Pemberian yang Diterima
2 Korintus 8:12
Setiap orang ingin menerima pemberian dari orang lain. Tak heran kita sering bergurau untuk mendapat “oleh-oleh” atau hadiah, apakah dari orang yang pulang dari bepergian dari tempat yang jauh atau sesuatu yang kita harapkan di hari ulang tahun. Walaupun demikian, perasaan kita akan terasa lain, jikaorang yang memberi kepada karena terpaksa. Bukannya senang, malah akan sedih, kecewa dan marah sekalipun pemberiannya adalah sesuatu yang mahal harganya.
Paulus ketika memberi bimbingan kepada jemaat di Korintus, selain mengajar mereka bagaimana motivasi untuk memberi, tapi juga bagaimana memperhitungkan perasaan orang yang menerima pemberian mereka. Memberi itu harus didasarkan kerelaan, dengan demikian pemberian mereka akan diterima. Artinya, orang akan menerima pemberian mereka, jika dilakukan dengan tulus ikhlas, tidak dengan terpaksa apalagi memberikan sesuatu yang bukan dari apa yang ada pada mereka.
Bagian Alkitab ini mengajar kita supaya, walaupun kita suka menerima sesuatu pemberian, haruslah juga memiliki sikap yang kritis, tidak asal menerima.Kita harus tahu motivasi orang memberi dan harus tahu sesuatu yang diberikannya berasal dari sumber yang benar atau tidak. Apakah sesuatu yang kita terima itu, benar-benar miliknya sesuai dengan yang ada padanya, atau sesuatu yang bukan miliknya, bahkan jangan-jangan berasal dari tindakan kejahatan, misalnya hasil korupsi atau barang curian. Dengan demikian, kalau kita menerima sesuatu atau untuk mencukupkan kebutuhan sehari-hari, pastikan berasal dari atau dengan cara yang terpuji. Amin.
Doa: Kami memuliakan Engkau ya Bapa di Sorga sumber hidup dan berkat kami. Semua kami merindukan mendapatkan sesuatu termasuk untuk mencukupkan kebutuhan hidup kami, walaupun demikian tolonglah kami untuk mendapatkannya dengan cara yang benar sesuai kehendak-Mu. Amin.