Bahaya: Ketika Mendahulukan Hak
Lukas 15:11-12
Banyak orang terjebak pada meminta atau menuntut hak, daripada menjalani kewajibannya. Sikap ini seperti hidup yang menabur angin, dimana ujungnya menuai badai. Mengutamakan hak daripada kewajiban, sebagai bentuk mau menyenangkan diri, kelompok atau golongan sendiri, dengan mengabaikan kepentingan orang lain. Sikap ini sering mun-cul dari paham eksklusif, menganggap dirinya lebih penting dari orang atau kelompok lain. Ahli Taurat dan orang Farisi yang eksklusif dan merasa selalu paling benar tidak menyadari bahwa sifat si bungsu yang menuntut haknya dalam perum-pamaan ini adalah gambaran sifat mereka. Seakan harta di rumah bapa sebagian adalah milik mereka yang dapat dituntut kepemilikkan itu kapan saja diperlukan.
Si bungsu, bukan saja mengabaikan tradisi yang menuntut harta sebelum waktunya, tapi juga melanggar moral dalam rumah tangga, karena mau mendahului hak kakaknya. Akibatnya, si bungsu merana, jatuh miskin, dan tinggal di dekat kandang babi yang kotor.
Keluarga Kristen terpanggil untuk mendasarkan komuni-kasi sesama anggota keluarga dengan kasih yang penuh belas kasihan. Kasih yang demikian melahirkan sifat tidak memen-tingkan diri sendiri, rendah hati, tidak sombong dan suka menolong orang lain saat mengalami kesusahan. Amin.
Doa: Hentarlah kami ya Tuhan, agar kami tidak mendahulu-kan hak tetapi selalu hidup mendahulukan kewajiban sebagai-mana yang Tuhan ajarkan. Amin.