TEMA BULANAN : “Keluarga Sebagai Pangkalan Misi”
TEMA MINGGUAN : “Roh Kudus Menyertai Orang-Orang Percaya”
BACAAN ALKITAB: Yohanes 14:15-31
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Kegelisahan dan kegentaran sering melanda kehidupan manusia termasuk di dalamnya orang percaya. Hal ini terkait dengan tanggung jawab dan panggilan sebagai orang-orang percaya (pribadi atau lembaga gereja) yang harus tegas bersaksi: menya-takan kebenaran, melawan kebohongan, korupsi, ketidakadilan, penyalahgunaan kekuasaan. Kegelisahan dan kegentaran juga berhubungan dengan sikap iman dalam menghadapi tekanan, ancaman dan penindasan yang terjadi di tengah kehidupan bergereja, bermasyarakat dan berbangsa. Termasuk terkait dengan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh pribadi-pribadi dan keluarga. Bagaimana orang-orang percaya memahami peran atau kerja Roh Kudus di tengah situasi yang digambarkan di atas? Sejauh ini, kerja Roh Kudus cenderung hanya diidentifikasi-kan dengan perbuatan-perbuatan spektakuler seperti terjadi mujizat penyembuhan, atau suasana ekstasi, yaitu sukacita dan kegembiraan luar biasa atau kegairahan besar yang terjadi dalam kegiatan ibadah. Kerja Roh Kudus bahkan sering dijadikan alat pemenuhan kepentingan pribadi atau kelompok doa. Karena itu tema minggu ini adalah: Roh Kudus Menyertai Orang-orang Percaya.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Teks Yohanes 14:15-31 merupakan satu kesatuan cerita dengan Yohanes 14:1-31 yang berisi tentang nasihat-nasihat penguatan dan pengutusan murid-murid Yesus menjelang saat perpisahan-Nya atau tepatnya kepergian Yesus kepada Bapa-Nya (14:2,12b). Mendahului nasihat ini, Yesus telah menying-gung saat kematian-Nya itu ketika Ia mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa seorang di antara mereka akan menyerahkan Dia (Yohanes 13:21, 33). Walaupun mereka tidak mengerti ke mana dan apa maksud kepergian-Nya itu (13:36), tetapi suasana hati mereka memberitahukan kepada Yesus bahwa mereka dalam keadaan gelisah dan gentar (14:27; lihat juga 14:1). Sebagai satu rangkaian nasihat penguatan dan pengutusan, Yohanes 14:15-31 mempertegas maksud Yesus bahwa Ia segera akan menghadapi kematian-Nya (Yohanes 14:19), tetapi dengan tegas pula mengatakan bahwa Ia akan menyertai mereka melalui kehadiran seorang Penolong yang lain, yaitu Roh Kebenaran yang akan diberikan oleh Bapa-Nya (Yohanes 14:16). Seorang Penolong yang kemudian disebutkan pada ayat 25 dengan Penghibur sesungguhnya adalah Roh Kudus (Yohanes 14:26). Roh Kudus menyertai para murid Yesus dan orang-orang percaya di zaman Penginjil Yohanes, untuk menghibur, menga-jar, memberi penguatan dan pengharapan kepada mereka yang dalam suasana hati gelisah dan gentar.
