MTPJ 5 – 11 November 2017

0
6301

TEMA BULANAN : “Mengembangkan Spiritualitas Pelayanan”
TEMA MINGUAN : “Pengorbanan Dalam Pelayanan”
Bacaan Alkitab : Kolose 1:24-2:5
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Pengorbanan adalah pengabdian dan pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas, tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian dan tanpa pertimbangan. Juga berarti kerelaan seseorang akan suatu hal yang biasanya ditunjukan pada seseorang atau banyak orang dalam bentuk pertolongan dan tidak berharap imbalan dari suatu tindakan atau kerelaan, ikhlas semata-mata karena Tuhan.

Pengorbanan itu sendiri bisa berbentuk material dan immaterial, dan pengorbanan yang dilakukan dengan tulus dan tujuan mulia pasti akan memberikan hasil yang luar biasa (tidak percuma).

Pelayanan (Lat. ministerium) peranan yang diterima melalui penunjukan resmi dengan wibawa. Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung; menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain. Secara kristiani berarti si pelayan memberi pelayanan yang timbul dari hati yang rendah dan yang penuh kasih terhadap Allah dan manusia. Tujuan pelayanan adalah untuk menggenapi rencana Allah bagi seluruh umat manusia dan untuk memuliakan nama-Nya

Sering didapati pelayan dalam kepelayanannya menun-jukkan perasaan tidak terikat pada komitmen untuk melayani, merasa bebas berbuat semaunya sendiri dan merasa tugas yang dihadapinya sebagai urusan sendiri. Ada yang memahami menjadi pelayan, hanyalah sebagai pemenuhan selera, pen-dongkrak harga diri (status sosial) demi pemenuhan ambisi pribadi. Namun ada juga yang memahami bahwa mereka di utus Tuhan yang empunya pelayanan. Dalam pelayanan tak pernah lepas dari tantangan dan pergumulan sehingga dibutuhkan pengorbanan; kesabaran, tanggungjawab, komitmen dan dedikasi yang tinggi. Kita harus waspada dengan kecenderungan diri sebab apabila mata hati kita tidak berfokus kepada Kristus, tetapi tertuju kepada diri sendiri/atau kepada dunia ini maka kita akan kehilangan titik pusat dari visi untuk melayani.

PEMBAHASAN TEMATISPEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Kolose adalah sebuah kota di wilayah Frigia di lembah sungai Likus, pada jalur perdagangan antara timur dan barat, sekitar 176 km di sebelah timur kota Efesus yang berkembang menjadi makmur dan penting, penduduknya terdiri dari Yahudi dan Yunani. Perdagangan wol sangat maju sama seperti tetangganya Laodikia (band.Wahyu.3). Masyarakatnya hidup sangat toleran, yang di dalamnya terjadi perkawinan campur dan berbaurnya ibadah Yahudi dengan unsur-unsur penyem-bahan berhala helenistik.

Jemaat Kolose berdiri bukan oleh pelayanan Paulus, tetapi oleh Epafras (band.1:7; 2:1). Namun pelayanan Paulus selama tiga tahun di Efesus memberi dampak atas berdirinya jemaat tersebut (Kisah Para rasul 20:31). Jemaat Kolose dipengaruhi filsafat Yunani, Yudaisme dan astrologi dari Romawi. Karena itu berkembanglah ajaran-ajaran sesat antara lain: penyangkalan tentang keutamaan Kristus (Kolose 1:15-20), percaya filsafat yang hampa/palsu dan roh-roh dunia (Kolose 2:8), merayakan hari-hari tertentu (puasa, bulan baru dan sabat), penyembahan pada malaikat, menolak taat pada Kristus dan berpegang pada Taurat sebagai sarana keselamatan (Kololose 2:16-23). Esensi surat ini adalah keunikan peran Kristus, dalam Dia persekutuan Kristen mendapat kepastian keselamatan.

Kolose 1:24-2:5, menceritakan kisah pelayanan Paulus walaupun menderita berusaha memperkenalkan rahasia Kristus dan memimpin tiap-tiap orang pada kesempurnaan dalam Kristus.

Pasal 1:24, Paulus menganggap penderitaan yang dialami-nya sebagai bentuk pengorbanan demi keutuhan jemaat dan itulah sukacita baginya. Karena penderitaannya memiliki makna, bahwa ia yakin telah menggenapkan (Yun. antanapleroo: menambah suatu kekurangan) dalam dagingnya apa yang kurang pada penderitaan Kristus. Dengan kata lain bukan penderitaan Kristus yang kurang melainkan ketika jemaat menderita dalam pelayanan maka ia telah  mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, maka Kristus turut menderita (berbela rasa) bersama dengan umat. Jadi penderitaan Paulus dan jemaat merupakan penderitaan Kristus yang ia tanggung, artinya Paulus telah mengambil bagian di dalam penderitaan Kristus bagi umat-Nya (band. 2 Korintus 1:5-6).

Ayat 25-27, menunjukan kesadaran Paulus yang men-dalam tentang panggilannya sebagai pelayan jemaat yang dipercayakan Allah. Cara Paulus meneruskan Firman dilakukan sepenuhnya, agar jemaat dapat mengetahui tentang Kristus. Kata rahasia (mysterion: rahasia yang telah diungkapkan) dinyatakan kepada orang-orang kudus bahwa Kristus yang menderita, mati dan bangkit ada di tengah-tengah kehidupan umat-Nya. Dia adalah pengharapan akan kemuliaan. Kata ”mulia” erat sekali dikaitkan dengan sifat dan aktifitas Allah, inilah harta yang tak ternilai.

