TEMA BULANAN : “Berdemokrasi Dalam Penderitaan Kristiani”
TEMA MINGGUAN : “Menerima Pilihan Tuhan Dengan Iman”
Bahan Alkitab : 1 Samuel 18:1-9; Kisah Para Rasul 15:35-41
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Keterpilihan seseorang menjadi seorang pemimpin diimani sebagai anugerah Allah yang Mahakuasa. Kedaulatan Allah untuk memilih, menunjuk, mempercayakan kepada seseorang suatu tanggungjawab sebagai pemimpin masyarakat dan pemimpin jemaat tidak seorangpun yang dapat menyangkal atau menolak. Namun demikian reaksi penolakkan atas pilihan Allah ternyata ada dalam catatan sejarah hidup manusia dari masa ke masa dan hal ini berakibat pada terjadinya konflik antara pemimpin yang terpilih dan calon pemimpin yang tidak terpilih. Tema “Menerima pilihan Tuhan dengan iman” yang diangkat berdasarkan kesaksian Alkitab dalam 1 Samuel 18 : 1-9 dan Kisah Para Rasul 15: 35-41 dimaksudkan untuk memperbaiki kekeliruan pemahaman dan tindakan sebagian warga gereja yang kecewa dan sakit hati sehingga melakukan hal-hal yang tidak kristiani usainya proses pemilihan pemimpin di Gereja maupun di masyarakat. Penerimaan yang ikhlas akan setiap ” kehendak” Allah dalam proses pemilihan seorang pemimpin justru mendatangkan dan menumbuhkan semangat bersatu dan saling menopang dalam kehidupan sebagai satu komunitas/gereja maupun masyarakat.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)
Raja Saul menjadi pemimpin bangsa Israel adalah seijin Tuhan karena ketegaran hati bangsa Israel yang menghendaki seorang Raja seperti halnya bangsa lain. Awalnya Raja Saul memimpin bangsa Israel selalu mendengar komando dari Tuhan Allah lewat Samuel dan kemenangan selalu berpihak kepada bangsa Israel tetapi ketika Saul tidak lagi mendengar suara Tuhan lagi antara lain dengan mengambil jarahan dari bangsa Amalek dan mempersembahkan korban kepada Tuhan dengan jarahan tersebut (1 Samuel 15 : 17-24) maka Tuhan menolak Saul sebagai Raja. Samuel menyampaikan perkataan Tuhan kepada Saul: “Tuhan telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah mem-berikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu.” (1 Samuel 15 :28). Roh Tuhan mundur dari pada Saul dan sebagai gantinya roh jahat mengganggu kehidupan Saul dan kepada Daud yang dipilih Tuhan untuk menggantikan Saul diberi keberanian dan kemampuan mengalahkan bangsa Filistin setelah membunuh Goliat sehingga penghormatan dan pujian bangsa Israel kepada Daud melebihi penghormatan dan pujian kepada Saul. Hal merasa tersaingi inilah yang membuat Saul cemburu dan membenci Daud yang kemudian berniat untuk membunuh Daud. Proses pengalihan tampuk pemerintahan dari Raja Saul kepada Raja Daud diketahui dan disadari oleh Raja Saul sebagai kehendak Tuhan dan dalam pengaturan Tuhan Allah tetapi kemanusiaan Saul yaitu ke-tidak ikhlasannya melepaskan kekuasaan sebagai raja dan tidak mau menerima pilihan Allah membuat Saul mengalami goncangan berat dalam hidupnya. Di pihak lain Jonathan anak Saul melihat Daud sebagai orang yang diutus Tuhan untuk berperan penting dalam menghadirkan keamanan bagi bangsa Israel sehingga jubahnya diberikannya kepada Daud. Ikatan persaudaraan yang kuat dari Jonathan kepada Daud membuat Jonathan rela dan ikhlas posisinya sebagai pemimpin perang digantikan oleh Daud. Hal ini nampak pada penanggalan jubah dan penyerahan kelengkapan perangnya kepada Daud.
Dalam Kisah Para Rasul 15 : 35-41 pertimbangan Paulus yang menolak keikut-sertaan Yohanes yang disebut Markus dalam rencana perjalanan bersama Barnabas mengakibatkan keutuhan pertemanan mengalami gangguan. Kebersamaan dalam pelayanan akhirnya berubah karena Paulus dan Barnabas bertahan dengan pendapatnya masing-masing dan akhirnya berakibat Paulus dan Barnabas berpisah dalam perjalanan pelayanan mereka. Ketidak-mampuan Paulus dan Barnabas untuk menyatukan pendapat sesungguhnya meng-gambarkan kelemahan mereka yaitu memaksakan kehendak sendiri.
