ALASAN PEMILIHAN TEMA
Sekarang ini semakin marak dan vokal suara yang menuntut keadilan baik di masyarakat tetapi juga di kalangan jemaat. Kenyataan dalam kehidupan masyarakat walaupun hidup dalam ketidakadilan tidak berani untuk menentang karena ada dalam “tekanan”. Di lain pihak, ada warga gereja dan masyarakat yang menyatakan aspirasi dengan berani tetapi sering mengabaikan nilai-nilai etik moral dalam masyarakat, sebagai contoh : aksi demo yang anarkis.
Karena itu gereja perlu berefleksi bagaimana Tuhan bertindak dan melindungi serta mengedepankan keadilan dalam komunitas manusia. Apabila hal ini dilakukan dengan baik dan benar akan menghasilkan pemahaman bahwa keadilan yang menjadi dambaan setiap orang adalah berasal dari Tuhan.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Roma 12 : 9 – 13Berisi nasehat kepada jemaat untuk hidup dalam kasih sebagaimana hendaknya Allah dilayani sesuai dengan keadilan yang diadakan oleh-Nya. Karena yang terjadi di jemaat Roma, mereka memakai aturan yang dibuat sendiri, dimana norma hukum didasarkan pada pendapat manusia yang bertentangan dengan keadilan Tuhan. Tidak mungkin orang Kristen berani dan mampu melakukan keadilan bagi jemaat dan masyarakat jika tidak didasarkan pada kasih yang Ilahi. Menurut orang Yahudi kasih kepada Allah adalah mentaati aturan sebagaimana yang dipahami dikalangan Yahudi. Paulus menekankan bahwa kasih Allah itu adalah kasih yang tidak mengenal batas, dan itulah keadilan (bukan pura–pura tetapi murni, suci dan sungguh. Kasih itu mendorong jemaat untuk menghormati orang lain dan berinisiatif untuk lebih dulu memberi hormat, memiliki kerendahan hati. Roh mengerjakan pelayanan bagi orang percaya harus tetap menyala–nyala dalam situasi dan keadaan yang bagaimanapun juga. Implementasi kasih ialah hidup senantiasa bersukacita karena ada pengharapan, dapat bersabar dalam penderitaan, terus bertekun dalam doa. Kerelaan memberikan bantuan kepada orang–orang kudus dan menyiapkan tumpangan apabila mereka datang dan membutuhkannya.Mempraktekan kehidupan saling menolong sebagai saudara seiman jangan ada yang diterlantarkan, artinya yang kuat harus menolong yang lemah.
Roma 12 : 14 – 21Nasehat supaya memelihara hubungan baik dengan semua orang. Sejak zaman Rasul Paulus sampai sekarang ini, jemaat hidup bersama dengan golongan/ aliran/denominasi lain maupun dengan non Kristen. Oleh karena itu jemaat diberikan nasehat praktis untuk hidup beretika secara kristen. Yesus berkata: Kasihilah dan doakanlah musuhmu (Mat 5:44) dan jangan mengutuk. Mewujudkan iman Kristen dalam bermasyarakat yaitu bersimpati dan berempatilah dengan keadaan orang lain, berusaha sehati dan sepikir demi kebaikan bersama. Jadi tidak egois, sombong rohani melainkan bersikaplah sepatut nya bagi orang lain. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi berdamailah dengan semua orang; setidak–tidaknya itu bertolak dari hati kita dan bukan tergantung pada orang lain. Hidup beretika secara Kristen bukan saja supaya gereja tidak dicela tetapi sekaligus sebagai kesaksian kita untuk kemuliaan Tuhan. Ketika orang yang memusuhi kita lapar dan haus berikanlah mereka makan dan minum, maksud dan tujuannya adalah karena pelayanan jemaat lebih pada menyadarkan, melunakkan hati yang keras, memberikan rasa malu dan pertobatan. Sikap dan perbuatan baik oleh jemaat akan dapat mengalahkan kejahatan.
Yeremia 22 : 3Nubuat Nabi Yeremia kepada umat Israel pada zaman raja Zedekia (waktu itu kehidupan umat berada dalam tingkat moral yang sangat rendah) supaya mendengar kan Firman Allah agar dapat diselamatkan dari penghukuman. Harus ada pertobatan tidak memeras, merampas, menindas orang asing, yatim dan janda serta tidak berlaku keras apalagi menumpahkan darah orang yang tidak bersalah. Apabila Firman Tuhan ini tidak diindahkan maka hukuman Allah akan dinyatakan.
Makna dan Implikasi Firman
Keberanian menegakkan keadilan, bagi orang kristen sangat dibutuhkan di zaman ini.Sangat ironi jika gereja mendiamkan ketidakadilan berlangsung di tengah jemaat dan masyarakat. Namun gereja juga tidak boleh bereaksi dan terjebak pada arogansi (kesombongan rohani). Karena itu keberanian melakukan keadilan dari pihak gereja harus berdasarkan pada Firman Tuhan. Jadi keadilan bukan hanya menurut kemauan manusia, juga bukan hanya secara jasmani/duniawi, yang terjadi milik sebagian orang. Keadilan adalah wujud iman dan pengharapan orang yang percaya kepada Allah. Melakukan keadilan bukan lagi suatu alternatif bagi kehidupan manusia, tetapi menjadi keharusan sebab mengandung konsekwensi/resiko bagi yang tidak melakukan nya yaitu penghukuman Allah. Panggilan untuk bertobat sebagai wujud keadilan Tuhan berlaku sebagai syarat menerima pengampunan dan berkat-berkat-Nya. Di tengah-tengah maraknya praktek ketidakadilan saat ini, seharusnya gereja menjadi benteng moral terakhir dalam menjaga keadilan dan kasih.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Jelaskan pemahaman keadilan menurut perikop Roma 12:9-21 dan Yeremia 22:3!
2. Sudahkah keadilan itu dialami oleh semua orang? Jika belum apakah yang harus gereja lakukan?
3. Adakah konsekwensi bagi orang yang tidak melakukan keadilan? Dan siapa yang dapat mengadili?
POKOK-POKOK DOA
1. Mendoakan agar keadilan tidak hanya dimiliki oleh sebagian orang tetapi seluruh umat manusia.
2. Mendoakan gereja agar berani melakukan keadilan sesuai kehendak Tuhan.
3. Mendoakan sesama kita yang belum merasakan keadilan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Kemuliaan Bagi Allah : PKJ No. 2.
Ses Doa Penyembahan: KJ No. 33
Ses. Pengakuan dosa: KJ No. 8.
Ses. Janji Anugerah Allah: NNBT No. 9.
Ses. Puji-pujian : NKB No.3.
Ses Pembacaan Alkitab: Firman-Mu Pelita
Persembahan: NNBT No 26.
Nyanyian penutup : NNBT No. 27
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.