TEMA: “Kenaikan Yesus Mendatangkan Sukacita”
BACAAN ALKITAB: Lukas 24:50-53
Saudara-sudara yang dikasihi Tuhan Yesus !
Menurut sejarah liturgi gereja, perayaan Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke surga dilaksanakan sesudah abad ke 4 Masehi. Kenaikan Tuhan Yesus ke surga dihitung empat puluh hari setelah Paskah (bd. Kisah Para Rasul 1:3) atau sepuluh hari sebelum Pentakosta. Kenaikan Tuhan Yesus ke surga dipahami sebagai jembatan antara misteri Paskah Kristus dan Roh Kudus. Bahwa Yesus Kristus pergi kepada Bapa-Nya, sehingga Iapun menganugerahkan Roh kudus kepada gereja-Nya, sebagaimana yang telah dijanjikan-Nya (Kisah Para Rasul 2:33).
Kenaikan Tuhan Yesus terjadi setelah Ia menampakkan diri kepada dua perempuan dekat makam (Matius 28:9,10), kepada dua murid dalam perjalanan ke Emaus (Lukas 24: 13- 35), kepada semua murid-Nya (Lukas 24:36-49) dan kepada lebih dari 500 orang lainnya (1 Korintus 15:6). Selama empat puluh hari Tuhan Yesus mengajar para murid-Nya mengenai Kerajaan Allah (Kisah Para Rasul 1:3).
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus !
Sungguh menarik bagi kita bahwa peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke surga hanya dikisahkan oleh Lukas, tabib yang dikasihi (Kolose 4:14). Kita telah membaca Lukas 24:50-53, dikisahkan bahwa sebelum Tuhan Yesus terpisah dari murid-murid-Nya dan terangkat ke sorga, Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka (ayat 50). Seperti Musa memberkati bangsa Israel, Yakub memberkati anak-anaknya demikian juga Yesus memberkati para murid mewakili dua belas suku Isarel. Dengan memberkati para murid, menunjukkan pada kita bahwa Ia memberkati seluruh bangsa Israel dalam arti rohani (semua orang yang percaya pada-Nya; termasuk kita semua) dan mengukirkan nama Bapa-Nya dalam diri semua orang peraya.
Memberkati (Yun. Eulogeo/yoo-log-eh’o) atau mengucap berkat; berarti :
- Suatu karunia Illahi yang menyebabkan pekerjaan kita berhasil (Ulangan 28:11).
- Kehadiran Allah bersama kita (Kejadian 26:3).
- Pemberian Allah berupa kekuatan, kuasa dan pertolongan (Efesus 3:16; Kolose 1:11)
- Pekerjaan Allah di dalam dan melalui diri kita untuk menghasilakn kebaikan (Filipi 2:13).
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus!
Setelah Yesus memberkati para murid, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga (ayat 51). Ia terangkat ke sorga, oleh tindakan dan perbuatan-Nya sendiri, sebagaimana Ia bangkit maka demikian pula Ia naik ke sorga dengan kuasa-Nya sendiri.
Kenaikan Yesus ke surga merupakan penggenapan dari nubuat yang pernah di katakan-Nya kepada para pemimpin Yahudi sebelum disalibkan; “ Mulai sekarang, Anak manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa”. (Lukas 22:69). Johanes Calvin berkata: apabila kita berbicara tentang sorga, sebaiknyalah kita lebih mengingat kepada suatu keadaan bukan suatu tempat. Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga (Bd, Kisah Para Rasul. 1:9), berarti Kristus masuk ke dalam keadaan kepermaian sorga yang diperoleh-Nya melalui kebangkitan-Nya. Bahwa Ia sekarang memasuki “cara berada yang baru” setelah kebangkitan-Nya, sehingga Ia tidak dapat lagi bergaul dengan murid-murid-Nya seperti dahulu sebelum kematian-Nya. Cara yang baru itu, menunjukkan pada kita bahwa Ia harus berakhir juga seperti cara Dia hadir (menampakkan diri) setelah kebangkitan-Nya.
