MTPJ 8 – 14 Oktober 2017

0
5006

TEMA BULANAN : “Mengembangkan Spiritualitas Pelayanan”
TEMA MINGGUAN : “Tuhan Melihat Hati”
Bacaan Alkitab : 1 Samuel 16:1-13
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Regenerasi kepemimpinan adalah suatu pengalihan tugas tanggung jawab seorang pemimpin kepada generasi berikutnya. Di lingkungan Gereja Masehi Injili di Minahasa, pemilihan pelayan khusus menjadi agenda setiap empat tahun. Gereja memberi ruang dan kesempatan bagi semua anggota sidi jemaat untuk melayani. Namun khusus jabatan pelayanan (sruktural) dibatasi dua periode berturut-turut.

Pemilihan tidak hanya melanjutkan tongkat estafet supaya program pelayanan gereja berkesinambungan. Melainkan suatu upaya pembaharuan dengan menata sistem pelayanan dan manajemen gereja yang makin dinamis menjawab kebutuhan pelayanan.

Itulah sebabnya pemilihan tidak hanya sebatas regenerasi atau peralihan periodik tetapi perwujudan kehendak Allah. Orang yang dipilih harus sesuai dengan kehendak Tuhan, memiliki karakter dan integritas kehambaan.

Gereja bertanggung jawab menyiapkan anggota sidi jemaat dalam memilih pelayan Tuhan, sehingga jemaat tidak memilih berdasarkan penampilan luar seseorang seperti paras, pera-wakan, status, jabatan, gelar, suku/etnis, harta dan kepentingan politis lainnya.

Pemberlakuan ini mengantisipasi terjadinya konflik, benturan kepentingan, perpecahan, pro dan kontra, pindah kolom atau jemaat, bahkan pindah ke denominasi lain karena tidak terpilih atau orang yang terpilih tidak disukai. Sekaligus membangkitkan kesadaran iman bahwa orang yang terpilih adalah pilihan TUHAN dan memiliki kualitas hati, makanya harus diterima dan didukung sepenuhnya.

Oleh sebab itu tema minggu ini adalah: TUHAN MELIHAT HATI dan ini memberikan landasan teologis Alkitabiah berkaitan dengan pemilihan sehingga jemaat dapat memilih pelayan-pelayan khusus yang memiliki kwalitas hati sesuai kehendak Tuhan.

PEMBAHASAN TEMATISPEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Raja bagi umat Israel adalah orang yang dipilih Tuhan untuk memimpin dan menyejahterakan rakyatnya. Kepemimpinan ini disebut Teokrasi. Istilah teokrasi dari kata Yunani θεοκρατία (θεος=Tuhan dan κρατειν = memerintah), yaitu sistem pemerintahan yang didasarkan pada kehendak Tuhan.

Awalnya, orang Israel menghendaki seorang raja seperti bangsa-bangsa lain. Mereka mendesak Samuel sebab ia sudah tua dan anak-anaknya tidak hidup seperti dirinya; suka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan(1 Sam 8 : 3,5).

Permintaan ini diterima kendati merupakan penolakan umat terhadap Tuhan sebagai Raja mereka (1 Samuel  8:7). Saul Bin Kishmenjadi raja pertama dengan undian (1 Samuel  10:21,24). Namun ia gagal melaksanakan tugasnya. Perawakannya yang tinggi bukanlah jaminan keberhasilan. Tindakannya bodoh karena dibelenggu oleh ketakutan dan kekuatiran. Akibatnya takhta kerajaan diambil darinya. Tuhan telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya (1 Samuel 13:13,14).

Samuel yang “membidani” lahirnya raja Israel berdukacita. “Berapa lama lagi engkau berdukacita (לבא ‘abal= berkabung)? Bukankan ia telah Kutolak (סאמ ma’ac = membenci, menolak)? Ratapan Samuel tidak berkelanjutan, ia mengisi tabung tanduknya dengan minyak dan pergi ke Betlehem. Tuhan mengutusnya (Ibr: חלשׁ shalach; mengirim) kepada Isai. Di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku (ךלמ melek= raja).

Pemilihan raja dilakukan dalam upacara persembahan korban. Cara ini membebaskan Samuel dari kekuatirannya. Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku. Anggapan ini sangat beralasan, Saul dapat melakukan apa saja untuk memper-tahankan takhtanya (bnd. 1 Sam 19:1). Namun maksud sesungguhnya pemilihan dalam ibadah, supaya kehendak Tuhan yang mulia tidak dicemari dan ditunggangi oleh motivasi dan kepentingan manusia. Kalau Tuhan telah memilih sese-orang,  maka orang yang tergantikan harus menerima pilihan itu.

