MTPJ 6 – 12 Juli 2014

0
1624
TEMA BULANAN : “Berdemokrasi Dalam Ekonomi Yang Berkeadilan”
TEMA MINGGUAN : “Ekonomi Yang Berwawasan Lingkungan (Ekologi)”

Bahan Alkitab: Mazmur 104:14-24; Yohanes 15:1-2

 

ALASAN PEMILIHAN TEMA

    Salah satu krisis yang melandah dunia sekarang ini ialah “laju pertumbuhan penduduk tidak seimbang dengan per tumbuhan ekonomi”. Krisis ini kemudian memunculkan berbagai permasalahan sosial yaitu kemiskinan dan kesenjangan sosial – ekonomi, lapangan kerja dan pemukiman penduduk. Selain itu kita juga berhadapan dengan sebuah masalah global yang lebih mengancam kehidupan yaitu masalah kerusakan alam dan lingkungan yang memberi dampak besar terhadap kelangsungan hidup manusia dan makhluk lain di bumi ini. Inilah yang disebut sebagai “Krisis Ekologi”. (= ekologi artinya ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik  antara makhluk hidup dan lingkungannya). Bahkan secara spesifik (khusus) dapat dikatakan sebagai “Krisis Ekologi sosial” (= ekologi sosial artinya ilmu yang mempelajari hubungan antara lingkungan alam, teknologi dan masyarakat manusia).

    

Sebagai warga gereja, kita terus terpanggil untuk melihat dan mencermati permasalahan ini. Sebab demi kelangsungan hidup kita manusia, terpenuhinya kebutuhan ekonomi harus menjadi prioritas dari sebuah perjuangan hidup. Tapi semuanya itu harus berlangsung tanpa mengorbankan kelestarian alam dan keseimbangan hidup di lingkungan kita. Karena kesejahteraan ekonomi memang menjadi kebutuhan utama kita dimasa kini, tapi kelestarian dan keseimbangan alam juga adalah kebutuhan utama untuk masa depan mansia dan bumi serta alam ciptaan TUHAN ini.

 

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

    Gambaran kehidupan yang sempurna dari kisah tentang penciptaan alam semesta oleh TUHAN Allah, benar-benar menjadi pokok puji-pujian dalam setiap bentuk ritual (peribadatan) di Israel. Bahkan gambaran keindahan dari hasil ciptaan Allah itu sering dituangkan dalam syair-syair indah, seperti dalam Mazmur 104 ini. Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah –tehillim-, yang berarti “puji-pujian”; dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar tahun 200 SM) ialah –psalmoi-, yang berarti “nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik”.

    Dalam Mazmur 104, khususnya ayat 14 – 24 memberi gambaran tentang keserasian hidup dari semua ciptaan Allah, sehingga kehidupan yang saling bergantung satu dengan lain menjadi warna kedamaian hidup semua makhluk. Selain itu secara singkat namun jelas, Allah menciptakan alam ini semata-mata agar semua ciptaan tunduk kepada-Nya. Namun yang paling istimewa ialah segala sesuatu diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup (pangan) bagi manusia melalui usaha dan kerja (ayat 14 – 15, 23) dan hewan (ayat 20 – 21). Sementara itu Allah menetapkan waktu bagi manusia untuk bekerja dan mengusahakan. Di sini TUHAN Allah juga menentukan batas-batas waktu dan aktivitas manusia untuk berusaha dan bagi hewan mencari makan sesuai dengan yang ditetapkan Allah (ayat 22 – 23).

    Selanjutnya dalam Yohanes 15 : 1 – 2, nampaknya memberikan penegasan bahwa TUHAN Yesus sebagai “sumber” dari semua ciptaan (Yoh. 1:3). Dan secara harafiah dapat dikatakan bahwa orang Israel (=orang percaya) adalah kebun anggur Allah. Yesus adalah Pokok Anggur yang menghasilkan banyak ranting dan Bapa sebagai Pencipta adalah Pemilik/Pengusahanya (ayat 1). Dan ranting yang sudah tua dan kering serta tidak berbuah yang melekat pada Pokok Anggur (TUHAN Yesus) artinya ranting yang tidak baik dan tidak menghasilkan harus disingkirkan dan yang berbuah kendatipun sedikit dipelihara dan dibersihkan untuk kemudian memberi buah yang banyak (ayat 2).

