TEMA BULANAN : “Penderitaan Kristiani Dalam Solidaritas Dengan Sesama Anak Bangsa”
TEMA MINGGUAN : “Membangun dan Membina Solidaritas”
Bahan Alkitab: Amsal 14:21-22; Ibrani 2:14-18
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Manusia adalah makhluk sosial. Karena itu tidak ada manusia yang hidup sendiri. Setiap manusia pasti membutuhkan sesamanya. Apalagi dalam diri manusia, betapapun hebat dan kuatnya dia, ada kelemahan, ada kekurangan dan keterbatasan. Sehingga sikap saling membutuhkan, saling ketergantungan dan saling mengakui, ini menjadi kebutuhan yang sangat hakiki bagi kita manusia. Bahwa kita hidup bersama dengan sesama (dengan manusia), yang sekalipun di antara kita banyak sekali perbedaan tetapi kita tetaplah sesama manusia dan akan selalu saling membutuhkan satu dengan lainnya. Kenyataan ini melahirkan ikatan moral dan sosial berupa solidaritas, yang bisa ditunjukkan dalam bentuk kepedulian, komitmen dan tanggung jawab akan hidup dan nasib orang lain sebagai sesama. Dengan solidaritas kita akan merasa satu dan senasib dengan sesama, yang tidak hanya berarti kita ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Tetapi lebih dari itu, kita coba menempatkan diri secara imaginitif dalam posisi orang lain untuk memahami secara moral apa yang sedang dialami oleh orang tersebut. Jadi jelas solidaritas itu sangat penting, apalagi di tengah-tengah kondisi suatu lingkungan yang didominasi oleh perbedaan. Maka ibarat lem, solidaritas bisa menjadi perekat di antara sesama anak bangsa yang akan terus mempersatukan di tengah-tengah perbedaan yang ada. Sehingga kita tidak hanya akan saling menghargai tetapi juga kita akan peduli dan mau senasib dengan sesama.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Amsal merupakan kumpulan kata-kata yang unik dan bermakna, yang secara menyeluruh hendak memberikan wejangan atau arahan tentang kehidupan praktis bangsa Israel yang berkaitan dengan hikmat tradisional bangsa Israel, supaya kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.
Ia memberi instruksi mengenai aspek hidup manusia dengan menunjukkan perbedaan yang menyolok antara pandangan orang yang tidak beriman (yang bodoh) dengan pandangan orang beriman (orang bijak). Dengan harapan hal tersebut akan bisa memperbaiki gaya hidup orang yang tidak beriman (orang bodoh). Sedangkan kitab Ibrani adalah sebuah kitab yang baik penulisnya, tahun penulisannya serta kepada siapa surat ini ditulis belum dapat dipastikan dengan jelas. Namun diperkirakan surat ini ditulis kepada orang-orang Ibrani yang sudah menerima Kristus dan sementara menghadapi penganiayaan. Karena itu penulis berusaha untuk memper kuat iman mereka dengan menjelaskan keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus.
Dan khusus Amsal 14 : 21 – 22, ini merupakan pengajaran tentang bagaimana seseorang harus bersikap dalam menghadapi sebuah realita bahwa ia hidup di tengah-tengah masyarakat yang memiliki status sosial yang berbeda. Ada yang kaya tetapi ada juga yang miskin, ada yang kuat tapi ada juga yang lemah. Ada anak yatim piatu, janda, orang asing, sehingga diungkapkan bahwa orang yang menghina artinya merendahkan dan yang menindas, ia telah berdosa kepada Tuhan. Karena menghina sesama itu dipandang sebagai tindakan yang telah melanggar hukum yang utama dari Tuhan yang adalah hukum mengasihi sesama (band. Im. 19 : 18). Sebaliknya orang yang punya sikap empati kepada orang lain, maka dikatakan ia akan menikmati kebahagiaan dalam hidupnya. Makanya di ay. 22 ada ajakan untuk merencanakan hal-hal yang baik (ay. 22 b) bahwa pikirkanlah yang baik supaya hasilnya juga akan sangat baik. Jangan sampai, yang diungkapkan dalam ay. 22 a justru itu yang terjadi. Kehidupan ini bukanlah terarah kepada kebaikan, tetapi pada kehancuran karena yang direncanakan bukanlah kebaikan melainkan kejahatan.
