Teguran yang Menyelamatkan
2 Tesalonika 3:15
Pada renungan kemarin dikatakan jangan bergaul dengan orang pemalas (menolak ajaran Paulus), namun jemaat tidak boleh memusuhi dan memperlakukan mereka dengan kasar. Sebab, seseorang jika dimusuhi akan sulit baginya untuk mawas diri dan berbalik. Orang yang bersalah itu harus ditegur tanpa rasa benci, ditegur sebagai saudara.
Paulus ingin supaya jemaat melihat para pemalas itu seperti cara dia sendiri memandang mereka. Walaupun tidak taat tetapi mereka itu tetaplah seorang saudara, bukan musuh. Sangat jelas bahwa kalimat “menjauhkan diri dari… (ayat 6)” dan “tidak bergaul dengan mereka (ayat 14)” bertujuan supaya para pemalas yang tidak taat ini tidak mempengaruhi saudara-saudara yang lain. “Jangan anggap dia sebagai musuh …”. Gereja Kristus adalah satu rumah tangga besar. Kadangkala ada salah satu anak dalam keluarga yang tidak langsung menerima nasihat orang tua/menolak. Tentu saja bukan berarti ia harus disingkirkan melainkan baik sebagai orang tua maupun anak tetap menganggap dia sebagai bagian dari keluarga. Anak yang hilang seperti diceriterakan dalam injil Lukas tetap menjadi anak sang Bapa, demikianlah juga Allah Bapa di surga akan tetap mencari dan mengakui anak jika ada anak-anak-Nya yang hilang.
Kepada kita sebagai keluarga Kristen diajar untuk saling menegur/manasihati jika ada yang malas bekerja, tidak tertib hidupnya apalagi menolak firmanTuhan. Berusahalah untuk mengajak dan menggembalakannya supaya sadar dan bertobat. Demikian juga dalam hidup di tengah jemaat supaya kita saling menegur, sebab ada firman: “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi” (Amsal 27:5). Amin.
Doa: Tuhan Yesus, anugerahkan selalu Roh dan hikmat-Mu kepada kami, supaya mampu menegur dan ditegur bila kami melanggar firman-Mu. Tolonglah keluarga kami, untuk tetap setia pada firman-Mu yang selalu menegur kami untuk hidup dalam anugerah selamat-Mu. Amin.