    Pengertian yang terkadung dalam Yohanes 15 : 1 – 2 ini juga jelas memberi pengertian  bahwa setiap ranting yang melekat pada Pokok Anggur (TUHAN Yesus) harus meng hasilkan buah dan buah itu harus mencerminkan kebaikan Allah dalam nuansa/suasana kesejahteraan. Dalam PL Israel adalah kebun Anggur Allah yang tidak menghasilkan buah yang baik seperti yang diharapkan TUHAN Allah sebagai pemiliknya.

 

Makna dan Implikasi Firman

    Semua orang bahkan termasuk kita juga selalu bangga jika kita mengatakan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan yang termulia! Hal ini memang benar. Dan kemuliaan yang diberikan kepada manusia adalah karena manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (imago Dei) dan karena itu diberi “mandat” untuk berkuasa dalam bingkai mengelola dan memelihara ciptaan Allah.

    Akan tetapi sangat disayangkan bahwa mandat yang diberikan Allah kepada manusia telah berubah menjadi kesewenang-wenangan. Manusia diberi tugas untuk meng usahakan dan memelihara alam ini; tapi kenyataannya manusia mengeksploitasi “atas nama” mengusahakan.

    Disekitar kita ada pengrusakan lingkungan (penam bangan dan pembabatan) yang semuanya ini dilakukan oleh masyarakat bukan tanpa sadar tetapi mungkin sangat disadari telah merusak alam/lingkungan hidup, tapi hal itu tetap dilakukan hanya untuk memenuhi keinginan “yang berkedok” pemberdayaan ekonomi. Bahkan sampah rumah tangga juga memberikan andil besar bagi kerusakan lingkungan, misalnya membakardan membuang sampah di sungai dan saluran air (terutama sampah plastik) yang mengakibatkan, banjir dan tanah longsor,rusaknya ekosistem sungai dan laut.

    Perilaku tersebutharus dicermati dengan iman karenaTUHAN Allah menciptakan alam ini dengan keserasiandalam harmonisasiyang saling bergantung dan saling membutuh kan. Karena manusia tidak dapat hidup tanpa alam danalammembutuhkan manusia. Artinya manusia dan alam adalah ciptaan Allah yang saling membutuhkandansaling meng hidupkan. 

    Dengan demikian kehidupan yang kita jalani harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan etis teologis dalam menjaga keseimbangan ekosistem demi terwujudnya kesejah teraandan kelestarian alam ciptaan TUHAN.Artinya pemenuhan kebutuhan ekonomi harus menjamin terpeliha ranya alam ciptaan TUHAN, sebagai wujud dari hidup yang memberi buah (Yohanes 15 : 2).

 

PERTANYAAN DISKUSI

1.   Apa pemahaman kita tentang ekonomi dan ekologi berdasarkan pembacaan Alkitab ini ?

2.   Apa pendapatkita bila kita melihat ada aktivitas penambangan batu, pasir atau emas, yang hanya dengan alasan kebutuhan ekonomi tapi memberi dampak kerusakan alam dan lingkungan sangat parah.

3.   Bagaimana kita mengaktualisasikan kata “mengusaha kan” dan “memelihara” dalamhidup sehari-hari?

 

NAS PEMBIMBING :  Efesus 2:10

 

POKOK-POKOK DOA

– Untuk membangkitkan kesadaranmanusia gunamemelihara kelestarian alam ciptaan TUHAN, sebagai sumber kebutuhan hidup semua makhluk.

– Kearifan pemerintah dalammemberikan izin pengelolaan sumber daya alam.

– Upaya Gereja untuk menyuarakan, mendorong dan menjadi pelaku gerakan sadar ekonomi berwawasan lingkungan.

 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I

 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Panggilan beribadah KJ. No. 303a.

Ses. Nas Pemb KJ. No. 337.

Ses. Pengakuan dosa KJ. No. 358.

Ses. Berita Anugerah. KJ. No. 362.

Ses. Hukum Tuhan KJ. No. 14 : 1, 3.

Persembahan KJ.No. 64.

Nyanyian Penutup KJ. No. 56.

 

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here