Solidaritas Kehambaan Dalam Penyaliban Yesus
Markus 15:20b-25
Setiap orang maupun kelompok di dunia dan bangsa ini, tidak boleh mementingkan diri sendiri atau kelompok sendiri. Melainkan harus solider dengan sesama apalagi hidup dalam penderitaan.
Tindakan solider menurut kesaksian penulis Injil Markus, yaitu ketika Yesus jatuh bangun dalam kelelahan dan sangat menderita saat memikul salib menuju bukit Golgota yang juga dinamakan Tempat Tengkorak. Beratnya tindasan atau tekanan salib yang dipikul Yesus mengundang solidaritas dari Simon orang Kirene, ayah Aleksander yang berasal dari Rufus. Meskipun pada mulanya ia dipaksa untuk memikul salib Yesus, namun bagaimanapun itu adalah tanda solidaritasnya yang kemudian rela menggantikan Yesus berjalan di jalan penyaliban, menuju bukit Golgota, tempat penyaliban Yesus, untuk menjalani puncak dari sengsara dan penderitaan-Nya. Solidaritas kehambaan Simon orang Kirene, mengambil bagian memikul beratnya salib, karena dosa umat manusia, sehingga ia rela menderita, beda dengan tindakan serdadu-serdadu Romawi yang bergembira ketika mengundi pakaian Yesus untuk menentukan bagian mana milik dari masing-masing.
Kitapun masing-masing sebagai anggota keluarga, tidak jarang menghancurkan dan mengecewakan hati Tuhan, melebihi tindakan para serdadu Romawi yang bergembira mencabik-cabik pakaian keagungan Yesus. Oleh sebab itu kita masing-masing memohon pengampunan dan pembaharuan dari Tuhan. Dengan demikian masing-masing kita boleh dilayakkan untuk solider atau mengambil bagian dalam kehambaan Yesus, untuk keselamatan sesama manusia yang tidak sepi mengalami tekanan beratnya beban kehidupan. Amin.
Doa: Ya Tuhan, kami mengakui bahwa kamilah yang membuat Engkau menderita sengsara dan tersalib di bukit Golgota. Berikanlah kami pengampunan dan pembaharuan, agar kami sekeluarga dilayakkan untuk solider, mengambil bagian dalam karya keselamatan-Mu, bagi sesama kami yang mengalami tekanan-tekanan dalam ke hidupan. Amin.
