Singkirkan Kebimbangan Dengan Memuliakan Allah

Roma 4:20-21

Kisah Abraham adalah warisan sejarah iman tentang janji dan anugerah Allah bagi orang percaya. Beriman tidak sekedar bertujuan untuk merasakan dan melihat keajaiban tapi juga untuk menyaksikan rahmat/kasih karunia Allah. Karena kasih karunia Allah itulah (magnet) kita beriman/berharap. Dengan iman bukan berarti hidup menjadi lebih mudah, dengan iman maka hidup dihadapkan pada tantangan yang berat, tetapi dengan iman itu  akan membuat kita semakin kuat dan kokoh. Salah kalau ada yang beranggapan dengan iman maka segala sesuatu menjadi gampang dan bebas dari hambatan. Tetapi iman justru menghadapkan kita pada ujian-ujian yang berat dan penderitaan (bnd. Kej 22).

Abraham menjadi teladan bagi keluarga dalam menjalani hidup. Ia tidak bimbang dan meragukan (Yun=diakrinesthai) kuasa Allah atas hidupnya,  oleh imannya ia diperkuat  dan memuliakan Allah. Kebimbangan adalah gambaran ketidak percayaan. Abraham tidak memberi ruang bagi kebimbangan itu, justru ia diperkuat oleh imannya. Kata meragukan menggambarkan perlawanan (batin) dan sikap kritis. Abraham mampu melalui pergulatan batin ini  sehingga ia memuliakan Allah. Memuliakan Allah adalah memberikan penghormatan besar, karena menerima dan mengandalkan Firman-Nya.

Sikap Abraham seperti ini harus kita jadikan pembiasaan (condition) untuk membangun karakter orang percaya yang memuliakan Allah dalam menghadapi terpaan badai kehidupan. Sebagai ganti  keluhan kita membangun keyakinan  dengan menghalau kebimbangan melalui pujian. Tidak mudah memang membudayakan sikap seperti ini. Namun itu satu-satunya pilihan yang terbaik di antara kemungkinan yang buruk. Amin.

Doa:Ya Tuhan, kami bersyukur untuk setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kami, mampukan kami untuk menyingkirkan kebimbangan dengan memuliakan Allah agar iman kami makin kuat menyemangati raga kami. Amin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top