MTPJ 8 s-d 14 Juli 2018

0
6693
TEMA BULANAN“Pendidikan Sebagai Misi Gereja Dalam Pembentukan Karakter”
TEMA MINGGUAN : Bersyukur adalah Karakter Orang Percaya
BACAAN ALKITAB : Mazmur 111:1-10
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Bersyukur kepada Tuhan sebab Ia baik, adalah karakter (sifat/ perilaku) hidup orang yang percaya untuk mensyukuri berkat dan pemeliharaan Tuhan. Mengucap syukur diungkapkan oleh jemaat bukan saja ketika dalam suasana bersukacita tetapi juga ketika berada dalam pergumulan dan penderitaan, karena firman meng-ajarkan “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Yesus Kristus bagi kamu” (1 Tesalonika 5:18).

Bersyukur kepada Tuhan diungkap oleh jemaat dalam berbagai bentuk apakah itu dengan ibadah syukur, persembahan syukur dan jamuan kasih. Pertanyaan untuk direnungkan, apakah bentuk-bentuk ucapan syukur jemaat ini dilakukan dengan segenap hati sebagai respons iman atas berkat-berkat Tuhan? Sebab sering terjadi di akhir ibadah syukur ada pesta pora dan melakukannya hanya sebuah tradisi tanpa memaknai perayaan tersebut. Perayaan ucapan syukur tentunya harus diekspresikan sebagai tanda terima kasih kepada Tuhan dengan segenap hati dan membagi berkat bagi sesama, sehingga mengucap syukur menjadi karakter hidup orang percaya.

 PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Kitab Mazmur (Ibrani: Mizmor) mengandung pengajaran dalam bentuk nyanyian dan doa untuk hidup secara bijaksana serta bertanggungjawab yang dinyatakan dalam hubungan umat dengan  Tuhan Allah. Umat Israel  menghormati Tuhan  dan bergaul dengan Dia sebagai  Bapa mereka. Kitab Mazmur adalah respon para Imam dan umat Allah terhadap karya penyelamatan dan penyertaan Allah dalam sejarah.

Pada abad ke- 5 dan ke- 4 SM orang suka mengarang syair menurut alifbata dengan 22 baris agar mudah dihafalkan. Mazmur 111:1-10 berasal dari kalangan pembinaan umat yang merenungkan Kitab Ulangan dan pewartaan nabi-nabi terakhir. Pemazmur ber-usaha menyadarkan orang-orang sezamannya untuk bersyukur ke-pada Tuhan bukan secara lahir saja melainkan dengan segenap hati. Umat yang bersyukur dengan tulus ikhlas itu menghormati Tuhan dalam segala tingkah laku dan menjadi orang yang bijaksana.

Haleluyah – terpujilah Tuhan adalah seruan liturgis untuk bersyukur dengan segenap hati dan penuh kesukacitaan kepada Tuhan dalam suatu persekutuan umat di depan umum. Dengan demikian mereka mengaku bahwa Tuhan-lah yang memberikan hidup dan menyelamatkan orang dari malapetaka. Ucapan syukur ini diadakan di Bait Allah disertai korban yang dagingnya menjadi hidangan dalam perjamuan berama-sama umat yang hadir. Ucapan syukur ini selalu bernada pengakuan iman dan ajakan untuk turut menaruh kepercayaan kepada Tuhan. Ucapan syukur ini hanya berarti sejauh dilaksanakan bukan secara formal saja, melainkan dengan segenap hati oleh orang yang mengasihi Tuhan (Ulangan. 6:4), sehingga nampak dalam kehidupan sehari-hari dan memper-satukan orang-orang benar. Hubungan vertikal dengan Tuhan makin benar dan hubungan horisontal dengan sesama makin adil.

Perbuatan-perbuatan Tuhan bagi alam semesta dan peristiwa-peristiswa yang dialami khususnya pembebasan umat Israel Ulangan 3:24, Yosua 24:31, Mazmur 118:7 semuanya ini layak diselidiki ay 2 (secara harafiah dicari- “direnungkan siang dan malam” Mazmur. 1:2) agar maknanya makin jelas sehingga dapat dirasakan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Pekerjaan Tuhan yang adil dan benar (ayat 3) menunjuk pada hubungan perjanjian Tuhan dengan umat-Nya. Perjanjian ini menjamin hak setiap orang sebagai umat Allah dan diberikan rezeki kepada orang-orang yang takut akan Allah, dalam arti siapa yang menghormati Allah (takut, ayat 5 dalam arti kagum/hormat) mendapat kesempatan mencari rezeki atau menerima yang perlu di dalam umat  Allah itu.  Dengan perbuatan yang ajaib Tuhan membebaskan umat-Nya dari jurang kecelakaan dan penindasan dijadikan peringatan (ayat 4) dalam pengertian diwartakan dalam perayaan ucapan syukur sebagai pujian kepada Tuhan karena Tuhan menyatakan diri sebagai Allah yang pengasih dan penyanyang dan memperlakukan umat-Nya dengan penuh tanggungjawab dan kasih.

Ayat 6-9,  Peristiwa exodus bangsa Israel dari Mesir dan masuknya mereka di tanah Kanaan menjadi latarbelakang pengakuan pe-mazmur 111:1-10, dengan kuasa Tuhan maka umat mendapatkan milik pusaka yang dipandang benar dan adil. Tuhan memberikan hak tinggal di tanah-Nya kepada bangsa yang ditentukan-Nya. Perbuatan Tuhan itu benar karena menjamin hidup yang aman (Ibrani: emet = aman, teguh, benar) dan merupakan keputusan Allah sebagai Dia yang membebaskan (ayat 9) dan menghakimi umat-Nya dengan adil. Dengan Tanah itu Tuhan juga memberikan titah atau petunjuk-petunjuk hidup yang aman dan benar untuk semua warga umat-Nya. Titah itu adalah undang-undang perjanjian yang Allah ikrarkan dengan umat-Nya untuk selamanya dan dijamin oleh Tuhan sendiri.

