MTPJ 4 – 10 Mei 2014

0
1779

TEMA BULANAN : “Berdemokrasi dalam kemenangan Kristus ”

TEMA MINGGUAN : “Kuasa kemenangan Kristus mengalahkan kuasa politik uang

Bahan Alkitab : Bilangan 24:12-13; Matius 28:11-15

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Politik uang semakin merambah praktek berdemokrasi di negeri tercinta ini. Ungkapan yang ironis ini secara tidak langsung merupakan cerminan praktek berdemokrasi dewasa ini. Karena itu ada ungkapan, “Ada uang , urusan lancar”, lebih tajam lagi “Ada uang banyak, urusan lebih lancar lagi.” Pemberian uang menjadi banyak maknanya, tidak hanya alat untuk membayar benda/ barang tetapi juga membayar untuk menyuap, menyogok, tutup mulut,  dll. Apakah uang menjadi ukuran segala-galanya?

      Pada minggu perayaan kebangkitan Tuhan Yesus akan dikemukakan bagaimana upaya menyembunyikan fakta kebangkitan Yesus dengan membayar penjaga kubur. Namun demikian berita kebangkitan tetap tersiar hingga kini. Ini berarti kuasa politik uang tidak mampu mengurangi arti, mempersempit makna atau memutarbalikkan kuasa  kebang-kitan Tuhan Yesus.

      Sepanjang masa, umat Kristen akan terus ditantang keteguhannya untuk tetap mempertahankan keadilan, ke-benaran dan perdamaian di tengah maraknya politik uang yang terus merambah kehidupan bermasyarakat masa kini.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)

Matius 28:11-15  mengisahkan bagaimana para serdadu melaporkan peristiwa kebangkitan Yesus. Kepada imam-imam kepala (Sanhedrin) mereka menggambarkan kejadian pada waktu batu terguling dan Yesus keluar dalam keadaan hidup dari kubur yang mereka jaga. Ketika mendengar berita kebangkitan Yesus dari para penjaga, Mahkamah Agama berusaha mencari dalih untuk mematahkan fakta ini, Hasilnya adalah sebuah kesepakatan yang mengatakan bahwa Yesus tidak benar-benar bangkit. Para penjaga dibayar untuk mengatakan bahwa mayat Yesus  dicuri saat penjaga-penjaga tertidur. Mahkamah Agama berusaha memutarbalikkan fakta kebangkitan Yesus dengan menimpakan penyebab kehebohan berita ini pada ulah murid-murid yang datang malam-malam dan mencuri mayat Yesus.

      Bagaimana mungkin murid-murid Yesus yang ketakutan, berdiri jauh-jauh pada saat pengadilan Yesus bahkan tercerai berai berani melakukan aksi, menerobos barisan penjaga yang bersenjata dan menggeser batu yang sangat besar untuk mengeluarkan sebuah mayat. Pikiran mereka sedang kosong, akal mereka masih buntu, ingat bagaimana 2 orang yang mengadakan perjalanan dari Yerusalem ke Emaus. Mereka berjalan tetapi pikiran mereka menerawang. Mereka men-dengar tapi tidak menyimak, kematian Yesus membuat mata mereka seperti tertutup dan tidak mungkin melakukan tindakan agresif seperti membongkar kubur. Murid-murid sedang berduka, mereka kehilangan orientasi dan mungkin berniat pulang kampung atau kembali ke pekerjaan mereka semula. Kalau mereka berkumpul , itu dilakukan di tempat-tempat tertutup dengan pintu-pintu terkunci. Dalam tindakan lemah fisik dan psikis tentulah mereka adalah kelompok yang jauh dari tindakan reaksioner. Lagi pula begitu mudah melakukan penggeledahan di Yerusalem dan sekitarnya jika memang mayat Yesus disembunyikan di suatu tempat.

      Para penjaga itu telah dibayar. Upaya memutarbalikkan  kebenaran dengan uang sebagai pelicinnya. Para penjaga yang telah menerima sejumlah besar uang  kemudian menceritakan kabar bohong yang terus dipakai menyerang kekristenan bahwa Yesus tidak benar-benar bangkit. Para penjaga itu kemudian menyebarkan berita tentang mayat Yesus yang dicuri dan cerita itu masih ada sampai sekarang. Uang berganti fungsi sebagai alat untuk membungkam kebenaran, mereduksi makna kebangkitan Yesus demi gengsi dan wibawa para penguasa.

      Selanjutnya dalam pembacaan kedua Bilangan 24:12,13 menggambarkan bagaimana upah petenung (suap dari raja Balak bin Zipor) tidak dapat membuat Bileam mengucapkan kutuk bagi bangsa Israel.

      Kisah mengenai Bileam terjadi ketika bangsa  Israel baru saja mengalahkan 2 orang raja: Sihon, raja orang Amori, dan Og, raja Basan. Balak bin Zipor, raja Moab dan orang-orang Moab menjadi gentar (Bilangan 22:2), maka Balak mengirim utusan yang terdiri dari para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian, dengan membawa di tangannya upah penenung, memanggil Bileam untuk datang mengutuki orang Israel (Bilangan 22:4-5). Mula-mula Bileam tidak mau pergi, karena dalam mimpi dilarang oleh Allah. Namun setelah orang-orang Moab datang lagi, Bileam diberi ijin untuk pergi asalkan hanya mengucapkan apa yang diperintahkan oleh Allah. Tanpa diminta lagi oleh orang Moab, Bileam berangkat, sehingga membuat Allah marah.  Allah mengirimkan malaikat-Nya menghadang jalan yang dilalui Bileam, tetapi 3 kali keledai Bileam menghindarinya. Meskipun Bileam bersikeras untuk pergi mengutuk, tetapi Tuhan menghadang Bileam dengan menghadirkan malaikat yang hanya dapat dilihat oleh keledai itu. Karena keledai melihat malaikat menghalangi jalannya, maka keledai itu menghindar. Pada kali ketiga, keledainya tiba-tiba dapat berbicara dan memprotes Bileam yang telah memukulnya tiga kali. Barulah saat itu Bileam dapat melihat malaikat yang membawa pedang terhunus siap membunuhnya. Bileam diperingatkan untuk hanya menga-takan apa yang diperintahkan oleh Allah. Ada upaya Balak Bin Zipor agar bangsa Israel mengalami kutukan Bileam, tetapi bujukan, politik uang berupa pemberian, iming-iming hadiah, suap  bahkan intimidasi macam apapun tidak dapat mencegah kuasa Tuhan yang akan dinyatakan dan memberi berkat bagi umat yang dikasihinya

