MTPJ 9 – 15 Juli 2017

0
5623

TEMA BULANAN :“Gereja yang Mecerdaskan”
TEMA MINGGUAN :“Pengucapan Syukur yang Berkenan pada Tuhan”
Bacaan Alkitab : Ulangan 10:12-22
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Sering terjadi ketika waktu pengucapan syukur jemaat akan dirayakan, para penulis berita mulai memperkirakan berapa jumlah uang yang akan dihabiskan dalam perayaan pengucapan syukur tersebut. Hal ini dapat dipahami, sebab jemaat yang berpengucapan syukur (walau tidak semua) sadar atau tidak sudah terjebak pada nuansa pesta pora yang didorong oleh sikap hidup hedonisme, suatu sikap hidup yang mengutamakan kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan utama dalam hidup. Kalau begitu adanya berarti pengucapan syukur jemaat tidak tepat sasaran. Harusnya jemaat sebagai Gereja yang Kudus, menyatakan syukur kepada Tuhan Sang sumber berkat yang sudah memberkati hasil “panen” masyarakat dalam bentuk apapun dan bukan untuk memuaskan keinginan manusia atau hanya memenuhi kebiasaan ritual bahwa setiap tahun harus merayakan Pengucapan Syukur. Kalau Tuhan Allah yang menjadi pusat pujian atas hasil yang didapat maka bukan persoalan berapa uang yang harus dihabiskan tetapi bagaimana kita mengucap syukur yang benar agar tidak malu dikatakan orang sebagai jemaat yang tidak tau dan mau bersyukur atas berkat Tuhan.

Ada yang melihat perayaan pengucapan syukur itu dari sisi kesenangan dan kenikmatan semata, maka tidak jarang ada jemaat yang lebih mengutamakan: makan-minum, para tamu, yang akhirnya tidak sempat datang beribadah bersama; begitu pula dengan pemberian tanda ucapan syukur pada Tuhan, kebanyakan berbanding terbalik dengan persiapan konsumsi di rumah. Biaya konsumsi begitu besar jumlahnya sementara persembahan kepada Tuhan sebaliknya.

Memperhatikan perayaan pengucapan syukur tersebut, sudah selayaknya diperlukan pemahaman tentang esensi dari pengucapan syukur, karena itu perenungan minggu ini berada dalam tema: “Pengucapan Syukur yang Berkenan Pada Tuhan”

PEMBAHASAN TEMATISPEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Perikop ini Ulangan 10:12-22, berisi perkataan Musa kepada umat Israel tentang apa yang akan mereka lakukan sebagai umat Allah di tanah perjanjian. Yaitu bahwa bangsa Israel harus beribadah hanya kepada Allah saja dengan cara takut akan Tuhan, hidup menurut jalan yang ditentukan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada Tuhan dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan (ayat 12). Berulang kali Musa mengatakan pentingnya sesuatu yang baik, yang berasal dari hati dalam menjalin keakraban dengan Tuhan (lihat. Ulangan 4:29, 6:5).Tentu maksudnya adalah hati yang mengasihi Allah. Karena Alkitab menyatakan bahwa dari hatilah terpancar kehidupan” (lih. Amsal 4:23; band. Lukas 6:45). Oleh sebab itu kita harus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan. Hati dapat dimengerti sebagai sesuatu yang berisi tentang apa yang dipikirkan (al. insaf akan sesuatu di dalam hati mereka Ulangan 8:5, percaya dalam hati Roma 10:9), perasaan (al. hati yang takut: Yosua 5:1:, hati yang rendah: Matius 11:29) dan kehen-dak seseorang (al. hati yang dengan setia mencari Tuhan (1 Tawarikh 22:19), hati yang ingin melakukan sesuatu (Roma 10:1).

Bila umat menuruti perintah dan ketetapan Tuhan dengan hati yang menghormati Allah maka keadaan mereka akan menjadi lebih baik (ayat 13). Musa juga meminta kepada umat Allah untuk tetap mengasihi Dia dengan beribadah sungguh-sungguh kepada-Nya, menjadikan diri mereka sebagai umat Tuhan yang dengar-dengaran dan suka menuruti perintah Tuhan (tidak tegar tengkuk) yang ditandai dengan “sunat hati” (menyadari anugerah Allah yang mengasihi, memilih mereka, sehingga mereka berbalik dari keberdosaan dan hidup dalam pertobatan).

Konsekwensi dari sunat hati menghasilkan kesadaran baru terhadap panggilan sebagai umat yang dikasihi Allah untuk peduli kepada semua orang, terutama mereka yang lemah, yaitu anak yatim, janda, orang asing (ayat 17-19).