Sekalipun ada penolakan Raja Saul terhadap Daud dan penolakan Paulus terhadap Markus serta terjadi saling mempertahankan pendapat antara Paulus dan Barnabas tetapi pengaturan Allah terhadap manusia tetap diber-lakukan dan rancangan keselamatan tetap dikerjakan Bahwa Daud tetap menjadi Raja Israel dan Markus tetap mengerjakan pekerjaan Tuhan bersama Barnabas dan Paulus juga tetap melaksanakan kunjungan pelayanannya.
Makna dan Implikasi Firman
Proses pemilihan pemimpin di Gereja Masehi Injili di Minahasa yang berlaku di aras Jemaat, Wilayah dan Sinode telah usai. Kini GMIM mulai melangkah dalam periode yang baru yaitu periode 2014-2018. Proses pemilihan ini pasti menyisakan goresan-goresan suka-duka dalam diri setiap pribadi yang terkait dalam pemilihan tersebut. Bahwa ditengah-tengah sukacita memulaikan pelayanan di periode yang baru ini pasti ada yang kecewa.
Di masa raya Minggu Sengsara ke-V ini warga Gereja ditantang dengan perenungan Firman sesuai bacaan Alkitab minggu ini. Firman Tuhan dalam I Samuel 18: 1-9 dan Kisah 15: 35-41 memberi petunjuk bagi kita yaitu:
- Kalau Tuhan Allah memberi kepercayaan kepada kita untuk mengerjakan sesuatu melalui jabatan tertentu, harus dipahami bahwa kita hanyalah sarana (alat) yang dipakai Tuhan untuk melakukan pekerjaan-Nya. Oleh karena itu keberhasilan/kesuksesan dalam melaksanakan perkerjaan, itu terjadi bukanlah karena kemampuan kita tapi karena kuasa kasihTuhan.
- Berefleksi dari ketidaktaatan Saul ternyata Tuhan dapat mencabut jabatan dan mandat yang pernah diberikan kepadanya. Sehingga seberapa lama kita dipakai oleh Tuhan sebagai alat-Nya bergantung sepenuhnya pada kehendak-Nya, tetapi ketaatan, kesetiaan dan kedengar-dengarkan kita akan diperhitungkan Tuhan.
- Penerimaan dan pengakuan terhadap pilihan Allah untuk melakukan pekerjaan-Nya adalah suatu keharusan bagi siapapun karena siapakah yang mampu menentang kedaulatan Pencipta dan Penguasa dunia ini? Menentang pilihan Allah berarti menentang Tuhan Allah sendiri dan resikonya adalah penderitaan yang menuju kebinasaan. Sebaliknya menerima dengan taat semua keputusan Tuhan Allah pasti akan menghadirkan damai dan persaudaraan yang sejati.
- Seringkali kita mendapati ada orang-orang yang kecewa, marah bahkan putus asa ketika tidak terpilih dalam jabatan tertentu. Hal ini terjadi karena kita tidak berserah kepada Tuhan. Tetapi manakala ada upaya pengendalian dan penyangkalan diri untuk ikhlas menerima realitas tersebut itulah wujud tindakan iman.
- Pemimpin Gereja melalui proses yang diatur dalam Tata Gereja hendaklah diterima sebagai cara Allah untuk memilih pemimpin yang berkenan kepada-Nya.
PERTANYAAN DISKUSI
- kesamaan dan perbedaan penolakan Tuhan terhadap Raja Saul dan penolakan Paulus terhadap Johanes ?
- Bagaimana sikap kita jika tidak terpilih dalam suatu jabatan tertentu ?
- Bagaimanahal mengikut Yesus di jalan sengsara di hubungkan dengan pemilihan pemimpin masyarakat atau pemimpin Gereja ?
NAS PEMBIMBING : Lukas 9 : 23
POKOK-POKOK DOA
- Kesinambungan pelayanan periode tahun 2010-2014 dan periode tahun 2014-2018.
- Keutuhan persekutuan dan kehidupan yang saling menopang dalam pelayanan
- Ketahanan iman, kesetiaan warga Gereja dalam segala situasi
- Untuk Pelaksaksanaan pemilihan anggota Legeslatif dan DPD.
- Keterlibatan masyarakat dalam memilih sosok pemimpin yang takut akan Tuhan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU SENGSARA V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan : KJ. No. 353 : 1,2.
Sesudah Nas Pembimbing : KJ. No. 372 : 1,2
Ses Pengakuan Dosa & Berita Anugerah Allah : KJ. No. 312a
Ajakan mengikut Yesus dijalan sengsara: KJ. No.368 :1,2
Sesudah PembAlkitab: KJ.No. 378 : 1,2
Persembahan : KJ.No. 417 : 1 – 4
Nyanyian Penutup: KJ. No. 421 : 1
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :
Warna dasar ungu dengan simbol XP (Khi-Rho), cawan pembasuhan, salib dan mahkota duri.