Soli Deo Gloria
Matius 5:16
Ada seorang ahli musik yang dikenal dunia, namanya Johann Sebastian Bach. Ia lahir di Eisenach, Jerman, pada 12 Maret 1685 dan meninggal pada 28 Juli 1750 dalam usia 65 tahun. Dalam setiap karangan lagunya baik lagu-lagu gerejawi, lagu-lagu hiburan untuk pangeran, lagu-lagu cinta untuk istrinya, ia selalu menuliskan kata S.D.G a tau Soli Deo Gloria= segala kemuliaan hanya bagi Allah. Artinya apapun yang ia buat tennasuk dalam mendpta lagu, semuanya dia lakukan untuk memuliakan Bapa di sorga. Hidupnya hanya mau dia persembahkan untuk menyenangkan Tuhan. Salah satu lagunya yang kita kenal ada dalam buku kidung jemaat No. 232 “Hai Umat Nyanyilah”. Di akhir hidupnya Bach menjadi buta, tapi apakah ia putus asa dan berhenti menciptakan lagu? Ternyata tidak. Walalupun ia buta tapi dengan bantuan istrinya, ia tetap mencipatakan lagu, yang tentunya tetap bertuliskan: .S.D.G.
Bagaimana dengan kita? Apakah hidup ini kita mau persembahkan untuk Tuhan? Sehingga apapun yang kita lakukan kita sadar bahwa itu untuk memuliakan Tuhan, bukan memuliakan kita? Awas! Jangan sombong dan angkuh. Kalau kita mau menjadi garam dan terang, maka kita harus menjadi keluarga yang selalu rendah hati di depan orang dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. lngat, kita menjadi garam dan terang supaya orang “melihat perbuatanmu” dan bukan melihatmu dan supaya orang “memuliakan Bapamu” bukan memuliakanmu. Amin.
Doa : Tuhan Yesus, ampuni kalau kami mencuri kemuliaanMu. Sadarkanlah kami bahwa tanpa Yesus kami tidak ada apa-apanya. Pakailah kami untuk menjadi alat dimana kemuliaan-Mu dinyatakan bagi banyak orang, teristimewa bagi mereka yang sang at membutuhkannya. A min.