Ayat 28-29, Paulus menegaskan bahwa Kristuslah yang ia beritakan, dan kepada jemaat yang ia nasehati dan ajari tujuannya untuk memimpin atau menghantar jemaat pada kesempurnaan dalam Kristus. Kata sempurna (Yun. teleios berarti matang dan dewasa). Inilah yang ia usahakan dan gumuli dengan segenap kekuatan mengandalkan kuasa Kristus yang bekerja dalam dirinya. Ia tidak mengandalkan dirinya, kemampuan dan keahliannya dalam melayani tapi pada sumber kekuatan sejati yakni Kristus.

Pasal 2:1-2, Paulus menjelaskan bahwa perjuangannya sangat berat untuk jemaat Kolose dan Laodikia bahkan semua yang belum mengenalnya. Tujuannya supaya mereka terhibur  dan  bersatu dalam kasih (satu kesatuan yang erat) sehingga memperoleh segala kekayaan (kemurahan hati dan berkat yang membuat kaya), keyakinan pengertian (sofia) untuk mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus.

Ayat 3-5, menegaskan bahwa di dalam Krituslah terdapat harta hikmat dan pengetahuan. Harta tersebut lebih bernilai daripada pengetahuaan manusia, hal ini disampaikan Paulus agar jemaat tidak diperdaya oleh kata-kata indah yang diajarkan oleh para pengajar sesat. Kemudian ia meyakinkan jemaat, walau ia tidak hadir secara fisik tapi rohnya (semangat, hatinya) ada bersama jemaat. Ia bersukacita tentang kedisiplinan (tertib hidup) dan keteguhan iman jemaat pada Kristus.

Makna dan Implikasi Firman

Prinsip, ketaatan dan idealisme dalam melayani merupakan pilihan-pilihan yang kadangkala sulit dilaksanakan namun sebagai pelayan, ketaatan untuk melayani harus berada di atas kepen-tingan dan keinginan pribadi kita. Artinya memilih tunduk pada panggilan Ilahi merupakan harga mutlak yang tidak bisa di tawar.  Paulus menunjukkan komitmen dan dedikasinya dalam pela-yanan tanpa pertimbangan kesejahteraan diri, dia lebih memilih mengorbankan diri untuk melayani Kristus walau harus mende-rita. Pilihan hidup yang luarbiasa, tanpa memikirkan untung-rugi, status sosial ataupun ketenaran, ia melayani dalam kekuatan Kristus.

Dalam pelayanan sering ditemui ada pelayan yang tidak ingin menderita apalagi mengorbankan diri seperti para pahlawan yang rela mengorbankan segala-galanya demi sebuah kemerde-kaan. Padahal seorang pelayan adalah orang yang mau berjuang, rela berkorban dan siap menderita demi pelayanannya pada Kristus dan manusia.

Pengorbanan dalam pelayanan adalah konsekuensi bagi setiap orang yang menjawab panggilan Ilahi untuk melayani jemaat dengan sepenuh hati. Melayani tanpa keberanian untuk berkorban, tanpa tanggungjawab dan pengabdian diri kepada TUHAN, maka dapat dipastikan pelayanan kita akan sia-sia. Motivasi yang salah akan memimpin kita pada jalan yang salah. Mari melayani Tuhan dengan sukacita dan siap untuk berkorban demi pelayanan pada-Nya dan sesama!

Sehubungan dengan katekisasi calon pelayan khusus, maka harus memahami tugas dan tanggungjawab dalam memimpin jemaat kepada kedewasaan iman di dalam Kristus. Karena itu perlu memohon hikmat, pengertian, pengetahuan dalam pengenalan akan Tuhan serta bersama-sama  memelihara dan mempertahankan keteguhan iman di dalam Kristus. Begitu pula dengan jemaat, supaya saling menguatkan dan bersatu dalam kasih agar dapat memperoleh segala kekayaan, keyakinan dan mengenal rahasia Allah. 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

  1. Apa yang dilakukan Paulus dalam pelayanannya berkaitan dengan pengorbanan dalam pelayanan ?
  2. Bagaimana sikap dan bentuk-bentuk pengorbanan yang perlu dilakukan dalam pelayanan di tengah jemaat dan masyarakat? 

NAS PEMBIMBING : Mazmur 107:21-22 

POKOK – POKOK  DOA :

  • Siap berkorban dalam pelayanan.
  • Gereja yang mempersiapkan Katekisasi Calon Pelsus dan Keluarga.
  • Gereja dan Pemerintah yang melayani dengan sepenuh hati.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Panggilan Beribadah : NNBT No. 1 Pujilah Dia, Pujilah Dia

Ses Nas Pembimbing : Engkau Cari Intankah?

Ses Pengakuan Dosa : NNBT No. 32 Dunia S’makin Berkabut

Ses Berita Anugerah Allah: NNBT No. 24 Kuasa-Mu Tuhan

Ses Pengakuan Iman: KJ No. 38 T’lah Kutemukan Dasar Kuat

Persembahan: NKB No.199 Sudahkah Yang Terbaik Kuberikan

Penutup : NNBT No. 28 Ya Tuhan Tolong Aku

ATRIBUT:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here