Proses pemilihan dilakukan secara bertahap: Samuel sebagai penyelenggara pemilihan berbuat seperti yang difirmankan Tuhan. Orang-orang diundang menghadiri upacara iniharus menguduskan diri (שׁדק qadash = menguduskan, memper-siapkan). Kata mengundang berarti tidak semua orang boleh ikut serta, hanya terbatas dan dibatasi. Mereka adalah para tua-tua kota Betlehem, Isai dan seluruh anaknya. Tanda kesediaan menerima undangan ini harus dibarengi dengan tindakan menguduskan diri, secara personal dan kolektif (persekutuan).

Satu demi satu, anak-anak Isai lewat di depan Samuel. Pertama adalah Eliab, “sungguh di hadapan Tuhansekarang berdiri yang diurapi-Nya”. Penegasan ini menguatkan kesadaran beriman bahwa pemilihan berlangsung di hadapan Tuhan dan untuk Tuhan. Olehnya, orang yang memilih dan menyelenggarakan pemilihan harus bersungguh-sungguh menaati kehendak Tuhan.

Eliab memiliki penampilan yang cocok menjadi raja, tetapi Tuhan telah menolak-Nya, “janganlah pandang parasnya (הארמ mar’eh=wajah/penampilan) atau perawakan nya yang tinggi ( הבג gaboahh = lebih tinggi). Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah. Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati (Ibr = בבל lebab; Ingg =  inner man, mind, will, heart, soul =batin manusia, pikiran, kehendak, hati, jiwa). Tuhan melihat  kehendak dan  kedalaman hati seseorang. Ia melihat jauh ke dalam dan ke depan, mengetahui apa yang akan terjadi.

Ketujuh anak Isai, “Semuanya tidak dipilih Tuhan”. Pemilihan ini mengutamakan pertimbangan imaniah, bukan perasaan ataupun logika. Otoritas pemilihan bergantung pada Tuhan dan bukan manusia. Pemilihan adalah hak Tuhan dan anugerah bagi manusia.

Inikah anakmu semuanya? Pertanyaan ini mencari tahu siapakah pilihan Tuhan? Si bungsu yang sedang menggem-balakan kambing dombaharus dijemput. Jamuan makan menunggu kehadirannya. Sosok gembala ini mendapatkan perlakuan khusus, ia yang terbiasa menghabis kan seluruh waktunya di alam bebas, karena menjaga, memelihara dan melindungi domba-dombanya dari binatang buas dan para pencuri. Kini dinanti kehadirannya. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Kemerah-merahan (admoni) menunjuk pada dua hal: keperkasaan (sikap kesatria/ gagah berani, tidak takut bahaya, dan rela mengorbankan diri) dan kulit yang tersengat sinar matahari/pribadi yang rajin dan suka bekerja keras. Mata yang indah adalah gambaran hati atau cerminan jiwa. Berkaitan dengan ketulusan, kejujuran, dapat dipercaya, tidak munafik, tidak menyimpan kebencian dan dendam. Paras yang elok (Ibr הפי yapheh = adil, tampan) bukan sekedar tampilan lahiriah melainkan merujuk kecantikan batiniah (inner beauty) : keluhuran budi, sederhana, rendah hati, sopan dan santun.

“Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia”.Kalimat ini adalah proklamasi orang yang dipilih Tuhan. Semua orang harus menghargainya. Pengurapan dilakukan dengan cara menuang-kan minyak zaitun ke atas kepala sebagai tanda legalitas dan pemberian kuasa/otoritas dari Tuhan. Sejak hari itu berkuasalah ROH TUHAN atas Daud. Nama Daud nanti disebutkan di bagian akhir perikop ini.

Makna dan Implikasi Firman

Pemilihan didasarkan pada kehendak Allah sebagai pemilik Pelayanan dan berlangsung dalam ibadah.Setiap anggota sidi jemaatwajib menghadiri ibadah pemilihan dan bersedia  memilih dan dipilih sesuai kriteria. Gereja harus mempersiap kan warganya (menguduskan diri) melalui khotbah dan katekisasi supaya keputusan imannya tidak dicemari oleh penglihatan inderawi, keinginan pribadi/kelompokdan “asal so bapilih”.

