Tuhan Berpihak pada Orang Benar dan Menghukum Orang Fasik
Kejadian 18:23-25
Judul ini amat kontroversi, sebagaimana Abraham menyandingkan untuk kiranya Tuhan mempertimbangkan pelenyapan orang-orang benar bersama-sama dengan orang –orang fasik. Dengan bahasa lain perlukah orang benar menderita bersama dengan orang fasik? Peribahasa “nila setitik merusak susu sebelanga” cocok dengan keadaan ini. Argumentasi inilah yang diungkapkan Abraham dalam doa syafaatnya. Kasihnya menyebabkan ia memberanikan dirinya memohon kepada Tuhan. Bahkan karena kasihnya pada sesamanya di Sodom, yang dalamnya ada Lot keponakannya, ia memohon Tuhan tidak membunuh orang-orang benar bersama dengan orang–orang fasik. Abraham menuntut Tuhan Allah sebagai Hakim menghukum secara adil.
Tentu kita tidak mau dihukum Allah, pilihan terhadap pertanyaan yang kontroversi dari judul perenungan kita hari ini adalah apakah kita di kumpulan orang fasik atau orang benar. Akhir Agustus media dihebohkan dengan seorang pria yang mengaku sebagai “tuhan”, ia mendoktrinasi beberapa penduduk di Sukabumi dan sekitarnya, ironinya masyarakat yang katanya terhipnotis dengan ajarannya ini. Ia menyuruh membakar kitab suci dan menyembah matahari, akhirnya ia diciduk polisi dengan pasal penistaan agama.
Kejadian ini menyatakan bahwa jaman ini banyak sekali tawaran yang mengarahkan kita kepada kefasikan. Oleh karena itu teguhlah dalam iman dan kebenaran dalam Yesus Kristus, agar kita terhindar dari penghukuman-Nya. Yang pasti Dia akan menghukum dengan adil. Keadilan Tuhan bekerja dan dialami melalui orang-orang beriman. Amin.
Doa: Tuhan Allah nyatakanlah keberpihakkan-Mu kepada orang-orang benar. Karena itu tunjukanlah selalu bagi kami jalan kebenaran menapaki keseharian hidup ini. Amin.