Persekutuan yang Kudus
Kejadian 2 : 25
Ada pepatah yang emngatakan : berani karena benar, takut karena salah. Pengertiannya adalah manusia yang tidak brebuat kesalahan, tidak ada rasa malu atau takut bila berhadapan dengan siapa saja dan kemana saja dia pergi. Gambaran tentang manusia pertama dan isterinya yang telanjang dan tidak ada rasa malu menunjuk pada kehidupan manusia (perkawinan) yang belum dinodai oleh pelanggaran/dosa. Bahwa selama suatu perkawinan atau persekutuan tetap pada kekudusan dan kesuciannya maka antar suami dan isteri atau
antar relasi tidak akan tumbuh rasa malu dan takut. Komunikasi yang harmonis pasti teralami dalam lingkungan kehidupan umat manusia yang bebas dari dosa. Rasa malu satu terhadap yang lain tumbuh ketika manusia melanggar perintah Allah sehingga mereka mengambil daun pohon ara dan membuat cawat (Kej 3:7) dan rasa takut kepada Tuhan Allah yang berjalan di dalam taman (Kej 3:9). Inilah dosa ketidak-taatan yang telah merusak hubungan antar suami-isteri, antara anggota keluarga dan hubungan manusia dan sesame dan juga hubungan manusia dengan Tuhan. Syukurlah Tuhan Yesus telah memperbaiki semua hubungan yang rusak ini. Persoalannya apakah kita dan keluarga kita mau mempertahankan persekutuan hidup kudus yang di anungerahkan Tuhan Yesus bagi kita ? Semoga kita dan keluarga kita mau berjuang dan bekerja sama dengan Yesus dalam mempertahankan persekutuan hidup yang kekal sampai Maranatha. Amin
Doa : Ya Bapa, ampunilah kami yang telah melakukan banyak dosa sehingga kami hidup dalam ketakutan dan ketidak-tenteraman. Kami bertekad untuk memulai hari ini kami hidup dalam kebenaran firman-Mu. Amin