Ketaatan Seorang Anak
Lukas 2:51
Ketaatan Yesus kepada orang tua-Nya ditunjukkan melalui kesiapan-Nya untuk pulang bersama dengan orang tuan-Nya, ke Nazaret, kampung halaman mereka. Ketaatan Yesus bukan hanya ketaatan manusiawi, seorang anak terhadap orangtua-Nya, tetapi ketaatan-Nya terhadap panggilan hidup sebagai manusia yang utuh. Sehingga Ia tetap hidup di bawah asuhan Yusuf dan Maria, sebagai orangtua.
Maria, ibunya adalah seorang yang bijak dan tulus hati, sehingga dia tidak menjadikan ketenaran anaknya sebagai kesempatan untuk menyombongkan diri atau juga meraih ketenaran dari kehebatan anaknya.
Hal ini hendak memberikan contoh kepada anak-anak dalam keluarga untuk belajar memenuhi kewajiban sebagai anak yakni mematuhi orang tua, tidak menjadi sombong, tidak punya sikap pandang enteng terhadap orang tua ataupun orang lain, sekalipun kita mungkin lebih kuat, lebih hebat, lebih pintar dari orang lain. Hendaknya tetap menjadi orang yang rendah hati, yang tahu dan mau melakukan hal-hal yang mendatangkan sukacita dan damai sejahtera bagi orang tua, juga orang lain di sekitar kita.
Sebagai orangtua, jangan menjadi sombong ketika anak-anak kita berhasil, tetapi tetap hidup rendah hati, menghargai orang lain dan bersyukur atas segala sesuatu yang Tuhan berikan. Amin.
Doa:Tuhan ajarkan kami anak-anak untuk patuh terhadap orangtua dan sebagai orangtua, kami dapat mengasihi anak-anak dengan tulus hati. Amin.