Mengabdi Dengan Tulus
Demi Kemuliaan Tuhan Menjadi Berkat Bagi Sesama
Disusun oleh Karli Williams Karundeng
Mengabdi dengan tulus demi kemuliaan Tuhan dan menjadi berkat bagi Sesama. Ini menjadi tekad dan komitmen pendeta Piet Marthen Tampi. Ungkapan ini tidak semata-mata menjadi motto yang simpel diucapkan, enak didengar ataupun sekedar kalimat untuk membumbuhi biodata, tetapi benar-benar terus menjiwai hidup dan pelayanan pendeta kelahiran desa Lansot Tareran, 12 November 1948. Siapapun yang bertemu dan dijumpainya, pasti merasakan dan mengalami bagaimana karisma yang khas dari suami tercinta Guru Agama Paulina Kondoj itu.
Lahir dan besar dengan didikan penuh kedisiplinan orang tua petani membuat dirinya mandiri. Bahkan anak bungsu (8 bersaudara) dari Alfred Tampi (alm) dan Dientje Karundeng (alm) bisa menyelesaikan jenjang pendidikan hingga meraih gelar Sarjana Teologi pada tahun 1973. Momen yang sangat diidam-idamkan dan membanggakan orangtua. Kalau kata orang, anak bungsu itu manja, malas dan tidak disiplin, hal ini tidak bahkan jauh dari apa yang terlihat dari sosok Pendeta Piet Tampi yang kini dipercayakan sebagai Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM (periode 2010-2014). “Saya ingat dulu, setiap kali pulang sekolah, di pintu dapur sudah ada pesan papa-mama saya yang ditulus dengan arang kayu, “abis makang langsung pigi kobong”, kata pendeta yang pernah menjabat Kepala Sekolah PGA Kristen di Amurang ini. Hal-hal seperti itu justru mempunyai pengaruh besar dalam membentuk mental dan kepribadian setiap orang.
“Saya bangga menjadi anak dari orang tua petani, sebab itu sayapun sudah berpikir setelah nanti tugas di BPMS selesai, pulang kampung dan menekuni usaha-usaha pertanian, karena itu saya juga mau mengatakan bahwa profesi petani itu sangat berharga, dan bukan pekerjaan rendahan atau yang dianggap jauh dari kelayakan” ungkap Pdt. Tampi ketika sharing dengan kru Dodoku di rumah dinas Ketua Sinode di bilangan kelurahan Talete II Tomohon Tengah, belum lama ini. Nasihat orang tua menjadi seperti pelita. Sampai saat ini, ia masih sangat ingat pesan orang tua yang mengatakan “kerja bae-bae, cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu”. Bagi pendeta Tampi, bahasa lain dari pesan itu adalah jangan pernah membuat sia-sia kasih karunia Allah sehingga tak perlu merasa kuatir akan hidup ini.
BIODATA SINGKAT
Nama : Pdt. Piet Marthen Tampi, STh, MSi
Lahir di Desa Lansot Tareran, 12 November 1948
Istri : Guru Agama Paulina Kondoj
Anak Pertama Lucky Tampi, SH menikah dengan Pdt. Gretty Sengkey, STh – cucu : Preisy dan Infania
Anak Kedua Theofilus Tampi, SE, MAP menikah dengan Inggriet Watung – cucu : Joshua dan Paula
Pendidikan
- SR GMIM Rumoong Lansot, tamat 1960
- SMP Negeri Tareran, tamat 1963
- SMA Negeri II Manado dan SMA Negeri Kawangkoan, 1966
- Fakultas Teologi UKIT, tamat 1973
- Pasca Sarjana UNSRAT, Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Pembangunan, tamat 1998
Pengalaman Pelayanan di Gereja
- November 1973, calon Pendeta di Jemaat Wolaang Wilayah Langowan dan diteguhkan menjadi Pendeta GMIM tanggal 7 April 1974 di Gereja Sentrum Langowan
- Tahun 1975-1982, Ketua BPMJ Leter A – Lewet Amurang danKetua BPW Amurang
- Tahun 1982-1988, Ketua BPMJ Pniel Tondano dan Ketua BPMW Tondano
- Tahun 1985, BPS GMIM/Sekretaris Departemen PI (Pengisi Lowong)
- Tahun 1986-1990, BP GMIM/Sekretaris Departemen PI
- Tahun 1990-2000, BPS GMIM/Wakil Sekretaris Umum Bidang Personalia (Dua Periode)
- Tahun 2000-2005, Wakil Ketua Yayasan Kesejahteraan Pekerja GMIM
- Tahun 2005-2010, BPS GMIM/Wakil Ketua Bidang Pekerja GMIM dan Pelsus
- Tahun 2009-2010, Ketua Umum MPH SAG Sulutteng
- Tahun 2010 s/d sekarang Ketua BPMS GMIM
Lain-lain
- Tahun 1980-1982, Kepala Sekolah PGA Kristen di Amurang,
- Tahun 1984 s/d sekarang, Dosen Fakultas Teologi UKIT
- Peserta Pertemuan/Konsultasi EMS dan EKHN di Jerman,
- Tahun 2009 s/d sekarang, Anggota MPL-PGI
Kemasyarakatan : Tahun 1976-1982 (Ketua BKSAUA Kecamatan Tombasian Amurang), Tahun 1983-1988 (Ketua Presidium BKSAUA Kabupaten Minahasa), 2009 s/d sekarang (Ketua FKUB Kabupaten Mianahasa).
Sumber: Majalah DODOKU Edisi No.XI – September 2011