Sehati dan Saling Melayani
Kisah Para Rasul 2:46
Ratusan penonton bulu tangkis serentak bersorak. Kemudian mereka terdiam lagi dengan raut wajah tegang. Lalu mereka serentak bersorak lagi. Mereka berkumpul dan sehati, akan tetapi setelah pertandingan bubar, mereka tidak peduli satu dengan yang lainnya. Semua berdesak-desakkan menuju pintu keluar.
Berbeda dengan konteks jemaat mula-mula, di mana mereka sehati berkumpul di Bait Allah. Apa artinya sehati? Sering sehati diartikan secara sempit. Sehati cuma diartikan sesuka hati sendiri. Mengerjakan untuk kepentingan sendiri dan golongan tertentu. Sebenarnya sehati mempunyai arti yang lebih dalam. Sehati berarti seia sekata, bersatu hati, sejalan, dan sepakat baik dalam suka maupun duka. Jemaat mula-mula merupakan kumpulan orang yang bertekun dengan tulus hati, dalam ketulusan itulah tercermin sikap hidup yang saling melayani satu dengan yang lain. Jadi ibadah tidak dipahami sebatas seremonial melainkan berwujud juga pada tindakan hidup sehari-hari. Dalam kelompok semacam ini tidak ada “penonton”, semua adalah “pemain”. Mereka saling berbagi suka dan duka, mereka melayani dan dilayani, menghibur dan dihibur, mencukupi dan dicukupi.
Belajar dari bagian Alkitab ini, maka kita sebagai keluarga Kristen diingatkan untuk hidup sehati dan saling melayani. Hal ini harus terus kita pelihara mengingat praktek hidup keluarga sekarang nampak bersama namun masing-masing sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Contoh dalam satu keluarga yang berkumpul tapi sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Amin.
Doa: Ya Tuhan Yesus ajarkan kami untuk hidup sehati dan saling melayani satu dengan yang lain. Amin.