Pembalasan adalah Hak Tuhan
Ibrani 10:30–31
Keluarga Kristen tidak pernah steril atau bebas dari persoalan. Salah paham sering terjadi antara suami isteri, orang tua dan anak serta antara kakak beradik. Hal ini terjadi karena tiap anggota keluarga memiliki karakter, sifat, kemauan dan cita-cita yang berbeda-beda. Salah paham sering berlanjut pada pertengkaran, adu mulut, bahkan dengan kekerasan fisik. Akibatnya ada yang tersakiti, menderita dan ingin membalas dengan lebih kejam lagi. Akhirnya ada yang saling menden-dam dan menunggu saat yang tepat untuk membalas perlakuan yang sudah diterimanya. Tak heran balas membalas sering menjadi salah satu “harta warisan” dalam keluarga turun temurun.
Bagian Alkitab yang kita baca ini, secara tegas menga-takan bahwa Tuhan sendiri telah berkata bahwa pembalasan adalah hak-Nya. Sekalipun orang percaya mengalami peno-lakan dan dianiaya, jangan menjadikan hal-hal itu sebagai alasan untuk membuat pembalasan. Tuhanlah yang akan menuntut balas kepada orang-orang yang melakukan apa yang jahat kepada umat-Nya. Dan kalau Tuhan yang hidup itu membalas, itu adalah suatu kengerian, karena bisa berujung pada pemberian hukuman mati.
Apa yang kita renungkan ini, kiranya menjadi per-ingatan yang keras buat kita, supaya janganlah kita membalas perlakuan yang tidak baik. Itu adalah hak Tuhan, karena Tuhan akan menghakimi sesuai perbuatan kita. Lebih baik, mari kita saling memaafkan jika ada yang salah supaya hidup kita diberkati-Nya. Amin.
Doa: Bapa di sorga, terima kasih untuk segala berkat yang Kau karuniakan bagi kami. Kami bertekat supaya tetap saling melayani, menolong dan saling memaafkan jika terjadi salah paham di antara kami. Tolonglah supaya kami tidak saling menghakimi, karena pembalasan adalah hak Tuhan. Amin.