Bukan Untuk Manusia, Tapi Untuk Tuhan
1 Tawarikh 29:1
Manusia dalam kehidupan ini apapun status yang disan-dangnya senantiasa diperhadapkan dengan pilihan-pilihan. Dan ketika ia sudah menetapkan pilihannya maka ia melakukan ber-bagai upaya agar pilihannya dapat terwujud.
Dalam pembacaan Alkitab ini, kita mendengar perkataan raja Daud kepada Jemaah Israel. Bahwa meskipun dia sebagai raja atas bangsa Israel dan sekaligus sebagai kepala keluarga, na-mun dia tidak ditetapkan Allah untuk membangun Rumah Tuhan (Bait Allah). Sebab justru Allah memilih anaknya Salomo untuk melaksanakannya. Daud mengakui bahwa anaknya masih muda dan belum berpengalaman dihubungkan dengan peker-jaan besar. Persoalan inti di sini karena pembangunan Bait Suci bukan untuk manusia, melainkan untuk Tuhan Allah. Itulah juga nasehat Rasul Paulus kepada setiap keluarga di Jemaat di Efesus: “Apa–pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23).
Sebagai anggota dalam keluarga kita harus mengakui bahwa tidak jarang kita salah menetapkan pilihan dalam kehi-dupan ini, sebab masing-masing kita memilih jalan sendiri-sen-diri. Akibatnya tindakan kita salah sasaran, sebab menuju pada sasaran yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Amin.
Doa: Ya Tuhan Nahkoda kehidupan bahtera rumah tangga kami. Arahkanlah hidup, kerja dan kegiatan kami sehari-hari hanya untuk melakukan kehendak-Mu, sehingga bukanlah kehen-dak kami yang berlaku, melainkan kehendak-Mu saja yang terjadi. Amin.