Kasih Yang Bertumbuh
1 Korintus 13:11
Anugerah mutlak dari Tuhan kepada setiap orang ialah kasih. Proses dan efektifitas kasih itupun tidak terlepas dari pembelajaran hidup yang kita rasakan. Argumentasi Paulus tentang masa kanak-kanak dan dewasa, disampaikan dengan tingkatan yang berproses. Waktu kanak-kanak ia merasa, ia berkata dan ia berpikir seperti kanak-kanak, tetapi setelah dewasa maka sifat dan sikap itu harus ditinggalkan. Berarti sifat kanak-kanak itu tidak boleh dibawa terus sampai dewasa. Jikalau sudah dewasa, sementara masih berpikir kanak-kanak, pasti kita dicela dan dihina. Orang manado bilang: “so ta tua-tua, bapikir sama deng anak-anak,” mungkin positif dan lebih baik sebaliknya: “dia masih kecil mar dia pe pikiran so dewasa.”
Kasih menurut Paulus ialah meninggalkan sifat kasih yang prematur, kasih yang pura-pura, kasih yang terpaksa, kasih yang menuntut balas, kasih yang cuma di bibir saja. Ingat ada anjuran dalam firman Tuhan; I Yoh 3:18 “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi de-ngan perbuatan dan dalam kebenaran.” kasih harus diterapkan secara sungguh-sungguh, dengan tingkat kedewasaan yang bermutu.
Sebagai keluarga GMIM, kita mengenal kasih Tuhan yang utuh, tulus dan sempurna bagi umatNya. Respon kita adalah wujudkan itu dalam kehidupan bersama, dimana setiap anggota keluarga harus saling mengasihi, tidak ada kecurigaan, harus ada keterbukaan, harus punya pengertian dan tahu kewajiban. Jauhkan diri kita dari rasa iri, rasa curiga, rasa dendam, rasa sakit hati, rasa tersaingi dan seterusnya. Setiap keluarga kristen harus menjadi teladan dalam hal menerapkan kasih, karena masih ada juga yang tidak konsisten dengan kasih itu. Sehingga orang lain menyepelehkan identitas kita. Mari teladankan sifat dan sikap kasih yang murni, yang bersumber pada Kristus kepada orang lain dan kita sudah menjadi saksi-Nya. Amin.
Doa: Tuhan Yesus, ajarkan dan ingatkan kami selalu untuk berbuat kasih kepada siapapun juga. Biarkanlah kasih-Mu terus menaungi kehidupan keluarga kami. Amin.
