RHK Selasa, 26 Agustus 2014

0
1064

Harta Kekayaan Berasal dari Allah

Ayub 31:25 (dan 28)

 

Zaman sekarang banyak orang yang sering membanggakan apa saja yang menjadi miliknya. Tidak terkecuali, semua orang akan selalu merasa bangga ketika ia mampu dan telah melakukan banyak hal yang pada akhirnya bisa merubah status kehidupannya. Disebut sebagai ”orang kaya” memang enak didengar tetapi sudahkah kita mengintrospeksi diri apakah sebutan itu layak untuk kita terima. Sayangnya dalam realitas yang ada, ada yang sudah menjadi kaya tetapi memiliki latar belakang kehidupan yang tidak sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan Allah. Ayub dengan kesalehan yang ditunjukkannya ini memberi teguran bagi kita bahwa pada dasarnya kehidupan kita berpusat pada Allah, harta kekayaan yang kita miliki adalah dari Allah. Kita boleh berusaha, bekerja melakukan perbuatan-perbuatan yang menghasilkan kekayaan tapi janganlah kita lupa bahwa secara pribadi dan keluarga, kita semua adalah milik Tuhan.

Pembelaan diri yang ditunjukkan oleh Ayub merupakan suatu teguran bagi kita untuk lebih menyadari bahwa sesungguhnya kerja keras yang kita lakukan itulah bentuk reaksi iman kita atas anugerah yang Tuhan berikan kepada kita. Kita boleh bersukacita tapi bukan karena kekuatan kita semata melainkan karena ada Tuhan di balik segala pekerjaan kita. Amin.

 

 

Doa: Ya Tuhan, sadarkanlah kami untuk tidak menyombongkan diri dengan membentuk pola pikir seolah-olah apa yang kami miliki adalah usaha kami semata-mata. Ajarkan kami bersyukur untuk setiap keberhasilan yang dimiliki adalah berasal dari Engkau. Amin.