Membaharui Diri Sebagai Cara Memperoleh Kesejahteraan
Matius 1:8-10
Yosafat, raja keempat di Yehuda (I Raja-raja 22:41-51) dalam pemerintahannya, Israel mengalami suasana yang membahagiakan karena melakukan pembaruan sosial tata pengadilan dan memperkuat angkatan bersenjata. Uzia dipanggil juga Azarya raja kesepuluh di Yehuda (2 Raja-raja 15:1-7), mengalahkan orang Filistin, Arab dan Amon, memajukan pertanian dan memantapkan keamanan negara (2 Tawarikh 26:16-21). Yotam raja ke duabelas di Yehuda (2 Raja-raja 15:5) dikenal sebagai raja yang takut akan Allah, membangun pintu gerbang yang tinggi untuk Bait Suci, memperluas wilayah kerajaan Yehuda (2 Tawarikh 27:3-6). Hizkia raja ke tigabelas di Yehuda (2 Raja-raja 18-20) terkenal kuat dan secara internasional diakui bijaksana, memperkuat dan mengatur persediaan air di Yerusalem, menghancurkan tempat kebaktian di bukit-bukit dan tugu peringatan Asyera. Yosia raja Yehuda ke enambelas (2 Raja-ra 21:24) dikenal sebagai raja paling saleh dan melakukan pembaruan dibidang agama seperti menyingkirkan simbol-simbol arca dewa-dewa dalam Kenisah dan memusatkan ibadah di Yerusalem.
Peranan raja-raja dalam bacaan ini seperti: Saleh (takut akan Tuhan), pengadilan yang jujur dan adil, keamanan, kebutuhan pokok (makanan dan minuman), membaharui sistim keagamanan dari politeisme (banyak illah) menjadi monoteisme (penyembahan kepada Allah saja), menjadi contoh bagaimana menjadi ayah, ibu, anak dan pemimpin yang saleh dalam melakukan pembaruan hidup sehingga kesejahteraan selalu dianugerahkan Tuhan. Amin.
Doa: Ya Tuhan, kami mau menjadi keluarga yang selalu membaharui diri tetapi juga dapat membaharui orang lain dimanapun kami berada. Amin.