      Di sini kita dapat belajar bahwa Tuhan dapat memakai siapa saja dan apa saja untuk mengingatkan kita manusia  supaya jangan berjalan di luar perintah dan kehendak-Nya, termasuk pembohongan dengan menggunakan uang.

      Dalam minggu-minggu Paskah ini diingatkan bahwa kuasa kebangkitan tidak dapat dibungkam oleh politik uang para petinggi waktu itu. Fakta kebangkitan Kristus tetap tersiar walaupun ada usaha politik uang yang mau merintangi kebenaran kebangkitan  Kristus. Artinya bahwa fakta kebang-kitan mengalahkan politik uang. Dengan uang Mahkamah Agama berusaha menutupi kebangkitan Yesus, tetapi tidak dapat menutupi bahwa fakta bahwa kebohongan mereka juga telah tersiar.

Makna dan Implikasi Firman

Pada hakekatnya uang bersifat netral, tetapi uang dapat berfungsi baik atau jahat oleh pengguna yaitu manusia. Uang dapat menjadi alat yang bisa meningkatkan kesejahteraan hidup, tetapi juga sebaliknya merusak diri atau orang lain. Penyalahgunaan uang dapat terlihat dari usaha manusia untuk memutarbalikkan kebenaran menjadi kebohongan, kejujuran menjadi ketidakjujuran. Kecenderungan ini  masih terus berlaku hingga kini. Dan hal ini berlaku hampir di seluruh aspek hidup; mulai dari masyarakat sampai kepada para petinggi pemerintah; mulai dari umat sampai kepada pemimpin umat. Ini mengindikasikan bahwa pemahaman tentang kebenaran, keadilan, kehidupan demokratis baru sebatas nilai kognitif  (pengetahuan) saja tetapi tidak nampak pada pelaksanaan dan penerapannya. Butuh proses pem-batinan atau internalisasi akan nilai-nilai keadilan, kebenaran dan perdamaian, dari kecil sampai dewasa sehingga benar-benar akan mewarnai perilaku hidup setiap orang beriman.

      Bukan saja sampai Injil Matius ini dituliskan kabar dusta itu telah dipercaya orang Yahudi, sampai kini pun cukup banyak orang lebih suka mempercayai dongeng dusta itu daripada mempertaruhkan hidup kepada Yesus yang bangkit.. Ada sekelompok orang yang mengandalkan peran uang untuk meningkatkan kredibilitas partai dan pribadi-pribadi, me-nyogok, memuluskan proyek. ketimbang mempercayakan pada rencana Tuhan yang indah dalam hidup kita. Mungkin waktu pembayaran pajak kita mengusahakan pengaturan lebih rendah karena telah memanipulasi data kekayaan, atau tagihan listrik kita yang jauh lebih rendah dari pemakaian  yang sebenarnya. Produksi barang kita sebenarnya kurang berkualitas tapi karena kita punya kenalan orang dalam”, maka kitalah yang menang tender untuk menjadi pemasok bahan di perusahaan tertentu. Uang menjadi segala-galanya! Semua lancar kalau uang lancar. Ada yang memberi suap, ada yang menerima, seperti sebuah siklus/perputaran yang tak akan pernah berakhir. Di sinilah tantangan iman orang percaya untuk memiliki keteguhan/konsistensi agar mampu menolak suap, tidak hanya bagi pelaku politik uang.

      Fakta kebangkitan Yesus yang tidak dapat dipatahkan oleh politik uang sebagaimana tema kita minggu ini merupa-kan bukti kuasaNya yang  membuat umat kristiani mampu bersaksi tentang keadilan dan kebenaran sebagaiman perintah Yesus yang telah menang.

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Buatlah simulasi singkat tentang cerita dalam Matius 28:11-15!
  2. Praktek-praktek suap seperti apakah yang dapat ditemui di sekitar lingkungan kita?
  3. Bagaimana peran profetik gereja untuk mengakkan keadilan, kebenaran dan perdamaian secara khusus menentang praktek suap di tengah masyarakat?

 

NAS PEMBIMBING :  Keluaran 23:8

POKOK-POKOK DOA

  1. Bagi upaya gereja untuk meletakkan dasarperdamaian, kebenaran dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat dengan menolak politik uang, praktek suap, dll.
  2. Agar seluruh warga gereja memiliki keteguhan terhadap kejujuran dan kebenaran.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan : NNBT No. 1

Sesudah Nas Pemb : NNBT No.4

Pengakuan Dosa & Berita Anugerah Allah : KJ No. 39

Ses Pengakuan Iman : KJ No.38 

Ses Hukum Tuhan : KJ No. 195

Persembahan : KJ. No. 253

Penutup : KJ No. 343

 

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :

Warna dasar putih dengan simbol salib berwarna kuning dan setangkai bunga bakung yang sedang mekar.