MTPJ 4 – 10 Agustus 2019

0
3322
TEMA BULANAN : “Peran Gereja Dalam Menghadirakan Tanda-tanda Kerajaan Allah
TEMA MINGGUAN :”Mengusahakan Kesejahteraan Kota
BACAAN ALKITAB : Yeremia 29:1-14
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Banyak orang berpikir bahwa usaha mensejahterakan kota adalah kewajiban pemerintah dan kaum legislatif saja. Itu sebabnya banyak yang hanya menjadi penonton dan tukang kritik dalam usaha mensejahterakan kota.

Sejahtera adalah suatu keadaan yang menggambarkan adanya hidup yang aman, makmur dan tenteram. Jadi usaha mensejahterakan kota bukan hanya tanggungjawab pihak tertentu saja, melainkan menjadi tanggung jawab bersama dengan segenap elemen bangsa, termasuk warga gereja dalam panggilan iman untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah, dalam bentuk ketentraman, kemakmuran dan rasa aman.

Kota yang sejahtera akan memiliki angka pengganguran minim, kejahatan berkurang dan angka kemiskinan makin kecil. Ini dapat dicapai bila ada kwalitas hidup yang suka bekerja keras dan mengembangkan sikap saling menghormati dan menghargai serta menjaga nilai-nilai budaya, politik, keamanan, hak asasi manusia, toleransi dan relasi-relasi yang baik dalam interaksi sosial di tengah masyarakat yang majemuk.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Sekitar tahun 598 SM, raja Nebukadnezar mengangkut raja Yehuda, yaitu Yoyakhin dan sebagian besar penduduk Yerusalem, termasuk tua-tua, para imam dan nabi-nabi ke dalam pembuangan di Babel. Dari antara mereka yang tidak diangkut ke Babel dan tertinggal di Yerusalem, terdapat seorang  nabi Allah yang masih muda, anak imam Hilkia dari Anatot di tanah Benyamin bernama Yeremia. Ia mengirimkan surat kepada orang Yerusalem dalam pembuangan, melalui utusan Zedekia, raja Yehuda, kepada raja Nebukadnezar di Babel (ay 1-3).

Rakyat Yerusalem di pembuangan dingatkan bahwa mereka berada di Babel karena kehendak  Allah, karena itu mereka jangan menyia-nyiakan kesempatan selama mereka menjalani hidup dan berkiprah di negeri buangan itu. Walaupun keberadaan mereka di Babel adalah konsekwensi dari cara hidup yang tidak setia dan taat kepada Allah, namun Babel telah menjadi tempat tinggal. Karena itu mereka didorong untuk hidup secara normal, membangun rumah tempat tinggal, membentuk hidup berkeluarga, bertambah banyak dan berusaha sungguh-sungguh mengolah alam yang dianugerahkan Tuhan bagi mereka serta mengusahakan kesejahteraan atau kemakmuran kota dimana Tuhan Allah menempatkan mereka. walaupun pemerintah Babel tidak mengenal Allah dan penyembah berhala, namun selama raja masih memberi perlindungan terhadap rakyat Yerusalem di negeri itu, maka sikap loyal mereka harus terus dinampakkan melalui perilaku hidup yang menghormati pimpinan, menjaga ketertiban, memelihara ketenangan dan menciptakan kesejahteraan. Bahkan mereka harus mendoakan kota tempat mereka berpijak atau melakoni hidup sehari-hari, sebab untuk sementara waktu kesejahteraan penduduk Yerusalem bergantung pada kemakmuran Babel (ay 4-7)

Di Babel, rakyat Yerusalem dapat leluasa beraktifitas, tapi kerinduan mereka akan tanah perjanjian tidak dapat dihapus. Kembali ke Yerusalem adalah sebuah harapan tentang pembebasan yang besar dan issu ini tidak dapat ditiadakan. Namun dalam usaha meraih harapan akan pembebasan, umat diingatkan supaya tidak mudah percaya dan jangan menaruh harap kepada para nabi, tukang tenung dan juru mimpi Babel, yang memberi ajaran palsu dan menyesatkan serta penghiburan semu mengenai tahun pembebasan itu kian mendekat. Sebab Tuhan Allah merancangkan bangsa Yehuda akan berada di Babel selama 70 tahun, kemudian kembali ke tanah perjanjian. Tujuh puluh tahun adalah masa didikan Allah bagi umat yang telah berdosa, supaya mereka sadar dan bertobat serta kembali hidup sebagai umat yang mengakui Tuhan Allah dalam segala aspek kehidupan mereka (ay 8-11).

