Bertobat untuk Membawa Syalom
Lukas 22:62
Tangisan seseorang ataupun banyak orang, tentu memiliki arti tersendiri sesuai situasi yang dialami. Ada yang menangis, bukan karena sedih tapi gembira sebab mendapat sesuatu (uang, jabatan, sembuh dari sakit, selamat dari bahaya, dll) yang tidak diduga sebelumnya. Sebaliknya ada yang menangis dengan sedih sebab disiksa, didera, dirugikan, ditinggal oleh orang yang terkasih, dll.
Lain halnya dengan Petrus, ia telah disadarkan oleh pandangan Tuhan Yesus, akibatnya ia pergi keluar dan mena-ngis dengan sedihnya. Petrus memisahkan diri atau membebas-kan diri dari kumpulan orang banyak yang penuh emosi dan bermaksud jahat kepada Yesus. Satu pandangan dari Yesus mencairkan hatinya sehingga tangisan dan air matanya menjadi air mata kudus yang meratapi dosanya. Ia telah sadar dan menyesali dirinya dari keberdosaan serta mau ditobatkan oleh Tuhan. Inilah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan padanya untuk bertobat. Sikap Petrus ini dapat diibaratkan seperti lilin yang baru saja padam dan kemudian sebuah nyala kecil menghidupkannya kembali. Benih Illahi yang sebelumnya telah mati oleh penyangkalan Petrus, sekarang telah tumbuh kembali dalam dirinya. Oleh karena anugerah llahi (sola gratia) yang mengiringi padangan Yesus sehingga membawa Petrus disadarkan dan dibimbing pada kebenaran, sebab Tuhan Yesus punya rencana indah baginya untuk menjadi rasul-Nya untuk mendirikan jemaat Tuhan di dunia (Matius 16:18).
Sebagai keluarga Kristen kita dibimbing oleh firman Tuhan, supaya sadar dan menyesali dosa yang telah dilakukan. Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita untuk mengakui dan bertobat dari tindakan-tindakan yang salah sebagai suami, isteri dan anak. Percayalah bahwa Tuhan Yesus punya rencana yang indah bagi kita untuk membawa syalom kepada semua orang. Amin.
Doa: Ya Tuhan, sadarkanlah kami ketika melakukan kesalahan dan dosa dan pakailah kami sebagai kawan sekerja-Mu membawa syalom bagi semua orang. Amin.