Roh Kudus menyertai orang-orang percaya terdapat pada ayat 16b: “… Ia menyertai kamu selama-lamanya” dan pada ayat 17b: “Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” Pernyataan ini terkait dengan situasi para murid Yesus menghadapi saat kepergian-Nya kepada Bapa (14:12b), atau saat keterpisahan mereka dengan Yesus. Bahwa kesatuan Yesus dengan murid-murid-Nya dijamin oleh kehadiran Roh Kudus yang akan menolong, menghibur bahkan menggembalakan mereka. Roh Kudus akan menyertai atau bersama-sama dengan mereka selama-lamanya. Kesatuan yang terjalin antara murid-murid dan Yesus adalah karya Roh Kudus yang digambarkan dalam kasih satu dengan yang lain. Dikatakan pada ayat 15: ”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”. Bahwa akta mengasihi merupakan titik tolak melakukan segala perintah-Nya. Dengan kata lain, melakukan perintah Yesus merupakan perbuatan mengasihi. Dalam hal ini, mengasihi mendapat makna moral, bukan menyangkut perasaan atau emosi. Mengasihi berarti melakukan segala ketetapan-Nya. Pada ayat 17b, kata menyertai mendapat makna yang lebih konkrit, nyata bahwa Ia yaitu Roh Kudus diam di dalam kamu. Roh Kudus itu disebutkan pada ayat 16b sebagai seorang Penolong yang lain. Dengan menggunakan ungkapan seorang Penolong yang lain, Yesus hendak menunjuk pada diri-Nya yang diam dan tinggal atau bekerja di dalam mereka. Walau pun secara jasmani, Yesus akan berpisah dengan mereka, tetapi Ia tetap bersama mereka atau menyertai mereka, melalui Roh Kudus yang tinggal atau diam di dalam mereka.
Pada ayat 18-20, Yesus mempertegas penyertaan Roh Kudus atas para murid melalui pernyataan ini: “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu” (ayat 18); ”…tetapi kamu akan melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun hidup…”(ayat 19); “…bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Yesus akan pergi kepada Bapa, tetapi Ia tetap bersama para murid-Nya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ungkapan “Ia menyertai mereka” menyatakan kesatuan Yesus dan murid-Nya. Kesatuan itu ditandai dengan kasih yang terjadi di antara mereka. Dalam konteks inilah kita memahami ayat 21-24. Ayat 21a “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku.” Kalimat ini menegaskan makna ayat 15a, yaitu bahwa mengasihi Yesus berimplikasi pada memegang dan melakukan perintah Yesus. Jadi, mengasihi Yesus bukan sekedar luapan perasaan atau emosi tetapi menyangkut sikap hidup (moral), yaitu melakukan kehendak Yesus. Ketaatan adalah tanda atau bukti dari mengasihi. Dan dia yang mengasihi Yesus, dikasihi Bapa-Nya dan Iapun akan mengasihi Dia dan akan menyatakan diri-Nya kepada-Nya (ayat 21b). Kepada mereka yang mengasihi Yesus, yaitu mereka yang mengerti dengan benar perintah-perintah-Nya dan melakukannya, Ia menyatakan kehadiran-Nya atau datang dan diam bersama-sama dengan mereka (ayat 23c). Ayat 24a menyimpulkan maksud Yesus yaitu tanda dari mengasihi adalah ketaatan pada perintah-perintah-Nya.
Ayat 25-26, menegaskan bahwa kata-kata penghiburan yang disampaikan Yesus kepada murid-murid-Nya, disampaikan menjelang kepergian-Nya kepada Bapa. Tetapi, Penghibur, yaitu Roh Kudus yang akan diutus oleh Bapa, Dia-lah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepada murid-murid dan akan mengingatkan segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Yesus kepada mereka. Yesus adalah kuasa yang tinggal di dalam mereka, menolong, membimbing, menasihati dan mengajar mereka tentang apa yang Ia telah amanatkan.
Ayat 27-31, bagian penutup yang diawali dengan sebuah ucapan berkat: Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera Kuberikan kepadamu (ayat 27a). Kehadiran Roh Kudus adalah kehadiran-Nya yang memberi mereka hati tanpa takut dan gelisah. Di sini Yesus mengulangi apa yang Ia sampaikan sebelumnya (Yohanes.14:1), “Janganlah gelisah dan gentar hatimu (ayat 27b). Pada bagian ini, Yesus menegaskan lagi bahwa sekiranya mereka mengasihi Dia, mereka pasti akan bersukacita. Mengapa? Karena Ia hadir bersama mereka melalui Roh Kudus yang akan menolong, menguatkan, menghibur, membimbing dan mengajar dan memimpin mereka kepada kebenaran. Ia harus pergi kepada Bapa-Nya, karena Ia diutus oleh Bapa-Nya. Ungkapan,”Bapa lebih besar daripada-Ku” (ayat 28) menyatakan bahwa sebagai seorang yang diutus oleh bapa-Nya, Ia harus tunduk atau mengikuti kehendak bapa-Nya. Demikianlah kesatuan Yesus dengan Bapa-Nya dan selanjutnya kesatuan Yesus dengan murid-murid-Nya menandai hubungan kasih di antara mereka (ayat 30-31).
