Status Sebagai Pokok Kesaksian
1 Korintus 9:2-3
Status sosial di dunia post modern menjadi incaran banyak orang, sebab hal tersebut dapat membuat seseorang diterima di dalam lingkungan sosialnya. Banyak orang telah memiliki status sesuai dengan talenta yang ada padanya, namun sedikit sekali yang hidup sesuai dengan status yang di milikinya. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup yang hanya mementingkan diri sendiri (Hedonisme), jika terjadi persaingan, persaingan itu menjurus kepada kepentingan pribadi semata yang ingin mengalahkan satu sama lain dan bukan untuk membangun satu kebersamaan dan persaudaraan.
Di Korintus terdapat suasana yang hampir sama dengan yang ada di zaman sekarang ini, dimana status Paulus sebagai rasul diragukan oleh lawan-lawannya. Karena itu Paulus menjawab keraguan itu dengan kalimat-kalimat pertanyaan tentang siapa dirinya. Pertanyaan-pertanyaan ini di satu sisi menegaskan kepada lawan-lawannya tentang statusnya sebagai rasul tetapi di sisi lain mengingatkan dirinya siapa sebenarnya dia. Sebab dengan demikian mengingatkan pada dirinya tanggung jawab yang di bebankan padanya oleh Yesus Kristus penyelamat hidupnya.
Sebagai keluarga dan anggota keluarga kita diarahkan oleh firman ini untuk selalu bertanya tentang siapa diri ini. Sebab dengan demikian, kita disadarkan akan status keluarga dan anggota keluarga di antara keluarga-keluarga orang beriman, sehingga tiap anggota keluarga dapat menempatkan dirinya di dalam keluarga menurut statusnya dan tercipta keluarga yang harmonis, ada damai dan sejahtera sebagaimana perintah Tuhan. Amin.
Doa: Tuhan Yesus, mampukan kami untuk memahami diri dan memposisikan diri untuk menjadi berkat di tengah keluarga, jemaat dan masyarakat. Amin.