka melalui imam dan para petenung Filistin untuk segera mengembalikan Tabut Perjanjian ke tanah Israel.
Kembalinya Tabut perjanjian ke tanah Israel terjadi tanpa ada usaha dan kerja keras dari orang Israel. Sebab kembalinya tabut ke tangan bangsa Israel adalah inisyatif sendiri dari bangsa Filistin.
- Tabut Perjanjian adalah sarana dimana Tuhan Allah mau menyatakan keberadaanNya kepada umat Tuhan.
- Kereta lembu yang dipakai untuk mengusung tabut perjanjian adalah merupakan sarana pra modern yang dipakai oleh umat Tuhan untuk menyatakan kehadirannya di tengah persekutuan umat Tuhan. Dan juga sarana untuk dapat menyembah Dia.
- Kemah, juga sebagai salah satu sarana yang dipakai oleh Rasul Paulus dalam Penginjilan.
Dengan demikian menjadi teranglah bahwa tangan Tuhan menguasai segala sesuatu. Tuhan bisa melakukan apa saja untuk melaksanakan maksud dan rencana indah bagi umat Manusia termasuk teknologi pra modern seperti; Tabut, kereta, lembu, dan kemah.
Sebagaimana Paulus (kesaksian Kisah 18:1-4); sebagai orang rasul Kristus ia tetap dalam komitmen untuk memberitakan Injil, meskipun saatitu ia juga harus bekerja sebagai tukang kemah dalam rangka membiayai berbagai kebutuhan pelayanannya. Paulus tetap menyempatkan diri, memberi waktu bagi Tuhan. Setiap hari Sabat ia datang ke rumah ibadah mengajar dan meyakinkan orang Yahudi juga orang Yunani untuk menerima Injil dan percaya pada Yesus. Mengingat bahwa orang Yahudi di kota Korintus pun mati-matian menolak Injil Kristus namun Paulus tetap dalam komitmen pelayanan bahwa Injil harus diberitakan dalam keadaan apapun, waktunya benar-benar untuk memberitakan Injil Kristus, seperti yang ditegaskannya dalam 1 Korintus 2:2: “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan”.
Makna dan Implikasi Firman
Israel sebagai umat Tuhan sungguh menyadari pentingnya mempermuliakan Tuhan lebih dari apapun. Karena itu, tabut perjanjian sebagai lambang kehadiran Allah di tengah umat, tidak dapat diperlakukan dengan semena-mena menurut keingnan umat sendiri. Umat harus terus bertanya pada Tuhan, bagaimana seharusnya memanfaatkan Tabut Perjanjian ini agar jangan mengakibatkan malapetaka bagi kehidupan mereka. Karena, bukan bangsa kafir saja yang akan menerima malapetaka jika salah memfungsikan keberadaan Tabut Perjanjian, tetapi umat Israel pun akan menerima hal yang sama jika salah memfungsikan Tabut Perjanjian Allah tersebut.
Teknologi yang banyak menawarkan beragam kemudahan dan kecepatan sehingga dalam satu kurun waktu manusia dapat melakukan/mengerjakan beberapa hal sekaligus; telah menjadikan manusia menjadi malas beribadah; lebih memilih duduk di depan televisi, mengoperasikan komputer, laptop dan handphone apakah untuk nonton, main “game”, facebook, chatting, dll.
Bukan, dengan kecanggihan teknologi, ada begitu banyak anak muda yang terjerat narkoba (apakah sebagai pengguna atau pengedar), freesex, melawan orang tua. Suami istri (Rumah tangga Kristen berantakan) karena salah satu atau masing-masing mempunyai PIL (Pria Idaman Lain) / WIL (Wanita Idaman Lain) yang mereka kenal melalui facebook, BBM atau twitter, akhirnya teknologi menjadi malapetaka bagi manusia karena pemanfaatan yang salah.
Perkembangan teknologi sekarang justru memudahkan kita untuk bersaksi. Umat Tuhan zaman Perjanjian Lama menggunakan sarana seperti: tabut, kereta dan lembu sebagai sarana tetapi umat Tuhan sekarang justru mendapat banyak kemudahan dalam menjawab pelayanan, persekutuan dan kesaksian. Seperti kemudahan sarana transportasi (laut, udara, dan darat), sarana komunikasi (komputer/laptop, telepon/handphone, internet).
Gereja sebagai persekutuan orang percaya sebagaimana umat Israel juga terpanggil untuk dipakai Allah menjadi alat bagi-Nya, sehingga dunia percaya dan memuliakan Yesus. Allah hadir dan terus berperkara dalam kehidupan orang percaya.
Kehadiran Allah terus teralami lewat berkat jasmani maupun rohani. Kehadiran Allah tidak lagi dalam bentuk Tabut Perjanjian yang harus dipikul kemana saja. Karena, di dalam dan melalui Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit, Roh Kudus telah dicurahkan untuk berkarya, menjadi penolong dan penghibur setiap anak Tuhan. Maka selayaknya setiap anak Tuhan penuh semangat melayani dan memberitakan Injil, sambil memanfaatkan teknologi yang ada sebagai sarana untuk kemudahan/kelancaran pelayanan. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah setiap manusia terlebih orang percaya harus menguasai teknologi dan bukan sebaliknya, kita dikuasai atau diperbudak oleh teknologi. Karena hanya Tuhan yang patut disembah dan dimuliakan.
PERTANYAAN DISKUSI
- Teknologi apa saja yang dipakai sebagai sarana pelayanan dalam 2 perikop bacaan tadi?
- Apa pesan Firman Tuhan ini untuk sebagai orang percaya dihubungkan dengan penggunaan teknologi sebagai media pelayanan?
NAS PEMBIMBING: Yesaya 4:5-6
POKOK-POKOK DOA
- Berdoa supaya teknologi modern dapat dimanfaatkan sebagai media pelayanan.
- Berdoa untuk persekutuan, pelayanan dan kesaksian GMIM.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
– Persiapan: KJ No.1:1,2
– Sesudah Ungkapan Sembah: KJ No.7:1
– Pengakuan Dosa: KJ No.467:1-3
– Jaminannya Menguatkan: NNBT No.17
– Sambutan Pemberitaan Firman: KJ No.54:1,4
– Persembahan: KJ No.367:1-5
– Penutup: KJ No.269:1,4
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.