Dukacita Berubah Menjadi Sukacita
Zakaria 8 : 18 – 19
Puasa (lbr, tsom, Arab, Saum) selain perlu memperhatikan waktu, tidak makan, tidak bersetubuh, kesempatan untuk menghadap Allah, juga berkaitan dengan makan makanan yang tertentu (sederhana). Tetapi puasa juga untuk mengendalikan daging kita (meyangkut disiplin diri, walaupun berbeda untuk setiap orang) persiapan meditasi (merenungkan soal-soal Tuhan, Gereja, Teologi, Dogma) dan memohon ampun lewat puasa lebih dahulu). Perikop ini mu mengungkapkan tentang makna pemulihan dan pemeliharaan Allah atas umat-Nya,
sehingga bentuk-bentuk perendahan diri tidak sebanding dengan besarnya kasih setia Tuhan yang mendamaikan dan memperbarui umat Tuhan (band. Amsal 10:12; 1 Pet 4:8, “Kasih menutupi banyak sekali dosa/pelanggaran”). Karena itu, kita yang telah dimerdekakan Allah di dalam Kristus, dipanggil untuk senantiasa bersukacita di dalam Tuhan (Fil 4:4) Kristus menjadi yang utama, sehingga yang lain-lain menjadi kurang penting. Namun sebagai pribadi dan keluarga, kita tetap di panggil untuk mencintai kebenaran dan berusaha hidup damai dengan semua orang artinya, mari kita berupaya untuk selalu bisa menjadi berkat bagi sesama sebagai wujud kedengaran-kedengaran kita kepada Allah. Amin
Doa : Bapa yang penuh kasih, tiliklah kami anak-anak-Mu yang telah Engkau selamatkan. Tuntunlah kami senantiasa di jalan-Mu, agar kami tidak muda terpelecok dan jatuh. Kami mohon dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus. Amin