Juga kepada umat diajak untuk sungguh-sungguh hidup takut akan Tuhan, beribadah dan menjadikan Dia pusat penyembahan, pokok puji-pujiandan ucapan syukur umat karena perbuatan-perbuatan-Nya yang besar sangat terbukti diantaranya telah membuat umat Israel menjadi banyak dan bertambah-tambah keturunan mereka. (ayat 20-22).

Makna dan Implikasi Firman

  • Umat Allah sebagai “Gereja” yang Kudus, terpanggil untuk selalu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, menuruti apa yang diperintahkan Tuhan melalui hamba-hamba-Nya. Artinya kehidupan orang percaya harus diwarnai dengan sikap yang mengasihi Allah.
  • Mengasihi Tuhan dengan segenap hatimerupakan sikap dasar yang sangat dibutuhkan dalam meningkatkan spiritualitas beriman warga gereja.Sikap tersebut akan membentuk kehidupan keluarga Kristen yang semakin hari semakin baik dan berkenan kepada Tuhan Allah.
  • Pengalaman beriman umat bersama Tuhan Allah dalam berbagai segi kehidupan perlu sekali untuk dikenang sebagai refleksi iman bagi kehidupan manusia dewasa ini. Misalnya dalam hal mengucap syukur, bersukacita atas segala berkat yang diberikan-Nya. Bahwa karena Tuhanlah sehingga kita boleh bersukacita (band.Fil.4:5). Dia lah pusat iman orang percaya.
  • Pengucapan syukur adalah kesempatan terbaik untuk mengingat kasih setia Tuhan dalam kehidupan kita, memeliharajati diri sebagai umat Tuhan yang diselamatkan karena kemurahan Tuhan: dengan demikian pengucapan syukur haruslah dirayakan dengan ramah, santun, aman, damai, nyaman dan tidak lupa diri (mabuk-mabukan, boros, pesta pora dan lain-lain)
  • Tuhan Allah menghendaki umat-Nya taat beribadah kepada-Nya dan menjadikan-Nya sebagai pokok puji-pujian dan hormat di atas segala-galanya.Apa lagi dalam menghadapi kenyataan hidup yang dari waktu ke waktu selalu menawarkan kesenangan duniawi yang mengiurkan.
  • Seiring dengan perkembangan zaman, sikap peduli terhadap mereka yang lemah mulai menurun. Manusia semakin mementingkan dirinya sendiri dari pada peduli terhadap sesama yang lemah seperti yang dilakukan Yesus Kristus. Untuk itu Gereja perlu selalu mengingatkan umatnya agar terus belajar Firman Allah yang menyelamatkan itu. Tuhan Allah dalam Yesus Kristus selalu peduli terhadap manusia. Untuk itu kebaikan hati antar sesama manusia harus ditumbuhkembangkan (band. Filipi 4:5).
  • Pertumbuhan dan perkembangan umat Tuhan bukanlah karena usaha manusia semata-mata tapi itu hanya karena kemurahan Tuhan yang punya rencana indah bagi umat-Nya. Dengan mengimani karya Tuhan ini umat diajak untuk hidup selalu menyenangkan dan memuliakan Tuhan.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

  1. Apa saja yang anda ketahui tentang mengucap syukur kepada Tuhan menurut perikop ini?
  2. Jelaskan praktek pengucapan syukur yang dilakukan oleh jemaat selama ini yang anda ketahui.
  3. Bagaimana seharusnya penerapan pengucapan syukur yang baik yang harus dilakukan oleh jemaat. 

POKOK – POKOK  DOA :

  • Agar umat Tuhan benar-benar mengasihi Allah dengan segenap hati dalam hidupnya. Karena ada begitu banyak umat yang masih hidup dalam kesenangan duniawi.
  • Selalu bersyukur untuk segala sesuatu yang diberikan Tuhan kepada umat. Cara ini akan membentuk jemaat yang selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.
  • Orang percaya menjadikan Tuhan Allah sebagai pokok pujian, syukur dan hormat agar hidup kita kini dan akan datang di naungangi Tuhan. 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK II 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Kemuliaan Bagi Allah: KJ.No.1 Haleluya! Pujilah

Doa Penyembahan: NNBT No. 3 Mari Kita Puji Allah

Pengakuan Dosa: NNBT No. 10 Ya Tuhan Yang Kudus

Janji Anugerah: NKB.No.34:1 Setia-Mu, Tuhanku, Tiada Bertara

Puji-Pujian: NNBT No. 10 Pujilah Tuhan, Sang Raja

Pembacaan Alkitab: Bimbinglah Daku Ya Yesus

Pengakuan Iman: KJ.No.38 T’lah Kutemukan Dasar Kuat

Persembahan: NNBT No.15 Hai Seluruh Umat Tuhan

Nyanyian Penutup: NKB. No. 208 Tabur Waktu Pagi 

ATRIBUT :

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu diatas gelombang.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here