Tidak Ada Golongan Yang Paling Utama
Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. – 1 Korintus 1:12
Ketika kita masuk dalam satu kelompok atau organisasi tertentu maka kita akan mempertimbangkan popularitas dari organisasi dimana kita akan bergabung. Dan popularitas itu akan sangat ditentukan oleh siapa-siapa yang telah menjadi anggota dari organisasi itu. Yang pasti ingin. menjadikan anggota kelompok itu sebagai yang terhebat atau yang paling utama. Seperti yang dialami oleh gereja di Korintus. Ada kelompok yang begitu mengidolakan Apolos karena kemampuannya berbicara di depan umum dan kehebatannya berdebat melawan orang-orang yang melawan injil (Kis 18:24).
Tanpa disadari dalam perjalanan gereja sekarang ini kita sering tergoda meniru gaya hidup seperti yang terjadi di Korintus. Di jemaat ada yang mengidolakan pendeta tertentu, pelayan khusus tertentu sehingga pada akhirnya pembicaraan pelayanan bukan berorientasi pada Kristus melainkan pada kepentingan-kepentingan pribadi bahkan kelebihan-kelebihan yang ada pada orang yang diidolakan. Karena itu Paulus menasihatkan jemaat “dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia sebaiknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri” (Filipi 2:). Sehingga hidupmu layak dihadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah (Kol 1:10). Tuhan menolong kita juga sebagai anggota keluarga untuk hidup dalam kebersamaan. Amin.
Doa : Ya Tuhan, sebagai warga Gereja kadang kami begitu bangga dengan popularitas yang ada pada kami, membuat kami menjadi sombong dan angkuh serta menganggap kami-lah yang utama. Berikanlah kami hati sebagai hamba agar kami mampu merendahkan diri. Amin.