Pembuangan di Babel menjadi ladang pembentukan ketaatan dan kesetiaan umat Allah, supaya mereka mendapatkan kembali identitas dan jatidiri mereka sebagai umat dan bangsa pilihan. Dengan demikian, maka rancangan Tuhan bagi penduduk Yerusalem yang terbuang, umat kepunyaan-Nya adalah rancangan damai sejahtera, yaitu pengharapan akan keselamatan kekal di dalam Tuhan. Rancangan damai sejahtera dari Tuhan Allah, akan direalisasikan-Nya setelah genap 70 tahun umat tertawan di Babel dan ketika kaum yang sisa itu bersungguh-sungguh dan tulus hati mencari Allah, maka Tuhan Allah akan mendengar serta menjawab doa-doa syafaat umat. Pemulihan dan keselamatan dari Allah akan menjadi bagian umat-Nya (ay 12-14).

 

Makna dan Implikasi Firman
  • Tuhan Allah menginginkan umat-Nya terbebas dari berbagai belenggu sosial, ekonomi, budaya dan politik yang menyimpang dari kehendak Allah, supaya dapat memiliki hak hidup dengan martabat yang berkeadilan dan sejahtera, tanpa mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya untuk kesejahteraan kota.
  • Orang percaya wajib mencukupkan kebutuhan sandang, pangan dan papan serta menata keluarganya supaya bertambah banyak. Juga wajib mengusahakan kesejahteraan kota, berdoa untuk kota, supaya dapat menikmati kesejahteraan bersama.
  • Gereja terpanggil untuk memberi pendidikan politik yang sehat dan cerdas bagi setiap warganya, supaya sebagai warga Gereja kita dapat berperan aktif dalam bidang politik, sekaligus mengambil bagian secara bertanggung jawab dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.
  • Mari kita hadirkan damai sejahtera Allah melalui sikap dan tutur ucap yang menjadi berkat. Hendaknya gaya hidup dan karakter yang berpola pada keteladanan Kristus, menuntun kita menjadi berkat, mulai dari keluarga, jemaat dan masyarakat, ditiap talenta, karya, jerih juang dan kerja yang dianugerahkan Tuhan bagi kita.
  • Di negeri yang kita cintai ini, tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia sedang mengalami krisis etika moral yang sedang memporak-porandakan bangsa, dimana rakyat main hakim sendiri, ada kelompok radikal yang bertindak sebagai penegak hukum dan tidak menghargai martabat kemanusiaan sesama warga bangsa, korupsi tiada henti. Menghadapi realita ini, mari kita menjadi warga gereja yang rajin berdoa, bekerja dan peduli terhadap kesejahteraan diri, keluarga, jemaat dan rakyat.
  • Sebagai warga negara, kita wajib bertanggung jawab dalam memajukan kota diberbagai bidang : ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, budaya, kerukunan umat beragama dan menopang aspek-aspek yang menyatukan kehidupan berbangsa dan bernegara, yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
  • Peran tokoh lintas agama dalam wadah FKUB, BAMAG, BKSUA bersama dengan pemerintah dan masyarakat, sangat penting dalam mengusahakan kesejahteraan kota. Kota yang sejahtera menumbuh kembangkan nilai-nilai spiritual, yang selalu mendorong manusianya untuk hidup beradab, berwibawa dan mengembangkan etos kerja yang dapat memakmurkan kehidupan pribadi, keluarga, jemaat dan masyarakat.

 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI :

  1. Apa dasar dan tujuan Yeremia menyampaikan surat ini kepada umat Allah yang terbuang ke Babel menurut bacaan Yeremia 29:1-14?
  2. Bagaimana peran warga gereja dalam mengusahakan kesejahteraan kota?

 

NAS PEMBIMBING: Roma 14:19

 

POKOK-POKOK DOA :

  • Warga gereja dapat menjadi pribadi dan keluarga yang menopang pelayanan GMIM, serta memantulkan cahaya kebenaran dalam peran mereka dibidang politik, social dan ekonomi.
  • Kerukunan antar umat beragama dan menghargai pluralitas.
  • Usaha mensejahterakan kota.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN

HARI MINGGU BENTUK I

 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN :

Panggilan Beribadah: NKB No. 2   Hai Mari Sembah

Tahbisan dan Salam:NKB No.7  Nyanyikanlah Nyanyian Baru

Ses Nas Pemb: NKB No. 72   Nama Yesus Berkumandang

Ses Peng Dosa dan Pemb Anugerah Allah: NNBT No. 36   ‘Barangsiapa Yang Percaya Kepada Tuhan’

Ses Pengakuan Iman:   KJ No. 280   Aku Percaya

Ses Hukum Tuhan:   KJ No. 54   Tak Kita Menyerahkan

Ses Doa Pemb Alkitab dan Pemb Firman Tuhan :   NNBT No. 46   O, Alangkah Indah Hidupku’

Ses Khotbah: KJ No. 356   Tinggalah Dalam Yesus

Persembahan: NNBT No. 15.   Hai Seluruh Umat Tuhan

Nyanyian Penutup:  NNBT No. 20  Kami Bersyukur Pada-Mu, Tuhan

 

ATRIBUT:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.