Proses Pemilihan: Landasan teologis Alkitabiah dan Yuridis (Tata gereja dan Juklak) membingkai seluruh proses (tahapan) pemilihan supaya berlangsung di hadapan Allah. Kekudusannya mulai dari pendataan, pemetaan, penetapan, pemilihan, pengisian BAP sampai pada peneguhan. Sehingga tidak ter-kesan serampangan (asal jadi), sesuka hati dan dapat dimani-pulasi/direkayasa. Tidak ada yang berniat melangkahi peraturan agar dapat memilih dan dipilih. Semua yang terlibat dalam proses kudus ini bertanggung jawab kepada Allah.

Orang yang dipilih Tuhan, disebut pelayan atau hamba Tuhan. Ia tidak boleh mendahului kehendak Tuhan, dengan menca-lonkan diri dan merasa hebat, seolah dirinyalah yang terbaik. Apa yang baik dalam pandangan manusia belum tentu di mata Tuhan. Ia melihat hati.

Inilah tipikal seorang pelayan Tuhan: sosok yang ugahari (sederhana, bersahaja), suka bekerja, mengenal dengan jelas medan pelayanan dan memiliki keluhuran budi. Bergaul akrab dengan jemaat, mengetahui kebutuhan mereka, dan rela berkorban demi pelayanan. Tidak sungkan terpapar teriknya matahari dan tetap bertahan terhadap dinginnya angin malam. Ia yakin Tuhan pasti menolongnya menghadapi tantangan pelayanan. Ia tidak menganggap dirinya istimewa. Kepercayaan ini dilakoninya  dengan mentalitas kehambaan. Ia tidak takabur dan arogan tetapi melayani sepenuh hati, sepenuh kasih, dan mau bekerja sama dengan  rekan pelayan. Ia melayani manusia untuk menyenangkan hati Tuhan, bukan mengambil keun-tungan dari pelayanannya. Ia tidak berambisi dan berkompetisi. Tetapi Tuhan mempromosikannya dan memperlengkapinya.

Menerima dan menghargai Pilihan Tuhan: Tuhan memakai suara kita untuk memilih pelayan-Nya. Karena itu penting sekali untuk memilih berdasarkan iman. Mulailah dengan doa sebelum datang ke tempat pemilihan dan mintalah petunjuk Tuhan. Sebab pandangan visual bisa subjektif dan mengaburi hakekat pemilihan. Memilih berdasarkan iman dapat mengatasi ter-jadinya konflik, perpecahan serta kekecewaan. Kita harus tunduk pada otoritas Tuhan dengan menerima dan menghargai orang yang dipilih-Nya, seperti halnya ketujuh kakak Daud. Mereka tidak kecewa dan menyepelekan adiknya yang bungsu. Orang yang terpilih tidak boleh menolak panggilan Tuhan. Keluarga dan jemaat harus menopang dan mendukungnya. Proses pemilihan harus diamini sebagai kerja Allah yang memilih pelayan-pelayan-Nya seperti perkataan Yesus: Bukan kamu,  yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku diberikan-Nya kepadamu. (Yohanes 15:16)

 

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

  1. Apa arti dan maksud Tuhan melihat hati?
  2. Mengapa sering terjadi konflik dalam pemilihan pelayan ? Bagaimana seharusnya pemilihan pelayan sesuai pemaknaan perikop ini ? 

POKOK-POKOK DOA

  • Pelaksanaan Pemilihan, Anggota sidi jemaat, Panitia Pemilihan 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN : HARI MINGGU BENTUK II 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN

Kemuliaan Bagi Allah: KJ No.7 Ya Tuhan, Kami Puji  Nama-Mu Besar

Ses Doa Penyembahan: NNBT No.4 Naikkan Doa Pada Allah

Pengakuan Dosa: NKB No.19 Dalam Lautan yang kelam

Janji Anugerah Allah: NNBT No.7 Mari Puji Tuhan Yesus

Puji-pujian : KJ No.13 Allah Bapa, Tuhan

Seb.Pembacaan Alkitab: Bukan Kar’na Kebaikanmu

Ses Pengakuan Iman : NNBT No. 19 Allah Besar, Agung Nama-Nya

Persembahan : KJ No. 428 Lihatlah Sekelilingmu

Nyanyian Penutup: KJ No. 319 Pada-Mu, Yesus, Kami Serahkan 

ATRIBUT:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here