Satu Bapa, Satu Keluarga
Maleakhi 2:10
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “bukankah” adalah kata tanya untuk mengukuhkan kebenaran yang digunakan pada awal kalimat. Maleakhi memakai kata tanya ini hendak mengukuhkan suatu kebenaran, bahwa bangsa Israel adalah satu Bapa yaitu Bapa Pencipta. Dalam konteks ini Maleakhi menegaskan betapa pentingnya nilai perjanjian Allah Pencipta itu dengan leluhur bangsa Israel. Perjanjian ini tidak boleh dikhianati. Sebab ketika bangsa Israel berkhianat, itu berarti mereka telah menajiskan perjanjian Allah dengan leluhur mereka (Abraham, Ishak dan Yakub). Sebagai satu Bapa itu berarti mereka bersaudara dan satu keluarga. Keluarga terdiri dari ayah, ibu, anak, menantu, dan cucu yang hidup bersama dan saling ketergantungan. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Keluarga adalah satu keturunan, satu rumpun.
Tidak salah jika dalam jemaat, berkembang kegiatan yang namanya rukun keluarga A atau rukun keluarga B dan seterusnya. Kegiatan rukun keluarga dilakukan sebagai upaya mengingatkan, agar setiap anggota keluarga saling mengenal, saling mengasihi (maleos-leosan), saling menyayangi (maupus-upusan), saling membantu (masawa-sawangan), saling meno-pang (matombo-tombolan), saling mendengar (malinga-lingaan) dan tetap bersatu (maesa-esaan). Dalam hal saling menopang, dan saling membantu apakah itu dalam hal pendidikan anak-anak, dalam hal mengembangkan usaha ekonomi, saling memo-tivasi untuk bekerja keras, dalam hal mengatasi permasalahan keluarga, dalam hal menghadapi duka cita maupun dalam hal suka cita.
Kerukunan keluarga salah satu tujuannya, untuk memperkenal-kan garis keturunan supaya meminimalisir perkawinan sedarah, meminimalisir perselisihan paham antara keturunan yang mungkin sudah tinggal di desa atau kampung yang berbeda dan mereka tidak saling mengenal lagi padahal setelah diselidiki mereka masih bersaudara. Menghindari segala bentuk pertikaian yang hanya memberikan kerugian seorang dengan yang lain, karena “Torang Samua Ciptaan Tuhan”. Amin.
Doa: Ya Tuhan, jauhkanlah keluarga kami dari prilaku yang saling berkhianat, tetapi biarkanlah kami ini kuat dalam janji setia. Di dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “bukankah” adalah kata tanya untuk mengukuhkan kebenaran yang digunakan pada awal kalimat. Maleakhi memakai kata tanya ini hendak mengukuhkan suatu kebenaran, bahwa bangsa Israel adalah satu Bapa yaitu Bapa Pencipta. Dalam konteks ini Maleakhi menegaskan betapa pentingnya nilai perjanjian Allah Pencipta itu dengan leluhur bangsa Israel. Perjanjian ini tidak boleh dikhianati. Sebab ketika bangsa Israel berkhianat, itu berarti mereka telah menajiskan perjanjian Allah dengan leluhur mereka (Abraham, Ishak dan Yakub). Sebagai satu Bapa itu berarti mereka bersaudara dan satu keluarga. Keluarga terdiri dari ayah, ibu, anak, menantu, dan cucu yang hidup bersama dan saling ketergantungan. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Keluarga adalah satu keturunan, satu rumpun.
Tidak salah jika dalam jemaat, berkembang kegiatan yang namanya rukun keluarga A atau rukun keluarga B dan seterusnya. Kegiatan rukun keluarga dilakukan sebagai upaya mengingatkan, agar setiap anggota keluarga saling mengenal, saling mengasihi (maleos-leosan), saling menyayangi (maupus-upusan), saling membantu (masawa-sawangan), saling meno-pang (matombo-tombolan), saling mendengar (malinga-lingaan) dan tetap bersatu (maesa-esaan). Dalam hal saling menopang, dan saling membantu apakah itu dalam hal pendidikan anak-anak, dalam hal mengembangkan usaha ekonomi, saling memo-tivasi untuk bekerja keras, dalam hal mengatasi permasalahan keluarga, dalam hal menghadapi duka cita maupun dalam hal suka cita.
Kerukunan keluarga salah satu tujuannya, untuk memperkenal-kan garis keturunan supaya meminimalisir perkawinan sedarah, meminimalisir perselisihan paham antara keturunan yang mungkin sudah tinggal di desa atau kampung yang berbeda dan mereka tidak saling mengenal lagi padahal setelah diselidiki mereka masih bersaudara. Menghindari segala bentuk pertikaian yang hanya memberikan kerugian seorang dengan yang lain, karena “Torang Samua Ciptaan Tuhan”. Amin.
Doa: Ya Tuhan, jauhkanlah keluarga kami dari prilaku yang saling berkhianat, tetapi biarkanlah kami ini kuat dalam janji setia. Di dalam nama Tuhan Yesus. Amin.