Diperhitungkan Oleh Allah
Roma 4:22-23
Kata Yunani “Logizesthai” berarti memperhitungkan atau diperhitungkan. Perbuatan memperhitungkan itu hanya ber-dasarkan kemauan bebas Tuhan yang memperhitungkan semata-mata. Tanggapan iman Abraham terhadap janji Allah menyebabkan Allah menyatakan bahwa Abraham berdiri benar di hadapan-Nya. Iman Abraham diperhitungkan sebagai kebe-naran atas kemauan Tuhan. Inilah anugerah Tuhan baginya.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, kata-kata ini, yaitu hal ini diperhitungkan kepadanya, tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita, bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Bersyukur dan berterima kasih seharusnya menjadi respon kita atas pembenaran yang diberikan Allah di dalam Yesus Kristus.
Allah tidak memperhitungkan kesalahan kita melainkan memperhitungkan iman kita. Konsep berpikir seperti ini yang harus kita bangun dalam kehidupan harmoni dengan sesama kita, siapapun dia tanpa memperhitungkan latar belakang suku, ras, agama dan status sosial.
Keluarga adalah tempat persemaian benih iman yang dibangun atas pemahaman bahwa Allah membenarkan kita karena iman. Dalam ruang keluarga harus kita bangun hidup saling mengasihi dan menghormati, yang akhirnya meluas pada dunia sebagai rumah kita bersama.
Upaya ini kita lakukan untuk meredam konflik yang memicu kekerasan dan intoleransi, di mana orang tidak melihat sesama sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Kalau Tuhan mem-perhitungkan kita bukan karena perbuatan baik kita seharusnya kita juga mensyukuri hidup ini dengan melakukan kebaikan Tuhan ini bagi sesama manusia dan alam ciptaan Tuhan, sebab “torang” samua adalah ciptaan Tuhan. Amin.
Doa: Terima kasih untuk anugerah-Mu yang telah memper-hitungkan kami oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Mampukan kami untuk menerima, mengasihi dan menghargai sesama atas pembenaran yang diberikan Tuhan bagi kami. Amin.