Umat yang hidup dalam takut akan Tuhan yang menghormati dan mengindahkan titah-Nya akan memperoleh hikmat (ayat 10). Manusia mulai menjadi bijak pada saat ia menanyakan hubungan dengan Tuhan. Umat yang hidup takut akan Tuhan akan mencer-minkan perbuatan-perbuatan Allah, ia mencari Tuhan, dan firman-Nya untuk memuji Tuhan. Hal ini menunjukan karakter umat Tuhan untuk bersyukur selama-lamanya.

Makna dan Implikasi Firman
  • Bersyukur dengan segenap hati dan tulus ikhlas kepada Tuhan merupakan ekspresi iman orang percaya untuk menghormati, menyembah  dan membangun hubungan akrab dengan Tuhan.  Bersyukur kepada Tuhan adalah respon iman akan karya keselamatan Tuhan bagi manusia yang memberkati, menjaga, memelihara, menjunjukkan kasih, kebenaran dan keadilan-Nya serta menganugerahkan hikmat bagi umat-Nya. Dengan bersyu-kur kepada Tuhan jemaat mengakui bahwa apa yang kita miliki itu adalah angerah Tuhan bagi kita.
  • Bersyukur kepada Tuhan yang dilakukan dalam rangka meng-ingat dan mewartakan (bersaksi) perbuatan-perbuatan Tuhan bagi umat-Nya, mengingat kehadiran Allah dalam Yesus Kristus, pertolongan dan tantangan yang diberikan-Nya kasih yang nyata dalam penderitaan, kematian dan kebakitan-Nya serta memberi-kan Roh Kudus yang bersama kita. Perbuaan-perbuatan Allah itu dibaca, direnungkan, dirayakan, menjadi karakter hidup dan pokok puji-pujian kepada Tuhan.
  • Anugerah (berkat rohani dan jasmani) Tuhan hendaknya diguna-kan, dikelola dengan baik dan bertanggungjawab untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan. Persembahan syukur yang diper-sembahan oleh jemaat adalah wujud tanggungjawab beriman untuk menopang tugas dan pelayaan gereja. Tuhan memberkati kita agar supaya kita menjadi saluran berkat bagi orang yang hidupnya berkekurangan. Menolong dan membantu orang yang berkekurangan adalah panggilan beriman orang percaya yang dilakukan dengan sukacita dan ucapan syukur segenap hati sebagai implementasi dari sabda Tuhan Yesus untuk mengasihi sesama (Matius 22:39) dan menolong sesama sehingga mem-peroleh harta sorgawi (Matius 19:21).
  • Tradisi beriman orang Kristen di Tanah Minahasa (secara adat) mensyukuri akan berkat dan pemeliharaan Tuhan dalam ber-bagai bidang kehidupan di sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan usaha-usaha lainnya diekspresikan lewat perayaan Ibadah Pengucapa Syukur. Inilah kearifan local (local wisdom) yang perlu dilestarikan karena mempuyai nilai teologi yang mengakar dan menjadi karakter (prilaku, sifat hidup) dalam kehidupan jemaat. Pada perayaan Ibadah Pengucapan jemaat membawa persembahan syukur kepada Tuhan dalam perse-kutuan ibadah dari hasil usaha yang diimani itu adalah berkat Tuhan, sehingga jemaat membawa jagung (milu), padi, pisang, kelapa, cengkih, sayur-sayuran dan lain-lain, serta mengudang sanak saudara untuk merayakan bersama. Dalam perjalanan waktu arti dan makna Pengucapan Syukur mulai bergeser karena ada jemaat yang lebih mengutamakan persiapan konsumsi dari pada persembahan syukur kepada Tuhan. Lebih megutamakan pesta pora, perjudian dari pada menolong dan mengasihi jemaat yang membutuhkan pertolongan.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

  1. Mengapa umat percaya diajarkan untuk mengucap syukur kepada Tuhan menurut Mazmur 111:1-10? Jelaskan.
  2. Adakah bentuk-bentuk ungkapan yang dijumpai dalam jemaat yang tidak sesuai dengan karakter kristiani? Jelaskan
  3. Bagaimana caranya mengekspresikan iman yang mengucap syukur kepada Tuhan?

 

POKOK-POKOK DOA

  • Warga Gereja untuk bersyukur atas segala kasih dan anugerah Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Warga Gereja membangun hubungan yang akrab dengan Tuhan dan sesama manusia.
  • Warga Gereja menunjukan karakter yang bersyukur dengan segenap hati.

 TATA IBADAH YANG DIUSULKAN

HARI MINGGU BENTUK II.

 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN

Kemuliaan Bagi Allah: NNBT No. 2 Dunia Tercipta Oleh Kar’na Tuhan-Mu

Ses Doa Penyembahan: PKJ No. 219 Disaat Ini Kuangkat Tembang

Pengakuan Dosa: NKB No 19 Dalam Lautan Yang Kelam.

Janji Angerah Allah: NKB No. 133 Syukur Pada-Mu, Ya Allah

Ses. Puji-pujian:  Benyanyilah Bagi Tuhan Hua

Ses. Pengakuan Iman:  KJ . No.280 Aku Percaya

Persembahan:  KJ No 289 Tuhan Pencipta Semesta

Penutup: DSL 176  Selaku Orang Pengetam.

 ATRIBUT

Warna dasar hijau dengan symbol salib dan perahu di atas gelombang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here