Dan ini juga sejajar dengan apa yang hendak disampaikan dalam Kitab Ibrani 2 : 14 – 18. Dimana dalam pembacaan ini hendak mengantar kita untuk melihat tindakan yang benar yang harus kita miliki agar kita bisa membangun relasi yang sangat baik dengan sesama anak bangsa. Yang oleh penulis kitab Ibrani kita diajak untuk belajar dari Yesus. Kasih-Nya kepada kita manusia, Ia tunjukkan dengan rela untuk mengenakan pada dirinya darah dan daging dan menjadi seorang manusia (ay. 14). Kenapa? karena dengan menjadi manusia, Yesus dapat mati sehingga Dia-pun bisa bangkit untuk tidak hanya sekedar membuktikan Kasih-Nya, tetapi juga Kuasa-Nya yang sanggup untuk melepaskan manusia dari kuasa iblis dengan segala pengaruhnya, termasuk maut yang sering dipakai oleh iblis untuk menakut-nakuti manusia. Bahwa kuasa mautpun yang begitu menakutkan bagi manusia telah dikalahkan oleh Yesus. Dan itu dilakukan oleh Yesus bukan dengan mengenakan pada diri-Nya tabiat malaikat, melainkan menjadi manusia. Ia menjadi seorang Yahudi yaitu seorang keturunan Abraham (ay. 16). Bahkan lebih dari itu Yesus menjadikan diri-Nya sebagai Imam Besar (ay. 17). Ia menjadi pengantara antara Allah dengan manusia, sehingga terhadap manusia Dia penuh dengan belas kasihan dan terhadap Allah, Yesus setia. Dia tunjukkan teladan kemenangan atas penderitaan, sehingga dapat menjadi jaminan bagi orang percaya untuk ikut serta bersama-sama dengan kemenangan Yesus itu.
Makna dan Implikasi Firman
Minggu-minggu ini kita ada dalam sebuah perenungan akan penderitaan Kristus dan maknanya bagi kehidupan kita. Sehingga suka atau tidak suka, penderitaan perlu untuk kita gumuli. Apalagi penderitaan bisa dikatakan sangat dekat dengan kehidupan kita semua. Apapun penyebabnya penderitaan selalu ada. Ia bagaikan bayang-bayang yang selalu menyertai hidup kita. Lihat saja keadaan kita sekarang ini bahkan yang sementara terjadi di sekitar kita. Begitu banyak persoalan, begitu banyak pergumulan juga penderitaan. Ada yang disebabkan oleh sakit penyakit, masalah – masalah dalam keluarga, pekerjaan, ekonomi dan lain sebagainya, dan di antaranya ada juga yang disebabkan oleh konflik yang dipicu oleh perbedaan – perbedaan yang ada. Saling menyerang antar kampung, persaingan antar denominasi gereja, tekanan karena adanya mayoritas dan minoritas, yang kadang berujung pada tindakan – tindakan kriminalitas. Karena itu lewat Amsal 14 : 21 – 22 dan Ibrani 2 : 14 – 18 juga melalui penderitaan Kristus, kita diingatkan untuk memaknai kehidupan kita bukan dengan melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain, tetapi justru kita diajak untuk melakukan tindakan konkrit yang mampu menghadirkan perubahan kearah yang lebih baik dalam kehidupan orang lain. Rasa solidaritas yang kita miliki haruslah menghadirkan suasana yang indah, dimana ada ketenangan dan kedamaian yang memungkinkan semua anak bangsa untuk beraktifitas dan berkarya tanpa merasa ada tekanan – tekanan. Sebab sikap Yesus yang rela untuk menderita bahkan sampai mati di atas kayu salib, memang merupakan gerakan anti kekerasan yang dilancarkan oleh Yesus dalam kesetiaan dan konsistensi-Nya membela rakyat yang dipinggirkan, yang diperlakukan tidak adil dan yang diperas tenaganya oleh tangan-tangan kotor penguasa agama dan politik di zaman itu. Semoga kitapun akan demikian, hidup dengan membangun interaksi dan kebersamaan dengan sesama anak bangsa dengan sikap dan tindakan yang benar, yaitu saling mengasihi, menghargai, peduli dan mau senasib dengan sesama yang menderita.
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa kata Teks tentang membangun dan membina solidaritas ?
- Jelaskan apa maksud perkataan “Sebab sesungguhnya bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani” (Ibr. 2 : 16) ?
- Dalam membina hubungan dengan sesama anak bangsa, apa yang harus kita lakukan sebagai gereja ?
NAS PEMBIMBING : Matius 25:40
POKOK-POKOK DOA
- Meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
- Bagi saudara-saudara kita yang hidup dalam penderitaan, apakah karena kemiskinan, sakit penyakit, ketidak adilan, peperangan dan sebagainya.
- Para hamba (Sym, Pnt, GA dan Pdt dan jemaat) supaya mampu meneladani sikap dan teladan Yesus. Menjadi perantara yang mau solider terhadap sesama.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU SENGSARA III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: KJ No. 183: 1,2 “Menjulang Nyata Atas Bukit Kala”
Nyanyian Masuk/Nas Pemb: KJ No. 184 “Yesus Sayang Padaku”
Peng Dosa: NNBT No. 8 “Banyak Orang Suka Diampuni”
Berita Anugerah Allah : NKB No.74 “Hosana”
Ajakan Mengikuti Yesus Dijalan Sengsara : KJ No. 178:1,2 “Kar’na Kasih-Nya Padaku”
Persembahan : NKB No. 83 “Nun Di Bukit Yang Jauh”
Penutup: NNBT No. 30:1,2 “Allah Tuhan Kekuatanmu”
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar ungu dengan simbol XP (Khi-Rho), cawan pengucapan, salib dan mahkota duri.