Solider dan Berempati dengan Orang Lain tanpa Kehilangan Jatidiri
1 Korintus 9:20-22
Hidup orang percaya berada di tengah-tengah orang-orang yang berbeda keyakinan, golongan gereja, suku/bangsa, bahasa, kedudukan/jabatan, pekerjaan, status sosial, dll yang sekilas dilihat rentan terhadap gesekan perbedaan bahkan perpecahan. Dalam lingkungan masyarakat seperti inilah realitas kehidupan kita yang suka atau tidak suka menjadi ladang pewartaan injil Kristus dan bagaimana kita menempatkan diri sebagai orang-orang yang diurapi dan diberkati Tuhan.
Rasul Paulus dalam bacaan hari ini melepaskan hak bebas untuk menjadi hamba bagi semua orang dan melepaskan hak kerasulan. Hal ini bukan berarti ia mau mengorbankan prinsip kekristenan (yaitu, Allah yang mencari manusia) ataupun ia berupaya untuk menyenangkan orang lain dengan maksud agar dihargai (Galatia 1:10) tapi ia menegaskan kesiapannya untuk menyesuaikan diri dengan keyakinan orang-orang yang ditolongnya tanpa kehilangan jati diri semangat melayani sebagai rasul.
Ketika orang percaya mau solider dan berempati dengan orang lain yang berbeda keberadaan sebagai bagian dari pewartaan injil dalam berbagai tugas dan tanggungjawab di semua lini kehidupan, maka bacaan hari ini kiranya dapat memotivasi dan menyemangati kita baik sebagai orang tua maupun anak-anak dalam keluarga dapat menjadi pewarta injil melalui cara bertutur, cara bersikap dan cara bertindak yang mencerminkan orang-orang yang berkati dan diurapi Tuhan. Amin.
Doa: Ya Tuhan, mohon pertolongan-Mu menyertai upaya-upaya manusiawi kami dalam pewartaan injil-Mu di tengah tugas dan tanggung jawab kehidupan yang dikaruniakan kepada kami. Amin.