Akibat dari keangkuhan
Lukas 12 : 20
Hidup itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (Yakobus 4:14b). Bahkan firman Tuhan berkata; Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya. (1 Petrus 1:24). Inilah akibat dari keangkuhan dari orang kaya yang bodoh, demikianlah Firman Allah; Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? Allah menyatakan kedaulatan dan kekuasaan-Nya kepada orang kaya yang bodoh yang tertidur dalam keangkuhan dan kesombongan dan kefasikannya, dengan mengambil kehidupannya di dunia ini.
Kematiannya yang mendadak juga merupakan bukti bahwa ia telah menjalani kehidupan di dunia ini bukan dengan hikmat Allah tetapi dari kebodohannya, ia menimbun kekayaan bagi dirinya sendiri, tenpa mempedulikan orang lain bahkan menganggap semua yang ia miliki tidak ada sangkut pautnya dengan Tuhan Sang pemilik kehidupannya. Dia hanya tahu menerima tetapi tidak mau memberi. Dengan kata lain ia hanya kaya harta tapi miskin kasih. Kepada orang lain ia hanya kaya harta tapi miskin kasih. Kepada orang yang seperti ini Allah meminta pertanggungjawaban dan apa yang kau sediakan untuk siapakah itu nanti? Ternyata tidak ada satupun yang dapat dibawa ketika manusia itu mati hanya peti mati yang paling tidak berukuran dua meter. Dalam baju matimu tidak ada kantong untuk mengisi uang atau kekayaan. Dengan demikian apalah arti memiliki kekayaan yang pada akhirnya hidupmu binasa? Sebagai keluarga Kristen marilah kita hidup bijaksana untuk mengelola kekayaan itu, memperlengkapi hidup kita dengan mengandalkan Tuhan; tidak menyia-nyiakan berkat yang Tuhan sudah berikan; tetapi hendaklah kita kaya harta tapi juga kaya dalam kebajikan, kita harus mampu berbagi dengan sesama kita pegang prinsip iman banyak memberi banyak berkat, jangan kita pakai prinsip ekonomi banyak memberi berarti rugi. Amin.
Doa: Tuhan Allah Pencipta Pemelihara dan Penyelamat hidup kami, Engkau yang memberi kehidupan, Engkau juga yang berkuasa mengambilnya, tolonglah kami untuk memaknai hidup ini dengan menjadi berkat bagi sesama dan terlebih bagi Tuhan. Amin.
Sumber: Renungan Harian Keluarga Edisi Agustus – September 2012