RHK Minggu, 22 Januari 2017

0
2013

Anak yang Bijak 

Amsal 13:1

Alo pi bli akang dulu minyak tanah, nanti mama kase akang doi Rp.1000. Mar Alo bilang: ’’Mama jo tu pi bli nanti kita kase akang doi Rp. 5000. Cerita sederhana ini mengingatkan kita bahwa pendidikan anak telah mengalami degradasi yang sangat besar. Gereja harus memikirkan fenomena ini sebagai sebuah ancaman bagi gereja masa depan. Bagaimana nantinya generasi yang akan mengantikan kita di 20 s/d 30 tahun depan, apakah mereka dapat menatalayani GMIM sebagaimana yang Tuhan harapkan. Ini tanggung jawab siapa?

GMIM dalam hal ini generasi kita sekarang, di aras manapun kita dipercaya untuk melayani haruslah menemukan kembali budaya mendidik anak yang bijak.Tentunya pendidikan ini harus di mulai dari dalam keluarga (informal) dan sekolah (formal). Amsal 22:6  mengatakan: Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Sejak zaman dulu, ketika kitab Amsal ini ditulis  ternyata pendidikan dalam keluarga sangat menentukan sikap dan karakter anak-anak. Didikan dan teladan orang tua telah berperan besar terhadap  kehidupan keluarga, persekutuan orang percaya bahkan kemajuan bangsa Israel.

Keadaan sekarang sangat memprihatinkan sebab ada begitu banyak pemuda dan remaja bahkan orang tua yang telah menjadi pencemooh “Hate speech” (ungkapan kebencian) di media sosial tanpa kontrol diri. Berbicara seenaknya, menghujat, menghina, menghakimi orang lain demi kepuasan diri dan kepentingan kelompok. Benarlah yang dikatakan orang bahwa internet telah membuat manusia semakin cepat kehilangan kesopanannya.

Doa:  Ya Tuhan ubahlah kami sebagai orang tua agar boleh menjadi teladan yang baik bagi anak anak kami. Sebagai anak-anak berikanlah kami telinga yang peka’ untuk mendengarkan didikan orang tua kami terlebih mendengar suara Tuhan agar kami boleh menjadi anak-anak yang berhasil dalam hidup ini. Amin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here