Kenaikan Tuhan Yesus ke surga pada satu pihak sebagai penutup dari suatu masa, tetapi juga merupakan permulaan dari suatu masa baru, yakni masa yang dicirikan oleh pekerjaan Allah dengan perantaraan Roh Kudus.
Dengan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, membuat para murid sujud menyembah-Nya dan bersukacita. Menyembah (Yun. Proskuneo/pros-koo-neh’o), atau berlutut membungkukkan diri; hal ini berarti bahwa para murid sungguh-sunguh takluk dan mau menyembah Dia sebagai “Yang Mulia”. Para murid menyembah-Nya oleh karena: Pertama, mereka telah diberkati oleh Tuhan Yesus. Kedua, Karena cara Ia terangkat ke sorga membuktikan bahwa Ia dimuliakan. Para murid sungguh takjub, kagum menyaksikan peristiwa kenaikan-Nya, sehingga menimbulkan rasa syukur yang dalam.
Tuhan Yesus yang terangkat ke surga membuktikan bahwa Ia dimuliakan oleh Bapa-Nya. Kita teringat lagu rohani dalam Pelengkap Kidung Jemaat No. 2. Mulia, Mulia Nama-Nya. Marilah kita nyanyikan lagu ini: …………
Mulia, mulia nama-Nya, bagi Yesus kemuliaan puji sembah.
Mulia, kekuasaan-Nya, memb’ri berkat bagi jemaat bersyukurlah. Pujilah, tinggikanlah Rajamu Yesus, Dialah selamanya Sang Raja benar. Mulia, mulia nama-Nya, Sang Penebus, Mahakudus, Mahabesar.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus !
Para murid yang menyembah-Nya pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita (Yun. Kharas megales; Ing. Great joy= sukacita yang besar). Perubahan psikologis yang sangat menakjubkan dialami oleh para murid sebab melalui peristiwa kenaikan-Nya, pikiran mereka diubahkan. Jikalau sebelumnya para murid bersedih sewaktu Yesus berkata bahwa Ia harus pergi meninggalkan mereka, tapi kini mereka sangat bersukacita setelah menyaksikan dan mengalami kuasa kenaikan Yesus Kristus. Para murid sangat bersukacita sebab yakin bahwa Ia pergi untuk menyediakan tempat di Rumah Bapa (Yohanes 14:1-3).
Para murid dan semua orang percaya yakin bahwa ia telah menjanjikan Penolong (Yun. Parakleton) yaitu Roh Kebenaran (Yohanes 14:16,17).
Para murid tetap beribadah dalam Bait Allah dan memuliakan-Nya, sebab penyembahan korban di Bait Allah telah digantikan oleh pengorbanan Kristus. Memuji dan memuliakan Allah setiap waktu merupakan tindakan nyata bagi setiap orang percaya mengingat berkat-berkat-Nya yang ajaib telah kita terima dari-Nya.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus !.
Kenaikan Yesus Kristus ke sorga, sebagai tanda besarnya kuasa Allah yang tak terselami oleh manusia. Kita yakini bahwa sebagaimana Ia memberkati para murid, maka Ia akan selalu memberkati kita semua dengan berkat-berkat yang menakjubkan. Mungkin ada di antara kita yang berduka dan mengalami pergumulan hidup, yakinlah bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan.
Kita yakini bahwa dengan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga berarti Ia telah mempersiapkan suatu keadaan/suasana yang indah dan mulia bagi semua orang percaya. Ia telah menjadi pengantara kita dengan Allah Bapa.
Marilah kita terus bersukacita di dalam Tuhan, memuji nama-Nya dalam ibadah-ibadah formal maupun dalam tidakan nyata setiap hari. Kita tetap rajin beribadah kepada Tuhan baik di kolom, BIPRA dan Ibadah raya serta ibadah lainnya sebagai tanda syukur bahwa Tuhan Yesus sudah, sedang dan akan terus memberkati kita dengan berkat-berkat rohani yang meng-agungkan. Roh Kudus (Roh Kebenaran) akan beserta dengan kita dalam menjalani perjuangan hidup ini. Amin.