Tidak Genta Menghadapi Nyala Api Siksaan
1 Petrus 4 : 12 – 13
Policarpus uskup di Smirna adalah murid rasul Yohanes yang mati dibakar (martir) di tengah pasar. Ia mendengar bahwa prajurit Romawi mencarinya untuk membunuhnya. Setelah ia ditangkap, Gubernur Romawi memutuskan ia akan dihukum mati. Setelah hukuman dibacakan, Gubernur Romawi berkata “celalah Kristus dan akau akan melepaskan kamu”. Polikarpus menjawab “delapan puluh enam tahun aku telah melayani Dia, ia tidak pernah berbuat salah kepadaku, bagaimana mungkin aku menghianati Rajaku yang telah menyelamatkan aku ?”.
Ungkapan “nyala api siksaan” (Yunani : purosis) menunjukan pada pengertian ditaruh dalam api untuk dibakar. Ungkapan ini bisa dipakai untuk para pengrajin tembaga atau emas untuk melelehkan bahan-bahan logam. Ungkapan ini dipakai Petrus kepada orang-orang Kristen yang menghadapi penderitaan atas penganiayaan waktu itu. Rasul mengingatkan bahwa apabila itu datang maka penderitaan hebat itu ibarat nyala api yang hendak membentuk kesetiaan iman para pengikut Yesus.
Keluarga Kristen di ajak untuk setia dalam penderitaan, sebab Tuhan seringkali memakai pendertiaan untuk membentuk kesetiaan kita. Sebab kesetiaan sejati menimbulkan kegembiraan dan sukacita. Kesetiaan pada Tuhan dengan sendirinya melatih dan membentuk kesestiaan pada Tuhan dengan sendirinya melatih dan membentuk kesetiaan pada Tuhan dengan sendirinya melatih dan membentuk kesetiaan antar suami istri, dan anak-anak kepada orang tua. Amin
Doa : Tuhan ajarlah kami untuk menerima penderitaan yang dari Tuhan sebagai bentuk kesetiaan kami mengikuti Tuhan Yesus. Amin