Dukamu Dukaku
Rut 1:18
Betapa silitnya menemukan seseorang yang dapat mengerti dan memahami kita, apalagi ikut merasakan penderitaan yang kita alami. Ayub pernah ditinggalkan sahabat dan keluarganya ketika ia sakit dan kehilangan semua miliknya. Ia dibiarkan sendiri meratapi pergumulannya.
Jika seseorang meninggalkan kita karena tidak mau terbeban dengan sakit dan penderitaan yang kita alami maka kita menemukan di sini tokoh Rut yang sangat berbeda. Padahal ia hanya sosok perempuan asing, Moab. Namun ia memiliki keluhuran hati. Baginya Naomi adalah bagian dirinya. Duka Naomi adalah juga dukanya. Istilah dabag (bersatu,tetap bersama) dan azab (meninggalkan)menggambarkan kemauan keras dari Rut untuk tidak beranjak dari sikap awalnya. Ia tak mau berpisah dari Naomi. Komitmen Rut lebih kuat daripada ikatan menantu-mertua. Rut siap memiliki identitas baru seperti Naomi.
Paulus pernah berkata kepada jemaat di Roma (Roma 12:15b);…menagngislah dengan orang yang menangis, suatu ajakan untuk turut serta dalam kesedihan orang lain. Bagaimana dengan kita, sudahkah kita turut merasakan pergumulan dan penderitaan orang lain. Mungkin saat ini kita berpikir apa gunanya merasakan kesedihan orang lain, karena pergumulan kita juga sungguh berat. Namun dengan merasakan pergumulan orang lain maka kitapun sebenarnya telah memperoleh solusi (jalan keluar) bagi pergumulan kita sendiri.
Marilah kita benahi ikatan mertua dan menantu, yang sering diplesetkan pengertiannya dari mama mantu dan anak mantu menjadi mama hantu dan anak hantu dimana ikatan tersebut hancur dan rusak karena kurangnya pengertian dan penghargaan untuk menjalankan perannya dengan kasih dan kesetiaan. Jadilah seperti Rut dan Naomi, menantu dan mertua yang mampu berbagi duka dan suka bersama.Amin.
Doa: Tuhan, ampunilah kami yang tak mampu mengerti dan menghargai perasaan orang lain di sekitar kami.Amin.