Makna dan Implikasi Firman
Menghadapi saat kepergian Yesus kepada Bapa-Nya, Ia memberi nasihat-nasihat penguatan dan penghiburan kepada murid-murid-Nya yang dalam kegelisahan dan kegentaran. Ia akan pergi kepada Bapa-Nya, tetapi sesungguhnya Ia bersama-sama atau menyertai mereka melalui kehadiran Roh Kudus yang menolong, menghibur, menguatkan, mengarahkan dan mengajar mereka. Yesus hadir sebagai “Parakletos” yaitu Seorang Penolong, Penghibur, yang menasihati, menolong, mengajar dan memimpin mereka kepada kebenaran yaitu Roh Kebenaran. Penyertaan atau kehadiran-Nya bersama murid-murid-Nya memberi damai sejahtera (Yunani: eirene atau Ibrani: syalom) atau situasi tanpa ketakutan dan kegentaran. Kesatuan Yesus dan murid-murid-Nya menyatakan kesatuan kasih di antara mereka sebagaimana kesatuan Yesus dan Bapa-Nya. Sebagaimana Yesus taat pada perintah bapa-Nya, demikianlah mereka yang mengasihi Yesus memegang dan melaksanakan kehendak-Nya.
Nasihat-nasihat penghiburan ini di sampaikan kepada orang-orang percaya yang takut dan gentar karena ancaman pengucilan mereka yang menyebarkan Injil atau bersaksi tentang Yesus, oleh orang-orang Yahudi. Kesimpulan ini didasarkan pada beberapa bagian teks Injil Yohanes yang menyinggung situasi itu seperti Yohanes 9:22-23: 12:42 dan 16:1,2. Bahwa Roh Kudus menyertai mereka. Ia bersama mereka, menghibur dan memberi penguatan kepada mereka, membimbing dan mengarahkan mereka untuk bersaksi tentang Yesus atau menyatakan kebenaran. Sebagaimana Yesus menyertai mereka melalui kehadiran Roh Kudus, demikianlah mereka diharapkan tetap tinggal dalam Dia yaitu dengan melakukan segala kehendak-Nya sebagai tanda bahwa mereka mengasihi Dia.
Demikianlah juga di tengah-tengah banyak kegelisahan dan kegentaran karena berbagai bentuk ancaman dan hambatan yang dihadapi, namun Roh Kudus menyertai orang-orang percaya dan gereja
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Bagaimana kita menjelaskan bahwa Roh Kudus menyertai kita, sesuai teks Yohanes 14:15-31?
- Bagaimana kita mewujudkan panggilan mengasihi Yesus dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat ?
NAS PEMBIMBING: Yohanes 14:27
POKOK-POKOK DOA:
- Peranan Roh Kudus dalam pelayanan Gereja.
- GMIM terus diurapi oleh Roh Kudus.
- Keutuhan dan kesatuan jemaaat.
- Gereja yang digerakkan oleh Roh Kudus.
- Pelayan Khusus dan jemaat memohon Roh Kudus untuk mengabarkan Injil
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI RAYA PENTAKOSTA 1
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: NNBT. No.3 Mari Kita Puji Allah
Ses Nas Pembimbing: NKB No. 102 Sebarkan Wartanya
Ses Pengakuan Dosa: Peganglah Tanganku Roh Kudus
Ses Pemberitaan Anugerah Allah: NKB No. 104 Api-Nya Berkobar Dalam Hatiku
Ses Ajakan Untuk Hidup Menurut Roh: KJ No. 237 Roh Kudus Tetap Teguh
Ses Pembacaan Alkitab: NKB No. 100 Rindukah Engkau Mendapat Berkat Tuhan
Persembahan: KJ No.235 Kudengar Berkat-Mu Turun
Nyanyian Penutup: PKJ No. 98 Ya Roh Kudus Baharuilah
ATRIBUT
Warna Dasar Merah dengan simbol Salib dan Lidah api.